Berpisah itu sulit

3.2K 303 8
                                    

Pagi ini Bandara sudah dipenuhi para pencari berita. Kepergianku pagi ini menuju China untuk memulai shooting YWY sudah didengar oleh media. Kegiatan shooting kali pertama ini akan diadakan selama 3 hari. Jadwal shooting yang sangat padat sudah ada didepan mata.

Flashback

"Lisa-ya.. kau harus jaga kesehatan, aku tidak bisa membayangkan kau harus shooting sampai jam 3 pagi disetiap harinya. Mereka memang benar-benar tidak mau rugi!" Rose masih saja mengomel tentang jadwalku pagi ini. Aku sengaja tidur di dorm dari semalam karena kami sepakat ingin menghibur jennie Unnie yang sedang bersedih. Hubungannya dengan Kai Oppa ternyata benar-benar harus berakhir. Kami disini bertugas sebagai sahabat dan keluarga yang harus mendampingi member kami yang sedang merasa kesusahan atau kesedihan, seperti saat ini.

"Doakan aku sehat,hem? Kau tau aku orang yang kuat kan?" Aku kembali meyakinkannya.

"Ya, aku tahu. Kau memang selalu yang terbaik."

"Kita yang terbaik." Balasku.

"Hehe.. ya, memang kita semua yang terbaik." Kikik rose dan tak lama Jisoo unnie menghadiahi pukulan lembut di kepalanya, kami tertawa bersama.

Flashback off

"Oppa. Aku sudah checkin, sebentar lagi akan masuk pesawat. Oppa sudah sarapan?"

"Syukurlah. Usahakan langsung tidur saat pesawat sudah takeoff. Kau butuh banyak tenaga,hem?"

"Ne. Aku akan langsung tidur ketika pantatku sampai dikursi pesawat,kkkkk"

"Lisa-ya.. Oppa serius!"

"Ne, Oppa. Kau belum menjawab pertanyaanku, Oppa sudah sarapan?"

"Hem, Oppa sudah minum susu tadi. Cake yang semalam kau bawa kan?"

"Hanya susu? Makanlah Oppa.. di kulkas kemarin sudah aku isi penuh dengan berbagai macam makanan, kau cukup memanaskannya di microwave."

"Ya, nanti Oppa makan. Cake?"

"Ne, cakenya sudah aku bawa, rencananya setelah di pesawat akan kumakan, tapi Oppa menyuruhku untuk tidur, jadi mungkin nanti saat di hotel aku akan memakannya."

"Makan dulu, baru tidur. Jangan selalu biasakan perut kosong."

"Hmm.. seperti yang bicara tidak saja.."

"Aku makan. Oppa akan makan. Begitu juga denganmu."

"Ne, Oppa. Oh ya Oppa, 3 hari ini mungkin aku akan sulit untuk kirim pesan atau telepon, Oppa sudah lihat jadwalku kan?"

"Ne, Oppa sudah komplain ke Hyunsuk hyung. Bagaimana bisa dia menyetujui jadwal kerja rodi seperti itu!"

"Oppa.. jangan seperti itu, aku tidak enak dengan Sajangnim. Aku tidak mau dia berpikir aku manja dan memanfaatkan Oppa untuk kepentinganku."

"Siapa yang berani berpikir begitu? Suruh bicara langsung dengan Oppa. Lisa-ya, kau bisa meraih semua ini atas kerja kerasmu, tidak ada sangkut pautnya dengan Oppa."

"Ne, tapi Oppa tetap saja ada andil di semua kesuksesanku sekarang, hem?"

"Oppa hanya membantu membuka jalan. Tapi selebihnya memang karena kau mampu sayang."

Aku terdiam sejenak. Jiyong Oppa bilang apa tadi? Sayang? Ya tuhan.. setiap ia mengucapkan kata sakral itu entah kenapa perutku otomatis melilit tidak jelas.

"Ne, Oppa. Oppa, sepertinya aku harus masuk ke pesawat sekarang. Nanti aku kabari lagi jika sudah sampai hotel."

"Ne. Hati-hati. Jangan lupa makan dan setelahnya langsung tidur,hem?"

Strawberries and CigarettesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang