Saranghae

2.7K 289 18
                                    


Keheningan di dalam studio masih terasa hingga Soonho Oppa datang bergabung. Obrolan-obrolan hangat antara Soonho Oppa, Jiyong Oppa dan terkadang diselingi oleh Teddy Oppa membuat atmosfir di ruangan ini sedikit demi sedikit membaik.

Aku sebenarnya tahu kalau malam ini Jiyong Oppa akan datang ke studio TBL. Aku tahu ia sengaja meninggalkan pekerjaannya di studio PMO hanya untuk bisa menemuiku disini.

Namun, saat ini aku sedang dalam mode tarik-ulur. Ya, menurut arahan dari para Unnie-ku, aku harus bisa memainkan peran sebagai wanita yang memegang kendali. Aku boleh jatuh cinta setengah mati kepadanya, namun aku tidak boleh jadi bodoh dan akhirnya mati karena cinta.

Sejak rencana kami 2 minggu yang lalu, aku mulai berani menolak ajakan Jiyong Oppa. Tidak mengangkat panggilan teleponnya, bahkan pernah hanya membaca isi pesan darinya dan tanpa membalasnya. Aku hanya akan beralasan sibuk atau hal lainnya.

Hingga saat ini yang kurasa, Jiyong Oppa tidak pernah mengeluh akan tingkahku itu. Ia masih terlihat sabar dan mengerti akan semua alasan yang kuberikan. Jujur, menjaga jarak sesuai rencana Unnie-ku membuatku tak berdaya. Diluar kesibukan individu dan grup, waktu yang kami miliki untuk bersama pun sudah sangat minim, dan sekarang harus ditambah dengan drama ini. Hah, ini begitu menyiksaku.

Flashback

Jiyong Oppa
Berangkat jam berapa ke TBL? Tunggu Oppa sebentar lagi bisa?"

Lalisa
Aku akan berangkat bersama Jisoo Unnie. Oppa konsentrasi dengan pekerjaan Oppa saja. Nanti akan aku kabari lagi.

Jiyong Oppa
Bagaimana aku bisa berkonsentrasi jika sudah 2 minggu ini kita tidak bertemu? Kau sangat sibuk😔

Lalisa
Mian, Oppa. Aku akan kabari Oppa jika waktuku sudah luang.

Jiyong Oppa
Baiklah, setelah pekerjaan di studio selesai, Oppa akan menyusul kesana.

Lalisa
Baiklah, Oppa.

Flashback Off

Sudah 2 minggu kami tidak bertemu. Ini rekor baru bagi kami. Sebelumnya kami hanya tahan selama 1 minggu untuk berjauhan, namun lihatlah sekarang. Jiyong Oppa bukan hanya sekali atau dua kali merengek ingin bertemu denganku. Bahkan minggu lalu ia sampai akan menyusulku ketempat shooting YWY di salah satu gedung penyiaran di Seoul. Untungnya hal gila itu urung ia lakukan, selain memang karena kondisi stasiun TV itu adalah sarang dari pencari berita, ia pun harus pergi ke sebuah peresmian sebuah brand pakaian milik salah satu temannya, ya- salah satu teman wanitanya.

Aku sempat kecewa kala itu, bagaimana bisa ia bilang merindukanku tapi akan dengan mudah pergi kearah lain disaat teman-temannya memanggil? Aku bukan ingin selalu di prioritaskan, namun terkadang dadaku seperti dicubit jika harus mendengar ceritanya tentang teman-teman wanitanya itu, bagaimana kerennya mereka, bagaimana hebatnya mereka dan semua hal yang mungkin menurut Jiyong Oppa wajar untuk diceritakan padaku, namun sangat tidak nyaman di telingaku.

Saat ini Jiyong Oppa memilih duduk dikursi berroda yang posisinya cukup jauh dari jangkauanku. Saat masuk studio tadi, ia sempat menyapa kami semua dan memandangku lebih lama sebelum akhirnya menjatuhkan jemarinya untuk menyentuh kepalaku dengan lembut.

"Jiyong Oppa, bolehkan aku melakukan Live IG disini sekarang?"

"Untuk apa Live IG?" Jiyong Oppa menjawab dengan nada yang kurang enak didengar.

Strawberries and CigarettesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang