Still

2.6K 257 43
                                    

Jadwal Promo Blackpink di kancah internasional dan kegiatan Promo individual benar-benar berhasil menguras energi dan pikiranku. Kerja keras bagai kuda menjadi pelarianku untuk bisa mengenyampingkannya, karena kalau untuk melupakan rasanya aku pun tak sanggup.

Unnideul dan semua orang di sekitar kami pun nampaknya tahu bagaimana harus bersikap mengenai hubunganku dan Jiyong Oppa. Bahkan, Dara Unnie sekarang cukup akrab denganku. Bukan, bukan karena ia berbahagia karena kandasnya hubungan kami, Namun murni karena ia mau mengenalku lebih dekat dan berdamai dengan masa lalunya.


"Kau tahu ini pasti akan terjadi. Inilah yang selalu diributkan Sajangnim!"


"Lalu apa yang harus kulakukan? Sajangnim masih diam tidak memberi jawaban tentang langkah apa yang akan dia ambil. Atau aku langsung saja hubungi reporter itu? Berapa biasanya mereka minta bayaran, Oppa?" Tanya Rose ke Teddy Oppa yang terlihat kurang tertarik dengan topik obrolan kali ini.


Teddy Oppa dan aku kembali berpandangan mendengar Rose kembali berceloteh, ini sudah hampir satu jam yang lalu dan belum ada tanda-tanda ia akan mereda.


"Chaeng-ah, tenanglah. Semakin kau panik, otakmu pun tidak bisa kau gunakan dengan baik."


"Yak! Lalisa! Kau tidak tahu, bagaimana foto-foto itu bisa kapan saja tersebar? Untukku mungkin tidak masalah, nama Grup kita sudah kuat di mata dunia, dan Fans luar pasti akan tetap mendukungku! Tapi tidak dengan dia! Karirnya bisa terancam hanya karena skandal kami ini!"


"Kau terlalu meremehkan Vince. Ia lelaki dewasa, Fans-nya pun kurasa tidak akan keberatan dengan hubungan kalian."


"Bagaimana kau bisa yakin? Pengaruh dan nama Vince tidak sebesar Jiyong Oppa, mungkin mudah bagi Jiyong Oppa menghandle skandal seperti ini, tapi aku tidak yakin dengan Vince. Kau tahu bukan, bagaimana Fanatik dan toxic-nya Fans disini?"


"Baiklah, maafkan aku. Lanjutkan apa yang mau kau lakukan kalau begitu." Aku bangkit dari duduk santaiku, melangkah keluar dari Studio TBL untuk sekedar mencari udara segar.



Entah sampai kapan aku akan terus merasa seperti ini, hanya sekedar mendengar namanya saja sudah membuatku tidak karuan. Kegagalan move-on, kalau kata Mino Oppa.






Flashback


"Sampai kapan kau akan seperti ini, Hah? Kalau masih cinta, jangan terlalu banyak gengsi!"


"Diamlah, Oppa."


"Eh? berani sekali kau! Datang kerumahku pagi-pagi di hari liburmu, Kukira karena kau merindukanku, Tapi apa? Kau hanya butuh tempat yang leluasa, -tanpa diketahui orang lain tentang hobby baru-mu ini. Menyebalkan sekali!"



"Aku sudah membawakanmu Oleh-oleh dan sarapan kalau kau lupa, Oppa. Sebaiknya kau pergi saja dibanding terus menganggu konsentrasiku."


"Ya..Ya..Ya.. Konsentrasi saja terus dalam stalking mantan terindahmu. -Kau lihat foto yang ini, kenapa Hyung semakin terlihat keren ya? Padahal hanya menggunakan Kaos oblong dan masker hitam, memang pesonanya bisa membuat semua wanita tergila-gila...-Aaw!! Wae..?! Kenapa kau memukul kepalaku? Aisssh, Adik tidak tahu diri!"


"Kau lihat ini, Song Mino? Asbak Rokokmu ini akan melayang ke kepalamu kalau kau masih mengangguku!"


"Waaah... Daebak! Siapa pemilik rumah ini sebenarnya? Pantas saja Loren akhirnya menyerah mengejarmu, kau begitu menakutkan."


"Oppa...!!"


"Kau harusnya kembali saja dengan Ji Hyung, kau pun sudah tahu kebenarannya, kan? Pria mana yang kuat jika diberi obat perangsang dan di rayu wanita seksi sekaligus? Ji Hyung sudah hebat karena masih bisa menahan untuk tidak menyentuhnya, kalau saja-"


Strawberries and CigarettesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang