Sakit sendiri

2.4K 267 16
                                    

"Lisa-ya, kau yakin? Project ini akan menghabiskan cukup banyak waktumu di Paris daripada di Korea." Sajangnim menatapku serius.

"Hem, Sajangnim. Satu bulan ini Blackpink pun sedang break istirahat dan selama tidak mengganggu kegiatan Grup, aku tidak masalah harus pulang pergi bahkan menetap sementara di Paris."

"Kau bukan sedang menghindari masalah disini, kan? Karena kalau iya, aku tidak akan mengijinkannya. Ini kontrak eksklusif kita terbaru dengan LV, aku tidak ingin membuat mereka kecewa." Tukasnya.

"Ne, walaupun ada hal itu yang mendasariku mengambil tawaran ini, tapi aku yakin Sajangnim mengenalku dengan baik. Aku tidak akan mencampur adukan masalah pribadi dengan pekerjaan. Jadi, kumohon ijinkan aku untuk mengambil tawaran ini."

"Baiklah. Aku selalu percaya padamu. Kau akan dihubungi oleh tim jika semua berkas keberangkatan dan akomodasi selama kau disana sudah rampung di urus. kemungkinan minggu depan kau berangkat. Bagaimana?"

"Cool, minggu depan. Kalau begitu aku permisi."

Meninggalkan ruang Sajangnim dan bergegas ke cafetaria dimana semua unnieku sudah menunggu. Perutku sudah keroncongan dan tidak sabar untuk bisa menikmati gamjatang yang menjadi menu hari ini.

Kami sudah duduk manis di hadapan beberapa macam makanan yang siap kami santap. "Jadi minggu depan kau sudah berangkat ke Paris?"

"Hem, itu yang dikatakan Sajangnim."

"Dan Brand Fashion milikmu akan berkolaborasi dengan LV? Daebak! Itu sebuah kesempatan emas!" Jisoo Unnie berbicara dengan penuh semangat.

"Karena itu, aku tidak mungkin menolak tawarannya. Kerjasama ini akan menjadi pembuka jalan untuk Brand Fashion milikku agar bisa lebih dikenal di dunia."

"Dan untuk meninggalkan masalah yang membelitmu akhir-akhir ini? Lisa-ya, aku tidak membela Jiyong Oppa, namun ada baiknya selesaikan dulu masalah kalian sebelum kau pergi." Jennie Unnie menatapku sendu.

Moodku untuk makan seketika hilang jika sudah menyinggung hal ini. "Kita sudah membahas ini, Unnie. Aku masih membutuhkan waktu. Ingatan tentang malam itu hingga sekarang saja masih sangat menyakitiku. Jadi biarkan seperti ini dulu. "

"Kau semakin akan menyakiti dirimu sendiri lisa-ya." Sambungnya.

"'Aku sudah mulai terbiasa dengan rasa sakit ini, Unnie. Gwaenchana."

"Hem, Araseo. Lakukanlah apa yang menurutmu baik." Tukas Jennie Unnie.

Genggaman hangat jemari Jisoo Unnie sedikitnya menenangkanku. "Berapa lama rencananya kau akan tinggal disana?"

"Untuk start awal mungkin sekitar 1-2 minggu, tergantung hasil kesepakatan design disana."

"Dan untuk start awal ini kau akan menetap disana? Maksudku, kau tidak akan pulang-pergi?" Rose menatapku dengan sedih.

"Mungkin tidak. Aku akan pulang-pergi saat sudah memasuki masa promosi saja."

"Ne. Dan aku akan mengunjungimu nanti kesana." Tukas Jisoo bersemangat.

Aku memandang penuh syukur pada ketiga kakak perempuanku ini, mereka yang terbaik di dunia. Di saat Aku ingin menjadi egois, keras kepala, bahkan menjadi pengecut, Mereka tetap dengan sabar dan setia mendukung dan mendampingiku.

Ya, aku menghindarinya. Dengan Egois aku memutuskan untuk menjauh tanpa harus mendengar penjelasan apa pun darinya. Setelah kejadian pilu malam itu, aku benar-benar menutup semua aksesnya. Ya, Aku begitu pengecut untuk berani menghadapi kenyataan yang akan menyakitiku lagi.


Flashback

Dengan kepala yang masih terasa sedikit pusing, aku kembali menekan bel Apartmentnya. Ini sudah yang ketiga kali, tapi pemiliknya masih belum membukakan pintu. Aku membutuhkannya.

Strawberries and CigarettesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang