Malam ini resmi pinangan dari keluarga calon suamiku terjadi. Malam yang indah..., Senyuman tak henti-hentinya mengembang dibibirku. Bagaimana tidak dimalam ini telah ditetapkan secara kekeluargaan langkah selanjutnya untuk kehidupanku, ya...! berumah tangga dengannya sang pangeran dan kereta tuanya.
Setelah empat tahun lamanya kami berpacaran dan sudah cukup lama aku mengenal lelaki ini, lelaki yang selalu ada dalam setiap suka dan duka, memberi semangat dan perhatian. Si-dia yang selalu mengalah, selalu sabar, selalu menuruti rangkaian permintaanku. Si-doi yang Selalu nggak terima kalau aku minta putus. Selalu sabar menunggu di depan kosan jika aku merajuk. Dia selalu memperlakukan aku bak ratu hingga aku lupa diri, dia juga yang selalu menjadikanku nomor satu dan tentu satu-satunya, Ya.... selalu!!!
Tak pernah ada habis cerita tentangnya. Dia dan kegilaannya, dia dan kelucuannya, dia dan keunikannya, Humornya yang renyah selalu membuatku tertawa dengan semua ceritanya yang tak ada habisnya. Satu hal lagi yang tak kalah unik dimiliki oleh lelakiku ini kendaraan antik favoritnya. Sebuah motor bebek jaman dulu alias jadul yang super duper tua. Dia dan sepeda motor tuanya adalah paket komplit, dimanapun ia berada pasti ada motor tua yang menemaninya. Motor jadul itu juga yang selalu setia membersamai kami di sekililing kota ini, bahkan motor itu juga menjadi saksi yang membawaku sampai ke sidang akhir untuk mengejar gelar sarjanaku.
Aku sama sekali tidak pernah mempedulikan penilaian temanku, sahabatku, bahkan keluargaku yang selalu mentertawakan pacarku si-barang antik. Bagiku bahagia itu sederhana, cukup aku dan kamu. Cinta itu semabuk itu bukan? Ya benar saja..., membuat kami lupa masih menginjak daratan.
Cinta kami terasa begitu manis, liburan bersama, tertawa bersama, susah bersama. Tak Ayal cukup makan ketoprak saja bahagianya luar biasa asal denganmu sang pujaan hati, drama hujan-hujanan bersama dengan motor tua juga terasa bak romasa telenovela, tampa disadari perjalanan cina kami dari motor tua hingga akhirnya punya mobil. Meski percintaaan kami masih sederhana berkeliling kota makan angin juga tidak masalah pelik karena bagiku dia sosok lelaki yang tulus yang selalu ada, yang selalu membuatku tertawa bahagia.
Namanya I gede Arya Devanda, Yap! dia berasal dari Bali dengan campuran darah Padang, panggilannya Arya. Empat tahun sudah lamanya aku mengenalnya, lelaki jangkung berkacamata besar, berperawakan kurus, dengan pandangan yang amat sopan dimatanya, selalu mengamati orang dengan penglihatan yang baik.
Dia takkan pernah terganti, dia yang selalu memperjuangkan ku, bagaimana mungkin aku bisa semudah itu berpaling dari kebaikannya. Aku takkan mungkin menyia-nyiakan orang yang begitu tulus mencintaiku. Yang selalu berada disampingku, semuanya memang sangat indah dan sempurna, seindah malam senin....
Malam senin awal dari kelabu....
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD HUSBAND
Romancerang #1 menguras air mata rang #10 pelakor Rasanya pedih... Tak bisa kuungkap lagi... semua manis hilang tujuh tahun mengenalmu tinggal kehampaan... kamu tidak lagi suamiku yang kukenal. Jelas saja kamu sedang kasmaran bahkan kehadiran bayi kita ta...