Arya berlarian dari dalam rumah ke arah mobil, membuka pintu mobil bagian belakang, segera membuka tali perekat di Baby carseat bintang. Menggendong nya, menciuminya, dan dengan sangat cepat menghampiri ku, memelukku dan bintang, ia tampak sangat cemas, matanya sembap.
Aku masih mematung melihat kejadian itu berlangsung sangat cepat, aku masih terkejut dengan antusias Arya menyambut kedatangan kami, terlihat ia begitu gusar, sepertinya ia kurang tidur semalaman, kantung mata nya berwarna gelap. Matanya merah.
"Terimakasih tuhan..........."
Sebuah kalimat keluar dari mulut Arya. Mungkin dia berdoa semalaman untuk keselamatan aku dan bintang. Dia tak tau dimana keberadaan kami, terang saja dia amat ketakutan jikalau kejadian buruk menimpa kami.
Ia memelukku dan bintang cukup lama, terasa sesak. Kemudian ia mulai melonggar kan pelukan saat tangisan Bintang pecah, kurasa bintang juga pasti merasa sangat sesak.
"Sayang ayo masuk kedalam....... "
Arya menuntunku masuk kedalam rumah dengan Bintang yang sudah tenang digendongannya, sebenarnya aku merasa kasihan melihat Arya seperti ini, tapi sisi lainnya ada kombinasi perasaan sakit, senang, sedikit rasa menang karena dia masih peduli keselamatan kami, masih ada kecemasan kehilangan aku dan bintang.
Setelah membaringkan bintang di baby bouncer nya, Arya duduk didekat ku menggenggam tanganku dengan erat. Ku letakan dengan sopan tanganya kembali.
"Kemana kamu tadi malam......?"
"Ketempat yang aman yang tak perlu kamu tau....."
"kamu mau menjelaskan sesuatu kan ...."
Dia mengangguk. Ada penyesalan Disana. Didalam matanya. Entahlah hanya saja aku merasa dia juga bersedih.
"Tian....Bisakah setelah bintang tidur.....??"
Aku mengangguk, menyetujui permintaan nya kali ini, kulihat sekeliling rumah, sangat berantakan padahal saat pergi rasanya aku meninggalkan nya dalam keadaan rapi. Mulai ku susun satu persatu, meletakkan sesuatu sesuai pada tempatnya, Arya pun membantuku merapikan bagian lainnya.
Bintang mulai menangis, dia kelihatan sudah haus dan mengantuk. Kubawa bintang ke kamar, segera memberinya Asi. Sepuluh menit kemudian dia tertidur.
Arya sudah menunggu di ruang tengah. Duduk di sofa. Hatiku menjadi tak karuan menunggu semua penjelasan darinya. Aku melangkah perlahan menuju ruang tengah. Kuambil jarak duduk berjauhan dengan arya, ia mendekat.
"Udah disitu aja.... " Sahutku
"Ya sudah ....."
Ia tampak mengontrol dirinya, mungkin ia mencoba mengerti aku sangat kecewa padanya. Aku masih sangat sakit.
Sepertinya dia bingung mau mulai menjelaskan dari mana. Tapi aku teringat pesan tante Sandra, aku tidak boleh mencela cukup mendengar kan, karena itu pasti bagian yang sulit untuk nya.
" Ya.. aku bersalah padamu dan bintang..... Kemaren aku masih berfikir bagaimana caranya menjelaskan agar tidak membuat mu sakit... Aku ingin menyelesaikan semuanya..tapi... Tiba-tiba kamu sudah pergi"
Arya mengambil nafas panjang. berhenti sejenak, sangat susah untuk nya melanjutkan kalimat berikutnya. Sungguh Arya bagaimana mungkin ada cara membuatku tidak sakit setelah kau berkhianat. cara apapun pasti aku sakit. Dari awal kau pasti tau aku tersakiti disini. Tapi kau tetap memilih pilihan itu bukan. Pilihan untuk mendua.
Ku tatap lekat wajahnya aku berusaha untuk tetap mendengar kan Arya. Menahan semua kesakitan ku.
"Percayalah semuanya sudah berakhir..... Aku ingin kita memulai dari awal lagi.... Aku tak bisa kehilangan kalian...."
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD HUSBAND
Romancerang #1 menguras air mata rang #10 pelakor Rasanya pedih... Tak bisa kuungkap lagi... semua manis hilang tujuh tahun mengenalmu tinggal kehampaan... kamu tidak lagi suamiku yang kukenal. Jelas saja kamu sedang kasmaran bahkan kehadiran bayi kita ta...