Sepertinya Arya memikirkan dengan baik semua ucapan ku. Dia terlihat mulai pasang badan untuk setiap gerak gerikku. Ia bahkan pulang saat istirahat siang memastikan aku berada dirumah atau tidak. Pulang kerja lebih cepat dari biasanya.
Aku masih bersikap acuh padanya. Tidak menanyakan apapun lagi kegiatan nya, karena aku dalam masa menemukan titik terang lainya.
Aku sedang mengasah senjataku. Baik Arya ataupun wanita itu ku pastikan mereka tidak akan tau apa itu. Tenang, ku nikmati setiap proses demi proses ini.
Walaupun hari-hari menjadi lebih hening dari sebelumnya, aku menghindari setiap konflik yang bisa saja terjadi antara aku dan Arya. Menjawab dengan nada yang baik seperlunya saja. Tetap menyediakan kebutuhan nya seperti biasa. Kecuali urusan ranjang.
Mana mungkin ranjang kami hangat lagi semuanya sudah basi. Sudah ada pemilik ranjang baru bukan. Silahkan nikmati saja itu Arya. Aku juga tidak lagi punya hasrat disentuh olehnya.
Setelah seminggu lalu kepergian ku bertemu wanita simpanan Arya. Hubunganku dan Arya menjadi lebih dingin. Aku juga sudah tidak peduli lagi tentang apapun yang dikatakan perempuan jalang itu pada Arya.
Baik aku ataupun arya enggan membahas lagi masalah yang ada diantara kami. Kami sudah membatu dalam pikiran masing-masing.
Tak ada lagi kemesraan, tak ada lagi tawa. Rumah ini terasa sangat sepi. Mungkin Arya juga sudah lelah berpura-pura. Berpura-pura baik, berpura-pura manis dan pengertian.
Tidak ada lagi bingkisan, tidak ada lagi kecupan mesra. Tak ada lagi makan malam romantis. Kami menjadi semakin menjauh.
Aku tidak lagi ingin berdamai, buat apa, aku tak ingin menyakiti diriku lagi, berpura-pura semuanya baik padahal aku sudah sangat hancur.
Kami menjadi lebih banyak diam, hanya bertanya dan menjawab hal yang penting saja. Bahkan lebih terlihat menghindari berkontak satu sama lain.
Arya juga terlihat keras pada pendiriannya untuk tak berpisah denganku ataupun wanita itu. Yang aku juga tak tau kenapa.
Dibalik sifat dinginnya, belakangan ini Arya juga menjadi sangat over protective. Dia bahkan memeriksa dompetku tampa sepengetahuan ku, mengambil secara diam-diam kartu ATM dan credits car ku. Saat ku tanya dia hanya menjawab biar aku lebih berhemat dan tidak keluar rumah semauku.
Ia juga memainkan trik yang sama denganku memeriksa handphone ku, menghapus nomor perempuan itu, menghapus semua chat dan bukti-bukti foto yang dikirimkan wanita itu.
Kunci mobilku juga disita. Aku sudah seperti tahanan rumah. Tidak akan lagi bisa bepergian sesuka hatiku. Untuk uang pegangan dia memberikan cash dan itu tidak banyak.
Rumah ini tidak lagi menjadi surga yang dibangun olehnya. Tapi penjara yang dibangun sedemikian rupa agar aku tidak lagi melarikan diri darinya
Pagi sabtu ini bahkan dia akan mengawasi sendiri mekanik memasang CCTV dirumah kami. Dia akan memantau segala pergerakan ku. CCTV hanya akan tersambung ke handphone Arya. Sungguh Arya permainan mu kali ini seperti yang kau katakan, ingin membuatku tersiksa.
Kutanyakan langsung padanya maksud semua ini. Apakah ini berarti genderang perang telah ditabuh.
"Kenapa semuanya jadi gini.....??"
"Ya agar kamu tidak mencoba pergi lagi Tampa seizin ku!"
"Sudahlah... Tak perlu ini semua, kalau kamu mau sama perempuan itu... Ya sudah pergi.... Cerai kan saja aku....apa susahnya"
" Ingat ya Tatiana... Aku tidak akan pernah menceraikan mu... Tapi aku akan memberimu pelajaran... Ini baru saja dimulai...tidak perlu lari lagi."
"Kalau kamu tetap saja ngomong cerai... Cerai. Aku akan lebih keras padamu...."
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD HUSBAND
Romancerang #1 menguras air mata rang #10 pelakor Rasanya pedih... Tak bisa kuungkap lagi... semua manis hilang tujuh tahun mengenalmu tinggal kehampaan... kamu tidak lagi suamiku yang kukenal. Jelas saja kamu sedang kasmaran bahkan kehadiran bayi kita ta...