Kupikir setelah resign, rumah tangga ku akan membaik, bisa mengurus anak sendiri, dekat dengan suami, tapi semua seolah berubah, aku dan Arya tinggal berdekatan tapi serasa semakin jauh dan dingin.
Apakah Arya memang benar-benar pusing memikirkan tagihan rumah tangga, atau ada hal lainnya, ataukah wanita yang dulu menghubungi nya, apakah mereka masih memiliki hubungan, siapa dia, siapa wanita itu.
Beribu pertanyaan berkecamuk di otakku, membuat ku tak lagi fokus mengerjakan pekerjaan rumah, kurang fokus mengasuh Bintang, konsentrasi ku terpecah belah, aku bukan lagi seperti diriku.
Hari itu Arya pulang lebih cepat dari biasanya, ku pikir ini saat yang tepat untuk mencoba berkomunikasi terbuka dengannya, aku tak sanggup berlama-lama berjarak dengan suamiku. Aku butuh kejelasan untuk ini semua.
" sore sayang...... Sayang maaf ya.... Kemaren aku lagi banyak pekerjaan......"
Arya langsung memelukku dengan hangat, pelukan yang hilang beberapa Minggu lalu. Aku terkaget dengan perubahan Arya yang sangat drastis padaku sore ini.
"Oyaa ini aku beli martabak telor kesukaanmu, sayang coba deh kamu liat bagus gak tas baru aku......"
Ujarnya lagi, sambil memperlihatkan tas kulit keluaran baru yang cukup modis. Ku perhatikan dengan seksama sambil mendengar cerita Arya yang sangat bersemangat
"Ini komisi dari Rio cair, tas yang lama udah jelek, jadi ku beli saja yang baru...."
Jelasnya sambil tersenyum
"Ya... bagus banget sayang....."
aku mulai memuji tas baru Arya. Mungkin Arya memang perlu sesuatu untuk dirinya sendiri, dia sudah lelah bekerja, walaupun keadaan finansial sedang diambang krisis, mungkin hal ini bisa membuat nya sedikit bersantai dan menikmati kerja kerasnya. Aku harus positif thinking dan mencoba mengerti sisi arya.
Sore itu kami bercengkrama banyak hal, terasa sedikit melegakan dan malamnya berlanjut ke ranjang, setelah berminggu lamanya. tapi terasa ada yang berbeda, sangat berbeda, aku tau hasrat itu tidak lagi menggebu seperti biasanya, hanya seperti menyelesaikan kewajiban nya. Arya ada apa dengan mu.
*****Bdh******
Malam itu Arya tidur sangat pulas, segera ku beranjak turun dari kamar menuju dapur dengan sangat pelan dan berhati-hati, tentu membawa handphone Arya bersamaku. Aku harus tau jawaban dari semua ini.
Kuambil segelas air putih, meletakkan di meja makan, ku atur nafasku, segera kubuka handphone arya, memasukkan password tanggal pernikahan dan clink terbuka, ternyata Arya menggunakan airplane mode, mengapa sebegitunya tidak ingin diganggu saat dirumah.
Segera ku silence handphone Arya, ku rubah pengaturan menjadi using internet. Dan seketika banyak pesan WhatsApp baru masuk. Hatiku menjadi tak karuan. Degup jantungku sangat cepat. Kali ini aku sudah lebih siap dengan apa pun yang terjadi.
Kuatur nafas, segera kubuka, terlihat beberapa pesan dari teman kantor Arya, dari group dan cling sebuah pesan baru masuk dari nomor baru, nomor yang berbeda dari sebelumnya, oh Tuhan aku menjadi sangat takut
Dari: +628xxxxxxxxxx
"Yank...... Makasih untuk hari ini"Sebuah pesan singkat yang menjawab semua tanda tanyaku untuk semua perubahan Arya. Kupejamkan mata sesaat ketakutan ku terbukti juga. Sesaat aku mematung. Mencoba untuk tidak menangis lagi. Mengatur nafasku yang terasa sesak.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD HUSBAND
Romansarang #1 menguras air mata rang #10 pelakor Rasanya pedih... Tak bisa kuungkap lagi... semua manis hilang tujuh tahun mengenalmu tinggal kehampaan... kamu tidak lagi suamiku yang kukenal. Jelas saja kamu sedang kasmaran bahkan kehadiran bayi kita ta...