New Number

3.3K 217 6
                                    

Aku memutuskan untuk diam, sabar dan memilih mencari kebenaran tampa membombardir pertanyaan pada Arya. Tentang siapa yang mengirim foto pagi itu?! Dalam perjalanan pulang dipesawat akupun lebih banyak diam dengan segudang tanda tanya dan rasa was-was didalam lubuk hatiku. Meski Arya menanyakan beberapa pertanyaan yang kujawab dengan singkat.

"Kamu kenapa sih sayang... Dari tadi Jawabnya iya.. iya..., Hmmm... Lagi gak enak badan?"

"Hmmm.. gak...."

"Trus kok gtu...? Ada apa sih sayang?""

"Gak... mungkin lagi bawaan bayi aja"

Jawabku lalu dengan segera memejamkan mata. Aryapun mencoba diam dan tidak bertanya lagi. Mungkin dia merasakan ada yang berubah. Ini semua tidak mudah, rasanya sulit sekali menutupi perasaan aneh, sakit dalam hatiku. Perasaan bahagia seminggu belakang terasa sirna berganti dengan rasa yang asing.

Malam itu setelah kami sampai dikota tujuan. Mataku tak bisa berkompromi dengan detak jarum jam. Aku tak dapat tertidur nyenyak meski waktu sudah memasuki tengah malam. Beberapa kali kucoba merubah posisi tidur hadap kiri, hadap kanan, terlentang. agaknya mataku tidak dapat berbohong akan kecamuk badai yang tengan kurasakan.

Kulihat lagi jam di nakas menunjukkan pukul 01:00 dini hari. Arya terlihat sudah tertidur lelap, mungkin dia kecapaian karna perjalanan panjang tadi. Aku mulai duduk dan mencoba mencari segelas minuman yang telah kusediakan sebelum tidur diatas nakas. Segera kuteguk air putih untuk membasahi kerongkongan ku.

"Gleek glekkk ....."

Sesaat kemudian mataku tertuju pada benda lain diatas nakas, Handphone Arya! aku tertegun untuk beberapa saat. Keringat dingin mulai membasahi dahiku. Aku agak ragu, tapi rasa penasaran lebih mendominasi ini semua. Akhirnya kuberanikan diri membuka password Handphone Arya tanggal pernikahan kami, dan clink terbuka, handphone Arya menyala, segera kuatur pencahayaannya agak tak membangunkannya.

Kubuka pesan di WhatsApp Arya, kuperiksa chat demi chat, tapi nomor itu sudah tidak lagi ada disana. Kulihat dihistory panggilan WhatsApp juga sudah tidak ada. sepertinya Arya sudah menghapusnya. Ada apa ini? sesuatu perasaan yang tak bisa kuungkap menyeruak di dasar hatiku. Tapi apa? apa yang harus kulakukan! Akupun berpikir sangat keras malam itu. Segera kututup handphone Arya dan meletakkannya di atas nakas kembali.

Pukul 02.30 pagi, aku masih belum bisa tidur. Kubuka lagi handphone Arya dan kuputuskan untuk mencopy WhatsApp Arya di handphoneku. Aku tau ini tindakan yang sangat besar, ini akan merubah segalanya. Ini tindakan yang sangat beresiko, tapi semuanya tidak bisa kupikirkan dengan waras lagi, rasa penasaran dan sakit lebih menyeruak dihatiku. Hatiku yang meronta- ronta ingin tahu kejelasan foto itu.

***** Bdh *****

Kulihat lekat mata Arya yang masih tersenyum manis dan mengecupku dengan penuh cinta. Subuh ini, sebelum mengantarkan ku pintu utama rumah mama mertuaku.

" Sayang hati-hati dijalan ya, Dede jagain mama ya... " Arya berkata dengan manis, sembari mengelus dan mengecup perutku sebelum aku berangkat kerja.

"Iya sayang..."

Jawabku tak kalah manis, menjaga mimik wajahku tetap tenang, untuk menutupi tindakan yang telah ku perbuat tadi malam. Segera kupeluk dan kuciumi pipi Arya, setelah meminta izin mama mertuaku, kemudian mulai ku kendarai mobil menuju tempat kerja. Kuatur jalan napasku dengan baik dan berdoa semoga perjalanan ini selamat sampai tujuan. Aku mencoba tenang untuk semuanya, berharap Arya tidak mencoba menutupi sesuatu dari ku.

****** Bdh *****

Sesampainya ditempat kerja, segera Hana menyambutku dengan muka sumbringah dan aku sudah bisa menerka apa yang bakal ditagihnya.

BAD HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang