Happy Reading 📖
Cobalah beri kebebasan,
selagi itu di jalan yang
benar🖋Tinta_May
***
Seorang gadis yang sedang bahagia mendapatkan ijasah setelah 3 tahun menempuh pendidikan di SMA Cakra Bakti. Ditemani kedua orang yang paling disayangi siapa lagi kalau bukan kedua orang tua gadis itu yang selalu support selama ini.
Aisyah Humaira May, gadis berusia 18 tahun. Anak dari pasangan Andi Wardono dan Merta Anggraini. Dan juga, adik dari Muhammad Riza Wardono. Memiliki lesung di pipi membuatnya sangat manis ketika tersenyum.
Ica memiliki keinginan untuk melanjutkan kuliah. Ia berusaha untuk meyakinkan kedua orang tua agar diizinkan kuliah ke Jakarta. Ia tau pasti Ayah tidak mengizinkan kan putrinya merantau sendiri takut akan pergaulan zaman sekarang.
Keluarga yang memiliki prinsip yaitu tidak ada namanya pacaran sebelum menikah. Maka, jangan tanyakan kenapa saat ini Ica tidak tau bagaimana rasanya jatuh cinta yang kebanyakan orang merasakan.
Bang Riza memiliki sikap posesif untuk Ica, takut jika salah dalam memilih teman. Maka dari itu, setiap berangkat dan pulang sekolah Ica selalu diantar oleh sopir, untuk menjaga serta memantau Ica dalam memilih teman dan juga dalam pergaulan.
---
Waktu yang tepat untuk memberitahukan kepada Ayah dan Bunda bahwa iya ingin kuliah di Jakarta sesuai keinginan Ica.
Ica melihat Ayah dan Bunda berada di ruang tengah menonton sinetron kesukaan Bunda. Sedikit rasa takut dan resah di hati Ica, jika Ayah tidak mengizinkan untuk kuliah di luar kota.
"Ayah, Bunda, ada yang ingin Ica bicarakan," Ucap Ica duduk di sebelah Bunda dengan takut dengan keputusan yang diambil.
"Mau bicara apa, Ca?" Tanya Ayah, melihat putrinya yang gugup saat ini.
"Ica mau minta izin untuk kuliah di Jakarta, apa Ayah dan Bunda izinkan?" Ucap Ica menundukkan kepala, Bunda merasa suasana tegang pun mematikan TV. Dilihat ada raut kesedihan di wajah Ayah setelah mendengar ucapan Ica.
"Sebenarnya Ayah tidak mengizinkan Ica kuliah di Jakarta. Tapi, ayah sadar Ica sudah dewasa dan juga ingin hidup lebih mandiri. Ayah izinkan, tetapi Ica harus berjanji kalau Ica selalu taat agama dan ingat terhadap Allah!" Ucap Ayah, mencoba memberikan kebebasan terhadap putrinya selagi masih di jalan yang benar dan selalu mengingat Allah.
"Iya, Ayah. Ica janji selalu taat agama dan ingat terhadap Allah. Terimakasih sudah izinkan Ica merantau untuk melanjutkan pendidikan di Jakarta." Ucap Ica bahagia, memeluk Ayah dengan erat bersyukur mempunyai Ayah yang pengertian.
"Ekhemm," seru Bunda, menyadarkan Ica untuk memeluknya juga.
Ica melihat Bunda tengah cemburu, melihat Ica tengah berpelukan dengan Ayah tanpa memperhatikan jika Bunda berada di sampingnya.
"Bunda jangan cemberut gitu. Ica sayang Bunda," Ucap Ica, memeluk Bunda.
Ica menikmati momen saat ini dimana Ayah dan Bunda sangat menyayangi Ica. Ia akan rindu momen ini, jika sudah berada di Jakarta jauh dari orang tua.
***
Next Chapter 👉
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta bukan Wasiat
General FictionKehilangan seseorang bukan berarti kamu takut untuk melangkah ke depan. Jadikanlah masa lalu sebagai pelajaran. Jangan, sampai kamu ulangi kesalahan yang lalu untuk masa depan. Cobalah berubah demi kebaikan dirimu dan juga orang tersayang yang ada d...