Bab 2

310 13 0
                                    

Happy Reading 📖

Memiliki kisah tersendiri
alam menemukan
jodoh


🖋Tinta_May

***


Ica yang sedang bersiap untuk berangkat ke Jakarta, melihat kamar yang akan ditinggal nya merasa sedih. Ia akan selalu rindu dengan kamar comfortable.

Turun dari kamar dengan menarik koper besar yang berisi barang-barang yang di butuhkan saat berada di kost. Terlihat Bunda tengah menangis melihat Ica menarik koper sedangkan Ayah berada di samping Bunda untuk menenangkan.

"Bunda jangan sedih, kan Ica mau melanjutkan pendidikan untuk menggapai cita-cita sebagai guru," ucap Ica, menghapus air mata yang turun di pipi Bunda dan memeluk erat. Ica akan rindu dengan Bunda yang selalu mendengar keluh kesah yang selama ini ia alami.

Setelah Bunda sudah lega barulah Ica berangkat bersama Pak Ari, sopir yang selama ini mengantarkan kemana pun Ica pergi baik berangkat sekolah, pulang sekolah dan juga saat Ica ingin ke toko buku.

Tidak lupa sebelum berangkat Ica meminta restu Ayah dan Bunda untuk meridhoi Ica untuk menggapai cita-cita yang diinginkan sebagai guru.

"Ayah, Bunda. Ica pamit berangkat ke Jakarta untuk menggapai cita-cita Ica. Ayah, Bunda jangan lupa makan ya dan jaga kesehatan!" Ucap Ica, mengingatkan.

Ica berjalan memasuki mobil yang sebelumnya sudah dipanaskan sama Pak Ari. Pak Ari membantu Ica memasukkan koper ke dalam bagasi mobil.

"Terimakasih, Pak Ari." Ucap Ica, berterimakasih karena menolong memasukan koper ke bagasi.

Diperjalanan Ica hanya diam memikirkan apakah ia bisa beradaptasi dengan lingkungan baru. Beharap semoga ia mempunyai sahabat di Jakarta.

Ica tipe orang susah bergaul, dan terlalu menutup diri. Jadi, tidak heran sampai saat ini Ica tidak mempunyai sahabat. Ica juga tidak bisa berbicara dengan lawan jenis yang nantinya akan melakukan zina.

Tak terasa sudah tiba di depan kost yang akan ditempati selama kuliah di Jakarta. Pak Ari menurunkan koper dan masuk untuk menemui Ibu pemilik kost, sebelumnya Ayah Ica sudah menghubungi jika Ica akan tinggal di sini.

Ica diantar menuju kamar 3A yang akan ditempatinya. Masuk ke kamar untuk membereskan barang-barang yang ia bawa dari Surabaya. Kamar yang ditempati Ica memilih fasilitas AC dan juga kamar mandi di dalam, tidak perlu repot untuk mengantri saat mandi.

Selesai membereskan kamar Ica keluar untuk mencari makanan dekat kost saja, karena ia belum mengetahui daerah sini.

Berjalan menengok sebelah kiri untuk mencari makan yang sesuai, tanpa sadar dari arah belakang.

Bruk

***

Next chapter 👉

Cinta bukan WasiatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang