Bab 18

142 9 0
                                    

Happy reading📖

***

Bahagia rasanya melihat gelang yang ia sukai sekarang menjadi miliknya, terlebih Ardi membelikan untuk calon istri. Ica tidak habis fikir kenapa Pak Ardi mau membelikannya gelang, dilihat dari desain yang ia tau itu limited edition sudah dipastikan harganya sangat mahal.

Ica sangat menyukai gelang yang saat ini berada di tangan, ia jadi kepikiran sama orang yang memberikan gelang siapa lagi kalau bukan pak ardi.

Sedangkan kalung yang membuat hati Ardi untuk dibeli belum di kasih ke Ica calon istrinya. Ia akan memberikan kalung itu saat Ica sudah SAH menjadi istrinya sebagai kado pertama kali.

Untuk pernikahan sendiri tinggal menunggu beberapa hari lagi untuk menjadi sepasang kekasih halal.

Ardi dan Ica masih melakukan aktivitas di kampus. Ica sebagai mahasiswa dan Ardi sebagai Dosen.

Sampai saat ini tidak ada yang tau bahwa Ica dan Ardi sebentar lagi akan melangsungkan pernikahan. Mereka menyembunyikan pernikahan agar Ica tetap merasa nyaman saat berada di kampus tanpa merasa di istimewa kan karena menjadi istri dari seorang Ardi Bagaskara menjabat sebagai Rektor dan juga Dosen.

"Selamat pagi, semua!" Sapa Bu Andin mengajar matakuliah algoritma.

"Pagi, Bu." serempak.

"Pagi ini kalian kedatangan mahasiswa baru. Tasya silahkan masuk!" Perintah Bu Andin.

Dilihat seorang wanita dengan kecantikan dengan kulit putih dan juga tubuh ramping seksi.

Semua cowok yang berada di kelas menatap dengan kekaguman melihat ada cewek cantik yang menjadi teman satu kelas.

"Hallo, semua!" Sapa Tasya dengan senyuman.

"Hallo, juga." Terdengar suara yang menjawab sapaan dari Tasya mayoritas cowok.

"Kenalin nama saya Tasya Amelia, pindahan dari Paris. Semoga saya bisa jadi teman kalian. Terimakasih." Memperkenankan diri.

"Sekarang kamu duduk di belakang, Ica." Tasya mengedarkan pandangan menuju arah yang di maksud bu Andin.

Tasya langsung menuju ketempat duduk dan melanjutkan materi untuk hari ini.

Ia melihat Ica dari belakang merasa kurang suka bisa liat saat tadi memperkenalkan diri semua orang sangat antusias tapi beda dengan Ica hanya cuek.

Setelah mata kuliah Bu Andin selesai, Ica bergegas menuju ke masjid untuk melaksanakan sholat Dzuhur terlebih dahulu sebelum melanjutkan mata kuliah selanjutnya.

Sok alim

Itulah kata yang di ucapkan Tasya. Ia memang tidak suka dengan ica menurutnya ia hanya caper terhadap orang lain.

Selesai melaksanakan sholat Ica melihat Pak Ardi menatapnya.

Karena saat ini masih di area kampus,  ia harus terlihat biasa seperti mahasiswi pada umumnya.

Kembali ke kelas itu jalan satu-satunya Ica agar tidak berkontak langsung dengan Ardi.

***

Next chapter👉

Cinta bukan WasiatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang