Bab 9

165 9 0
                                    

Happy Reading 📖

***


Setelah menunaikan sholat ashar, Ica kembali ke ruang di mana Abil berada dengan perasaan masih sama yaitu khawatir, cemas, dan takut kehilangan.

Ceklek

Semua orang menatap ke arah Ica yang memasuki ruangan. Di dalam ruangan sudah terdapat Pak Arya, dan orang tua Abil.

"Assalamualaikum, Pak, Bu." Salam Ica kepada kedua orang tua, Abil. Arya dari tadi lupa bahwa dirinya tidak sendiri.

"Waalaikumsallam kamu teman, Abil?" Tanya  Mama Abil.

"Iya, Bu. Saya mau izin pamit pulang besok saya kesini lagi untuk jaga, Abil." Pamit Ica pulang karena hari mulai malam.

"Yasudah kamu di anterin, Ardi!" Jawab Ayah Abil, Ica merasa tidak jika harus diantar pulang.

"Tidak usah, Pak. Saya sudah pesan ojek online, sekarang mungkin sudah berada diluar." Jawab Ica.

"Yasudah kalau begitu. Tante ucapin terimakasih ya sudah jagain, Abil." Ucap mama Abil tulus.

Kemudian Ica keluar dari ruangan, menghampiri di ojek online yang sudah dipesan tadi. Butuh waktu 30 menit untuk sampai ke tempat kost, memberikan sedikit uang lebih untuk ojek yang sudah mengantarnya.

Segera membersihkan diri untuk segera menunaikan ibadah shalat. Ica merasa lapar dari siang belum memakan sesuatu. Dilihat roti sebagai stock Ica jika ia merasa kelaparan tapi  malas mau keluar.

Hari sudah larut malam, akhirnya Ica mengistirahatkan tubuh untuk tenaga besok.

***

Entah kenapa saat ini Ica merasa akan ada sesuatu yang akan hilang darinya. Ica biasanya akan merasa cemas, dan khawatir tanpa sebab dalam waktu 2 jam.

Dari mata kuliah tadi Ica sama sekali tidak konsentrasi sama sekali, ia langsung kepikiran tentang  kondisi ,Abil. Karena tidak ada mata kuliah lagi, Ica memutuskan untuk ke rumah sakit melihat keadaan Abil dari pada di kampus tidak ada teman yang nyaman diajak bicara.

Sampainya di rumah sakit, Ica langsung menuju ke ruangan dimana Abil dirawat. Mama Abil sedang menjaga Abil yang terbaring dengan wajah pucat.

"Assalamualaikum, Tante," Salam Ica.

"Waalaikumsallam, kok datang kesini memang kamu tidak ada kelas?" Tanya Mama Abil.

"Sudah selesai Tante. Gimana kondisi Abil, apa ada kemajuan?" Ucap Ica memegang tangan Abil mencoba untuk memberi tanda bahwa, banyak orang yang menunggu dirinya.

"Sampai saat ini belum ada tanda Abil akan sadar," Ucap mama Abil sedih melihat anaknya saat ini.

Tidak lama Pak Ardi datang bersama Ayah Abil setelah pulang kerja.

Hanya ada keheningan didalam ruangan sampai semua orang tersentak melihat Abil membuka mata.

"Abil kamu udah sadar!" Ucap mama Abil bahagia melihat anaknya sudah membuka mata.

***


Next Chapter 👉

Cinta bukan WasiatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang