Happy Reading 📖
***
Setelah menyelesaikan administrasi Ardi kembali ke ruangan Ica untuk mengantarkan pulang.
"Kamu namanya siapa kalau boleh tau?" Tanya Ardi yang dari tadi belum mengenal nama gadis itu.
"Saya Ica. Saya berterima kasih karena bapak sudah bawa saya ke rumah sakit." Jawab Ica gugup dengan situasi saat ini dimana dia sedang berdua di dalam satu ruangan.
"Saya yang minta maaf karena sudah menabrak Ica tadi,"ucap Ardi merasa bersalah karena telah menabrak Ica.
"Bapak namanya siapa ya?" Tanya Ica.
"Panggil aja Ardi. Ayo saya antar kamu pulang," ucap Ardi.
Mereka sedang berada didalam mobil dengan pemikiran masih masing. Ardi yang memikirkan bagaimana reaksi keluarga Ica mengenai anaknya dia tabrak olehnya. Ica gugup harus berdekatan dengan seorang pria bahkan saat ini ia masih tidak percaya di dalam 1 mobil bersama pria asing yang telah menabraknya.
"Ica rumahnya dimana?"tanya Ardi.
"Ica ngekost kak di jalan nangka 5."ucap Ica memberi tau alamat tempat dia kost.
Keadaan kembali hening tidak ada lagi pembahasan. Tidak terlalu jauh sekarang mereka sudah berada di depan kost Ica.
"Terimakasih, kak sudah mengantarkan Ica pulang," ucap Ica kepada Ardi.
"Iya. Sekali lagi saya minta maaf karena telah menabrak Ica tadi." Ica hanya membalas dengan anggukan disertai senyuman kecil di wajah cantiknya.
Ada perasaan berbeda saat Ica tersenyum.
Manis
Ardi berharap semoga bisa bertemu dengan Ica di lain waktu. Ia bergegas melajukan mobil menuju ke rumah.
Tidak terasa hari mulai gelap, keadaan sedang kacau ditambah tadi menabrak orang membuat Ardi merasa capek hari ini.
***
Berada di kost membuat Ica kesepian dan juga merindukan Ayah dan Bunda, dari kecil Ica tidak pernah merasakan sendiri.
Berfikir lebih baik Ica istirahat menyiapkan energi untuk besok ke kampus karena besok hari pertama pembelajaran dimulai.
Paginya Ica sudah bersiap untuk pergi ke kampus dengan jalan kaki. Ia memutuskan jalan kaki karena kampus tidak terlalu jauh dari kost hanya membutuhkan 10 menit. Ia sudah menjadi anak merantau haruslah berhemat, ya walaupun kalau minta ke Ayah juga akan di kasih. Tapi dengan tekatnya untuk belajar mandiri tanpa mengandalkan orang tua.
***
Next Chapter 👉
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta bukan Wasiat
General FictionKehilangan seseorang bukan berarti kamu takut untuk melangkah ke depan. Jadikanlah masa lalu sebagai pelajaran. Jangan, sampai kamu ulangi kesalahan yang lalu untuk masa depan. Cobalah berubah demi kebaikan dirimu dan juga orang tersayang yang ada d...