Happy ready 📖
***
Abel menepati janjinya untuk datang ke rumah Ica, tidak lupa pesanan Debay juga. Senang rasanya bisa mendapatkan ponakan baru. Duh gak sabar banget Abel.
Tok...tok...tok
Ica segera membukakan pintu, ia menebak pasti itu Abel yang datang dengan membawa martabak yang dipesannya tadi.
"Assalamualaikum." salam Abel.
"Waalaikumsalam, mari masuk Bel!" Perintah Ica.
Berjalan menuju ke ruang tamu, banyak sekali yang akan di ceritakan Abel selama di Kampus. Mulai dari dirinya sendirian tidak ada teman.
"Ca, Debay nya udah berapa bulan?" Mengelus perut Ica.
"Udah 3 bulan, Onty." menirukan suara anak kecil.
"Ihhh gak sabar Onty mau ketemu Debay. Pasti lucu banget deh." Gemas Abel.
"Iya, Onty." Jawab Abel.
"Nanti kalau udah lahir Onty ajak jalan-jalan. Ok." Obrolan Abel membuat Ica senang.
"Onty kapan punya Debay? Nanti biar aku ada temannya?" Canda Ica.
"Ihhh Onty masih kecil tau," Gemas Abel.
Riza yang hari ini berkung ke rumah Ica, ingin memastikan ponakan nya sehat dan kangen Ica tentunya.
"Debayy... Om ganteng datang," Teriak Riza.
Ica mendengar suara teriakan dari arah depan membuat nya sedikit kesal mengganggu waktu curhat dengan Abel.
"Debayyyy....yuhuuuuu..." Teriak Riza.
"Ishss abang apaan sih datang kerumah orang kok teriak- teriak di kira hutan apa?" Omel Ica.
Riza hanya meringis mendengar omelan sang adik ini. Niatnya kan biar suasana ramai tapi yang ada kena omel sudah di pastikan dia akan di suruh neraktir Ica.
"Hhehheh... Maafin abang ya?" Riza memohon.
Tidak ada sahutan dari Ica membuat Riza harus mengalah menghadapi bumil yang ada dihadapannya ini. Masih belum menyadari kalau ada seseorang di ruang tamu kecuali mereka berdua.
"Siniii! nanti abang beliin es krim deh," Membawa Ica kedalam pelukan Riza.
"Ohhh ya. Ada sahabat Ica, abang duduk dulu!" Menyuruh Riza duduk.
Riza yang melihat ada seorang wanita yang duduk menikmati acara tv. Ada getaran sesuatu di hati Riza, tapi ia tidak tau apa artinya. Wanita yang tidak menggubris kedatangannya membuat Riza sedikit tertantang untuk lebih mengenal lebih jauh.
Selama ini banyak wanita yang mendekatinya karena tampan dan kaya menjadi dasar utama mendekati dirinya. Risih yang Riza rasakan melihat wanita hanya melihat cover.
Tapi berbeda dengan wanita yang didepannya, acuh.
***
Next chapter👉
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta bukan Wasiat
General FictionKehilangan seseorang bukan berarti kamu takut untuk melangkah ke depan. Jadikanlah masa lalu sebagai pelajaran. Jangan, sampai kamu ulangi kesalahan yang lalu untuk masa depan. Cobalah berubah demi kebaikan dirimu dan juga orang tersayang yang ada d...