Happy reading 📖
***
Acara pernikahan sudah selesai, para tamu sudah pulang ke rumah masing masing. Hanya beberapa keluarga besar yang masih ada.
"Langsung istirahat, kalian pasti capek," Ucap bunda.
"Yasudah kami pamit ke kamar dulu Bun," Jawab Pak Ardi, Bunda hanya tersenyum senang.
Sampai di kamar hotel hanya keheningan yang ada.
"Pak ardi duluan aja mandi, Ica mau lepas aksesoris ini dulu." Ardi mengangguk pertanda setuju.
Ica masih dengan aksesoris di kepala tidak main-main jarum pentul yang sudah terlepas ada 20 jarum. Ica melihatnya sungguh mengerikan.
Ica mencoba untuk membuka resleting di bagian punggung tapi nihil tidak bisa juga terlepas.
Ceklek
Ardi membuka pintu kamar mandi dengan tubuh yang segar. Melihat Ica sedang kesusahan ia berinisiatif untuk membantu.
Berjalan menghampiri ica, mengambil ujung resleting untuk membuka gaun yang sangat berat.
Ica terkejut melihat Pak ardi membantu membukakan resleting gaun. Tanpa di sadari tangan dingin Pak Ardi tersentuh kulit punggung ica.
"Terimakasih," Ica langsung berlari ke kamar mandi ia malu.
Senyuman tercetak jelas di wajah Ardi saat melihat Ica lari dengan mengangkat gaun menuju ke kamar mandi.
Sudah 20 menit Ica berada di dalam kamar mandi. ia sengaja berlama-lama ia malu melihat pak ardi.
Sedangkan ardi duduk di tepi ranjang memainkan hp yang berada di tangan, tersadar Ica sudah keluar dari kamar mandi.
"Ica bisa kita bicara?" Tanya Ardi.
"Iya," Gugub Ica.
"Sekarang saya sudah menjadi suami kamu jadi mari kita membangun rumah tangga menuju jannah. Saya harap kamu mengerti tugas seorang istri dan selalu mengingatkan saya jika saya melakukan kesalahan," Ucap Ardi.
"Iya pak," Jawaban Ica membuat ardi terkekeh.
Cup
Sontak saja ica terkejut mendapat kecupan di pipi secara tiba-tiba.
"Itu hukuman jika kamu panggil aku Pak. Mulai sekarang kamu harus panggil aku sayang, bebeb, baby, honey, papa," Goda Ardi.
"Ihh, gak mau ah." Tolak ica.
"Dosa loh gak nurut sama suami," Goda ardi.
"Iya mas." Jawaban Ica membuat Ardi tersenyum mendengar panggilan yang keluar dari mulut Ica.
"Coba ulang lagi!" Suruh Ardi.
"Gak ada pengulangan," Ica memajukan bibir.
Melihat ada kesempatan langsung saja Ardi sikat.
Cup
Kali ini ardi mencium di bibir sang istri.
Sekian kalinya wajah ica bersemu merah seperti kepiting rebus.
"Ih kenapa cium ica sih?" Tanya ica sebal.
"Itu tadi bibir minta di cium ya mas cium lah," Goda Ardi.
Ardi tau sekarang ia mempunyai hobi baru yaitu menggoda sang istri. Baru beberapa jam statusnya menjadi Istri, Ica baru mengetahui bahwa suaminya tidak selalu yang ia kira.
***
Next chapter👉
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta bukan Wasiat
General FictionKehilangan seseorang bukan berarti kamu takut untuk melangkah ke depan. Jadikanlah masa lalu sebagai pelajaran. Jangan, sampai kamu ulangi kesalahan yang lalu untuk masa depan. Cobalah berubah demi kebaikan dirimu dan juga orang tersayang yang ada d...