Bab 31

138 8 0
                                    

Happy Reading 📖

***

"Lo kok bisa datang duluan, Ca?" Ucap  Desi melihat Ica.

Ica gugup dengan situasi ini. Ardi tau suasana tegang menunggu jawaban dari mulut Ica.

"Kita makan dulu, nanti saya jelaskan semuanya!" Ardi mengalihkan pembicaraan dari situasi saat ini.

Semua orang menikmati makanan yang telah disiapkan. Rumah tampak ramai dengan mahasiswa, ada yang ngobrol, gosip, nyanyi, candaan garing, dan gombalan receh.

Di tengah suasana Galang mengusulkan main ToD. Semua orang menyetujui, membuat suasana menjadi lebih ramai.

Dalam suasana permainan memberikan kesempatan kepada Galang untuk menyatakan perasaanya kepada Desi.

"Desi lo mau gak jadi pacar gue?" Ucap Galang kepada Desi.

Desi terkejut karena selama ini yang ia tau Galah berkepribadian masa bodo dengan sekitar.

"G-ggue gak bisa nerima lo," Jawaban Desi.

Tentu saja jawaban yang membuat Galang lesu.

"Kenapa?" Galang masih mempertanyakan.

"Lo harus tau, gue ini orang miskin. Gue kuliah dapat biasiswa udah sangat alhamdulilah. Gue gak mau mikirin soal cinta, yang gue pikirin sekarang kuliah dan kerja. Gue kerja untuk nyambung hidup gue yang sebatang kara ini. Lo udah paham kan  maksud gue?" Ucap Desi tenang.

Suasana tegang setelah Desi menolak Galang yang merupakan anak konglomerat.

"Tapi apa gue ada kesempatan?" Tawar Galang.

"Kalau lo beneran serius, lo gak akan ngajak gue pacaran. Dalam Islam tidak ada namanya pacaran. Jadi buang tuh pikiran lo ngajak gue pacaran." Final Desi.

Ardi memberikan waktu kepada Galang dan Desi.

Anton merasa suasana mulai tidak asik pun langsung mengalihkan pembicaraan.

"Kita lanjut permainannya," Ucap Anton.

Sekarang botol mengarah ke Ardi, mau tidak mau ini waktu yang tepat untuk mengungkap semua.

"Pak Ardi milih True or Dare?" Tanya Anton was-was.

"True." Jawab Ardi.

"Istri Bapak mana kenapa gak kelihatan?" Tanya Anton.

Ardi menghela nafas, sambil melirik ke arah sang istri.

"Istri saya ada. Dia ada disini," semua orang saling menatap satu sama lain.

Ardi menghampiri Ica, mengulurkan tangan untuk diraih Ica.

Semua orang bengong melihat Ica. Karena yang semua orang tau Ica tertutup.

"Kalian pasti terkejut kan? Saya menikah dengan Ica karena saling cinta. Jadi, saya harap kalian tidak bully Ica karena ia istri saya." Ardi menatap Ica penuh keyakinan semua akan baik-baik saja.

"Iya, Pak." Ucap mahasiswa nya.

Ica lega setelah pengakuan yang diberikan oleh suaminya. Bangga memiliki suami yang pengertian, sholeh, bertanggung jawab dan dapat bonus ganteng.


***


Next Chapter 👉

Cinta bukan WasiatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang