Bab 42

184 11 0
                                    

Happy reading📖

***

Keheningan terjadi di dalam mobil, Ardi melihat Ica sedari tadi diam dan seperti menahan sesuatu. Ica melihat dari ujung mata melihat Ardi ingin bertanya tapi gengsinya yang besar.

Turun dari mobil Ica langsung masuk ke dalam rumah, tujuannya saat ini adalah kamarnya. Berbaring di ranjang dengan selimut yang menutup seluruh badan dan tidak lupa menambahkan bedak di area bibir seolah-olah terlihat pucat.

Ceklek

Pintu kamar terbuka tandanya Ardi memasuki kamarnya. Ardi melihat Ica berbaring di ranjang dengan selimut yang menutup seluruh badan membuat Ardi khawatir.

"Sayang, kamu kenapa?" Tanya Ardi.

Ardi memegang kening Ica, tapi yang ia rasakan tidak ada tandanya kalau Ica demam. Tapi kalau dilihat bibir Ica pucat.

Aneh?

Ada perasaan keanehan yang Ardi rasakan, biasanya kalau orang demam disertai gejala panas dan pucat. Tapi ini hanya pucat?

"Mmass?" Ica dengan suara parau.

"Iya kenapa?" Ardi menggenggam tangan Ica.

"Mas sayang gak sama Ica?"

"Sayang lah." Jawab Ardi.

"Mas mau gak lakuin sesuatu?" Ardi menyengeritkan dahi.

"Ica pengen mas malam ini tidur di luar!" Ucap Ica.

Di dalam hati Ica sedang tertawa puas melihat wajah Ardi syok.

"Loh kenapa sayang?" Ucap Ardi tidak mau.

"Ica bosen sama Mas. Malam ini biarin Ica tidur sendiri ya?" Lagi-lagi Ica mencoba menahan tawa melihat ekspresi suaminya.

Ardi tidak menjawab perkataan Ica, ia berlalu pergi meninggalkan Ica yang saat ini rencananya berhasil.

Blak

Setelah suara pintu tertutup Ica melepaskan tawanya. Ia berhasil bikin Ardi bad mood.

Tapi tunggu kenapa Ica mendadak pusing?

Ica merasakan badannya sakit terlebih perut Ica serasa ada yabg ingin keluar. Kerena sudah tidak tahan Ica berlari ke arah wastafel mengeluarkan cairan bening.

Tubuhnya yang terasa lemas akhirnya Ica pingsan.

Sedangkan Ardi sedang memainkan game tiba-tiba low battery, mau tidak mau Ardi mengambil charger di kamar.

Ardi sendiri masih kesal dengan permintaan Ica yang tiba-tiba bilang bosan dan menyuruh nya tidur di luar. Apa Ica gak tau apa kalau Ardi tidak bisa tidur tanpa Ica?

Ceklek

Tidak ada orang di dalam kamar membuat ardi bertanya-tanya kemana Ica? Bukannya dia tadi di kamar?

Mencoba mencari ke balkon tapi nihil tidak ada siapapun. Berjalan menuju ke arah kamar mandi, dan Ardi melihat Ica tergeletak tidak sadarkan diri.

Buru-buru Ardi membawa Ica ke rumah sakit takut terjadi sesuatu kepada istrinya.

***

Next chapter

Cinta bukan WasiatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang