17. Ada yang lain dengan dia

94 12 0
                                    


Wadawww😝 update yuhuu.

Selamat membaca sweet Dimas, jangan lupa like, komen dan kasih tau temen-temen yang lain untuk ikut baca cerita ini ya🤗🤗 udah siap baca?

Happy reading ♥️

Pulang sekolah Nabila masih sibuk dengan pel, sapu dan peralatan kebersihan lainnya. Dibantu Alya dan Jasmine yang hari ini memang mendapatkan jatah piket bersama.

Nabila bukan tipe gadis yang mudah mengeluh apa lagi jika hanya menyangkut pekerjaan rumah seperti menyapu, mengelap dan lain-lain. Anita mendidiknya menjadi gadis yang bertanggung jawab, tidak manja dan mudah mengeluh.

"Alya?" Panggil Nabila.

Sosok cantik dengan bandana kuning yang sibuk menghapus papan tulis itu pun menoleh.

"Kenapa?" Tanya Alya.

"Pulang bareng gue aja." Tawar Nabila.

Apa jawaban Alya? "Nggak mau!"

Nabila sudah menduga hal itu, tentu saja Alya menolak mentah mentah ajakannya karena sore ini Ifand yang menjemputnya.

"Kenapa? Takut lo sama Abang gue?" Tanya Nabila lagi.

"Nggak kok. Males aja dia nyebelin banget sekarang." Jawab Alya. Gadis itu beralih kembali dengan kegiatannya.

Nabila mengendus kesal, sekarang apa yang harus lakukan? Beberapa menit yang lalu ia mendapat pesan dari Ifand untuk serta mengajak Nadira—Aka Alya pulang bersama mereka. Tapi sepertinya Alya harus mempersulit pekerjaannya.

"Nabila, Alya gue udah selesai buang sampah sama nyapu. Gue pulang duluan ya bokap udah jemput didepan." Ujar Jasmine.

"Oke, hati-hati ya." Seru Nabila dan Alya bersamaan.

Jasmine sudah pergi meninggalkan kelas, kini kelas yang sepi dan hampir bersih hanya tinggal Nabila dan Alya. Nabila sudah selesai sejak tadi dengan tugasnya. Sekarang ia harus berpikir lagi bagaimana? Membujuk Alya untuk mau ikut dengannya.

"Ay?" Panggil Nabila. Dan yang dipanggil itupun hanya bergumam.

"Pagi tadi ngobrol apa aja sama Abang gue?" Tanya Nabila.

Alya akhirnya berhenti menghapus papan tulis kini beralih menatap Nabila dengan jengkel.

"Lo kenapa sih bel? Kok jadi kepo kaya gue gini? Gue sama Abang Lo nggak ngapa-ngapain." Ujar Alya jengah.

"Yang bilang lo ngapa-ngapain juga siapa? Gue tadi tanya lo ngobrol apa?" Tanya Nabila lagi.

Alya putus asa, Nabila tipe orang yang gigih rupanya, atau menyebalkan? Alya sudah hilang akal untuk menjawab.

"Lo tuh ya nggak beda sama juna, pokoknya kalau nanya harus dijawab gitu? Abang lo tuh maksa minta balikan. Gue bilang gue udah enggak ada rasa, dua tahun gue udah banyak hal yang gue lakuin, rasa cinta dan sayang gue juga udah mulai terkikis sama waktu. Eh dia marah, sampai mau ciu— eh."

Hampir saja gadis itu keceplosan. Itu lah salah satu alasan mengapa Alya malas untuk menjawab pertanyaan Nabila. Kadang mulutnya seperti motor tanpa rem yang melaju mulus mengutarakan apapun.

"Ciu? Apa?" Tanya Nabila.

"Ciutttt, gitu dia mau nabrak orang." Jawab Alya asal. Hanya alasan itu yang terlintas di otaknya.

Nabila pun memilih diam, sepertinya gadis itu sudah puas dengan jawaban yang diberikan Alya.

"Tapi pulang sama gue ya." Ajak Nabila lagi.

Sweet DimasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang