4. Tanda Tanya

474 31 1
                                    

Selamat membaca ♥️♥️♥️

***

Nabila masih bergelut dibalik selimut tebal bermotif unicorn yang ada di kamarnya. Sejak pulang dari sekolah tadi Nabila tidak beranjak dari kamar. Kejadian yang baru saja ia alami terus menganggu pikirannya.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu dari arah luar kembali mengusik ketenangan Nabila. Gadis itu mendesah panjang kemudian beralih menatap pintu.

"Dek Abang masuk ya". Ucap seorang dari luar. Dan itu adalah suara Ifand kakak laki laki Nabila.

"Iya". Terik Nabila dari dalam kamar.

Setelah itu pintu kamar terbuka, menampilkan sosok laki laki tampan, tinggi, dengan kulit putih dan rambut pirang karena dicat.

"Kamu kenapa? Ada masalah disekolah?". Tanya Ifand langsung pada intinya.

Sebenarnya Ifand hari ini ada jadwal kuliah, namun saat salah satu pembantu rumah menghubunginya dan mengatakan Nabila sudah pulang. Laki laki itu segera meninggalkan kelas, untuk pulang menemui adik kesayangannya itu. Tidak tau apa atau mungkin sudah ikatan batin laki laki itu merasa adiknya sedang tidak baik baik saja.

Dari balik bantal dan tanpa suara, Nabila hanya menggeleng menjawab pertanyaan Ifand.

"Abang kan udah pernah bilang, kalau kamu enggak mau cerita sama bunda. Kamu bisa cerita sama Abang bel". Jelas Ifand

Nabila akhirnya mau membuka wajah yang sendari tadi ia tutupi dengan batal. Terlihat sekali ada raut cemas dan gelisah diwajah cantik gadis itu.

"Bang, bela nggak papa".

Ifand tersenyum kemudian menggeleng kecil, menatap sang adik
"Kamu enggak bisa bohongin Abang". Ujar Ifand.

"Maka dari itu bela enggak bisa bohong! Bela cuma enggak nyaman aja sama tempat baru! ya seperti biasa. Untuk kesekian kalinya aku harus menyesuaikan diri. Rasanya semakin aneh aja, mau sampaikan kita kayak gini. Apa sih salahnya maafin ayah". Ucap Nabila panjang lebar.

Raut wajah Ifand berubah seketika. Yang awalnya tenang kini berubah tegang.

"Kamu kangen ayah?". Tanya Ifand.

Nabila diam.

"Abang juga! Tapi kita udah janji sama bunda untuk enggak bikin dia sedih sedihan terus. Sabar dulu ya? Ada kalanya semua akan kembali seperti sediakala". Ucap Ifand.

Nabila masih diam.

"Permisi den!". Ujar Bi Yuni dari pintu kamar.

Nabila dan Ifand seketika memutar kepalanya menghadap pintu.

"Kenapa bi?". Tanya Ifand sopan. Laki laki itu memang menjunjung tinggi tatakrama.

"Itu den ada temennya non Nabila didepan".

Ifand beralih menatap Nabila, kemudian tersenyum mengejek.

"Cewek apa cowok bi?".

"Abang!!!".

"Cewek semua den".

Sweet DimasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang