13. jenguk

155 15 0
                                    

Selamat membaca sweet Dimas ✨🌞

Typo bertebaran, masih banyak kekurangan dicerita. Jadi sudah siapkah melanjutkan sweet Dimas? Happy reading 🌻

*****

Kediaman Fernandes mendadak ramai oleh beberapa orang tidak banyak memang, tapi lumayan ramai dari biasanya yang hanya diisi oleh sang pemilik rumah, supir dan pembantu.

"Dia diatas bil, kalau elo mau masuk silahkan." Ujar Adit. Cowok itu menatap kearah Nabila yang tertunduk malu.

Ini keputusan terbesar Nabila. Memberanikan diri untuk datang kesini bukan lah hal yang mudah ditambah lagi, Bayu, Rama juga terus menatapnya. Untung saja ada tita yang setia menemani keinginan konyolnya ini.

"Enggak deh." Jawab Nabila.

Tita berdecak sebal, "Trus apa gunanya kita bolos, kalau elo kesini cuma buat duduk disini." Ujar Tita kesal.

Ya Nabila, Tita, Adit, Bayu dan Rama hari ini bolos bersama. Atau lebih tepatnya diajak bolos oleh Nabila. Karena gadis itu terus saja merengek kepada Tita untuk mengantarnya kerumah Adit, tapi setelah sampai disini gadis itu malah diam saja dan duduk gelisah di ruang tamu.

Bayu dan Rama tentu saja dengan senang hati menemani dua gadis itu bolos, apa lagi meningkat kondisi tangan Rama. Tapi sepertinya itu tidak dengan Adit yang beberapa kali menghela nafas. Dan bergumam tentang ide bolos itu.

"Gue enggak berani ta." Jujur Nabila.

"Enggak percaya gue! Lo udah sampai dititik sejauh ini dan milih untuk mundur, Cemen banget sih bel." Ejek Tita, gadis itu lama lama jengah dengan tingkah labil Nabila.

"Enggak papa kali bil, dia juga enggak akan marah dengan kondisi kayak gitu." Jelas Bayu. Cowok itu seolah tau pergolakan hati Nabila.

Nabila ingin melihat kondisi Dimas didalam kamar itu, tapi ia takut jika nanti laki laki itu berspekulasi salah tentang niat baiknya.

"Apa separah itu?" Tanya Nabila tak yakin.

Adit mengangguk. "Dokter bilang, Dimas kena masalah sama pernafasannya dan hampir overdosis. Untungnya tubuh Dimas lebih kuat buat nahan alkohol itu supaya enggak ngerusak organ ginjalnya." Jelas Adit.

Kondisi Dimas memang begitu menyedihkan. Adit dan yang lainya juga tidak tau jika akan sefatal itu mungkin mereka akan melarang Dimas untuk berhenti malam itu juga.

"Bil, ada kalanya enggak semua yang dibilang orang itu bener. Oke terlepas dari semua kelakuan buruk kita atau Dimas. Dia juga manusia, apa pun yang bikin elo takut untuk ketemu dia buang jauh jauh deh."

"Sana bel, gue tunggu disini okay. Gue yakin elo belum lega kalau belum ketemu dia kan." Bujuk Tita lagi.

Antara ragu dan ingin Nabila bergelut dan berdebat dengan pikiran dan hatinya. Apa yang haru ia lakukan. Ia tidak ingin mengambil keputusan yang akan ia sesali esok hari, tapi sudah terlanjut sejauh ini apa Nabila akan mundur.

"Tapi ta?"

"Udah sana, anggap aja ini rasa kemanusiaan sesama gitu bel, dia sakit dan elo jenguk." Ujar Tita.

Ketiga cowok yang duduk disana pun hanya bisa mengangguk setuju.

"Mas Adit?" Suara lembut seorang wanita dari arah dapur mengambil alih perhatian mereka berlima.

"Iya, Kenapa bi?" Tanya Adit sopan, lembut dan penuh penghormatan.

"Itu mas Dimas dari pagi belum makan, bibi enggak berani bangunin mas." Ujar bi jumi.

Sweet DimasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang