Ciat ciatt ada yang kangen sama fanfict ini? ㅋㅋㅋ
×××
Keesokan harinya,sekitar pukul 9 pagi Rose terbangun karena suara ketukan pintu yang terus berulang dari lantai dasar. Meski malas dan ogah-ogahan,namun cewek itu tetap beranjak bangkit dari ranjangnya dan turun ke lantai dasar.
Begitu Rose berada di lantai dasar,ia lantas menyingkap tirai jendela yang berada di sebelah pintu utama dan mendapati sosok Doyoung yang sudah berdiri di luar pintu rumahnya. Cowok itu terlihat rapih dengan kaos hitam dibalut kemeja kotak-kotak hitam putih,serta celana jeans biru yang melekat pada tubuhnya.
Bukannya membukakan pintu,Rose malah memasang wajah sinisnya pada Doyoung seraya melipat kedua tangannya di dada. Sedangkan cowok itu hanya bisa menggelengkan kepalanya mendapati Rose yang masih dalam keadaan berantakan.
Rose kemudian berbalik memunggungi Doyoung,berniat mengabaikan cowok itu dan meninggalkannya di depan pintu begitu saja. Hingga ponsel di sakunya berdering dan menampilkan nama cowok yang sama.
"Cepet bukain pintunya." ucap Doyoung,begitu panggilannya dengan Rose tersambung.
"Gak mau." balas Rose,masih dengan posisi memunggungi Doyoung.
"Lo buka dari dalem atau gue dobrak dari luar?" ancam Doyoung. Walaupun tahu cowok itu tidak akan mungkin melakukannya,namun ancaman tersebut berhasil membuat Rose berdecak kesal,sebelum kemudian berbalik dan membukakan pintu untuk Doyoung.
Begitu Rose membukakan pintu,mata Doyoung langsung memperhatikan Rose dari atas ke bawah. Seakan tengah memindainya.
"Baru bangun tidur?" tanyanya.
Rose mendengus seraya memutar bola matanya,"Keliatannya?"
"Yang sopan kalo ditanya sama suami." ucap Doyoung seraya menjitak pelan kening Rose,membuat cewek itu kembali menggerutu.
"Cih,suami apaan. Lo kan mutusin semuaㅡ,"
Rose seketika bungkam saat Doyoung tanpa peringatan melangkah maju,menghapus jarak diantara keduanya.
"Berantakan banget rambut lo." ucap Doyoung,sementara tangannya bergerak merapihkan beberapa helai rambut Rose yang masih kusut akibat baru bangun tidur.
Rose tidak mengerti,lagi-lagi jantungnya berdebar seperti kemarin saat Doyoung tengah menciumnya. Bedanya,kali ini cowok itu hanya menyentuh lembut rambut panjangnya.
Tak tahan dengan degup jantungnya,membuat Rose tanpa sadar beranjak mundur. Kembali menciptakan jarak aman anatra dirinya dengan Doyoung.
Doyoung yang menyadari hal itu sempat tertegun,sebelum kemudian kembali berucap,"Cepet mandi terus ganti baju,baru abis itu kita sarapan di luar."
"Gak mau,gue gak laper." tolak Rose cepat sembari menggelengkan kepalanya,terlihat begitu yakin.
"Tapi gue laper."
"Bodo amat." balas Rose sembari membalikkan tubuhnya,memunggungi Doyoung.
Namun baru saja Rose akan melangkahkan kakinya menjauh dari Doyoung,tiba-tiba saja terdengar suara teriakan yang berasal dari perutnya.
Rose seketika diam membeku dengan wajah yang memanas yang dapat dipastikan sudah memerah,jelas merasa malu. Sementara Doyoung sudah tergelak di tempatnya berdiri.
"Sayangnya perut lo gabisa bohong." celetuk Doyoung kemudian,sembari mati-matian mencoba menahan tawanya.
Doyoung lantas kembali melangkah mendekati Rose,diiringi tangannya yang bergerak mengacak puncak kepala cewek itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] Kak Doyoung
Fanfiction"Saya bakal tanggung jawab." Ini konyol, Rose memang menyukai tetangganya yang lebih tua darinya. Putra tertua dari keluarga Kim, tepatnya Kim Gongmyung. Pada akhirnya Rose memang menikah dengan anggota keluarga Kim, tapi bukan dengan Gongmyung. Mel...