Duabelas

6.9K 1.1K 125
                                    

"Entah aku pengecut
atau kau tidak peka."

ㅡFiersa Besari,Garis Terdepanㅡ

×××

Waktu menunjukkan pukul 9 malam,namun hingga kini Doyoung belum juga pulang. Sudah hampir lebih dari 7 jam Doyoung pergi dari rumah semenjak kejadian di kamar mereka siang tadi.

Saat ini Rose hanya seorang diri di dalam rumah. Mama Taehee dan Papa Hujan pergi ke luar kota,begitu pun dengan Gongmyung yang menginap di rumah temannya. Keluarga Rose sendiri pun ternyata menginap di rumah nenek,sehingga rumahnya saat ini benar-benar kosong dan percuma untuk didatangi.

Rose hanya diam di ruang keluarga sembari menonton tv,sambil sesekali mengecek ponselnya. Sebelumnya ia sudah beberapa kali mencoba menghubungi Doyoung,namun cowok itu tak kunjung mengangkat panggilan teleponnya.

Jujur saja Rose benar-benar mencemaskan Doyoung. Rasanya sudah terlalu lama Doyoung meninggalkan rumah,tanpa meninggalkan pesan apapun padanya. Rose hanya bisa berharap cowok itu baik-baik saja.

Rose mengakui pertengkaran tadi siang karena kesalahannya yang tidak dapat menyembunyikan perasaannya,hingga Doyoung mengetahui hal itu.

Apa semarah itu Kak Doyoung sama gue? Tapi...bukannya Kak Doyoung berlebihan,ya? Dia kan cuman cemburu sebagai seorang suami karena gue punya perasaan sama cowok lain? Nggak mungkin,kan dia punya perasaan lebih sama gue?

Rose menghembuskan napas gusar,rasanya ada sesuatu yang berkecamuk dalam dadanya. Namun ia sendiri tidak mengerti perasaan tak nyaman apa yang tengah ia rasakan.

Kala telinganya menangkap suara mesin dari luar rumah,Rose refleks beranjak bangkit dari sofa ruang tengah yang sedari tadi ia duduki.
Cewek itu langsung mengintip ke luar dari tirai jendela.

Saat melihat sosok Doyoung yang baru saja turun dari ojek online,helaan nafas lega keluar dari bibir Rose. Disusul seulas senyuman tipis yang terbit dari bibirnya.

Tapi entah kenapa Rose merasa ada yang janggal,seolah ada sesuatu yang sebelumnya ada tapi sekarang menjadi tidak ada.

Rose memilih mengabaikan perasaan tersebut dan lantas membukakan pintu untuk Doyoung. Melihat cowok itu pulang dalam keadaan baik-baik saja sudah lebih dari cukup membuatnya merasa lega.

Doyoung sempat tertegun,sedikit terkejut kala Rose muncul dari balik pintu dan tengah menatapnya dengan raut wajah yang terlihat begitu lega.

Saat melihat dengan jelas wajah Doyoung yang terlihat kelelahan,Rose akhirnya sadar sesuatu yang janggal tersebut.

Siang tadi Doyoung pergi menggunakan mobilnya,namun kini cowok itu kembali tanpa benda beroda empat tersebut.

Lo tuh kemana aja? Kenapa gak ngabarin sama sekali? Apa sesusah itu ngangkat telepon gue? Terus mobil lo kemana? Kenapa lo pulang pake ojek?

Berbagai tanda tanya memenuhi kepala Rose,namun ia memilih untuk memendamnya. Rose merasa saat ini bukanlah saat yang tepat untuk mengajukan berbagai pertanyaan yang ada dalam benaknya.

"Lo udah makan malem?"

Itu adalah pertanyaan sekaligus kalimat pertama dari bibir Doyoung,begitu dirinya sudah berhadapan langsung dengan Rose. 

Rose sesaat tertegun,ia bahkan melupakan hal itu. 

"Belum." jawabnya sembari menggelengkan kepalanya.

Doyoung lantas menyerahkan sebungkus plastik yang baru saja Rose sadari keberadaannya,"Ini gue beli ayam bakar sama nasi liwet."

"Lo makan duluan aja,gue mau mandi dulu." ucap Doyoung yang langsung berlalu menuju lantai atas.

[4] Kak DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang