Limabelas

6.6K 1K 117
                                    

Halo, maaf ya baru update sekarang. Tadi malam aku ketiduran, terus paginya langsung ikut tes ㅠㅡㅠ

×××

Begitu keluar dari kelas terakhirnya, Rose lantas kembali membuka ponselnya yang selama kelas berlangsung memang sempat terabaikan olehnya. Kala lockscreen terbuka, ia mendapati satu pesan baru yang berasal dari Doyoung hampir 30 menit yang lalu.

From : Kak Doyoung

Gue mau ngasih bimbingan dulu sebentar sama beberapa junior gue, gue usahain gak bakal lama.

Sejenak Rose menghentikan langkahnya, diikuti kedua ibu jarinya yang lantas bergerak mengetikkan pesan balasan pada Doyoung.

To : Kak Doyoung

Gue samper lo aja, sekarang lo dimana?

Kebetulan Lisa harus menemui salah satu dosen setelah kelas berakhir, sehingga saat ini Rose seorang diri dan tampaknya menghampiri Doyoung duluan merupakan ide yang cukup bagus. Terlebih, jarak gedung fakultasnya dengan gedung fakultas Doyoung terhitung cukup dekat.

Rose pikir akan membutuhkan waktu atau mungkin pesannya tidak akan mendapat balasan dari Doyoung, mengingat ia tengah melakukan bimbingan pada juniornya. Namun nyatanya, tak butuh waktu lama Doyoung sudah membalas pesannya.

From : Kak Doyoung

Gue di gedung E. Ruangan 12 lantai 2.

Setelahnya Rose memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celananya, sebelum kemudian kembali melanjutkan langkahnya menuju tempat Doyoung berada.

Kurang dari sepuluh menit, Rose sudah tiba tepat di depan ruangan yang Doyoung maksud pada pesan terakhirnya.

Begitu berdiri di depan daun pintu, Rose mendapati hanya ada Doyoung serta seorang mahasiswi yang berada di dalam ruangan tersebut. Keduanya berada di jajaran bangku daerah tengah, duduk berdekatan di kursi yang bersebelahan. Tubuh Doyoung cukup condong dan di mata Rose terlihat sangat dekat, hingga ia bahkan tak dapat melihat sosok mahasiswi di sebelah cowok itu.

Entah kenapa terbersit rasa tidak suka melihat apa yang tengah ada dalam pandangan matanya sekarang. Doyoung yang tampak begitu akrab dengan sosok cewek selain dirinya, meskipun Rose mengetahui bahwa hubungan mereka hanya sebatas mahasiswi dan asisten dosen.

"Kamu masih perlu banyak cari referensi, perbendaharaan kata kamu juga masih sempit. Jangan dibiasakan, kalo nggak kamu sendiri yang bakal susah ke depannya." tutur Doyoung pada satu-satunya mahasiswi yang tersisa di kelas tersebut.

"Ada lagi yang mau kamu tanyakan?" tanya Doyoung, cowok itu kini terlihat jelas tengah bersiap menutup pertemuan keduanya.

Mahasiswi itu lantas menggelengkan kepalanya,"Um, enggak kak. Penjelasan kakak udah cukup dimengerti."

"Kapan-kapan boleh aku traktir kakak? Sebagai ucapan terimakasih buat ilmu yang udahㅡ,"

Ucapan mahasiswi itu terhenti, tepat saat Rose yang memang sudah cukup lama berdiri di daun pintu ruangan tersebut berdekhem cukup keras.

Begitu Doyoung beralih menatapnya, Rose dengan cepat langsung mengalihkan pandangan matanya.  Karenanya Doyoung hanya dapat mendengus geli.

Lantas Doyoung kembali menatap adik tingkatnya,"Terimakasih, tapi saya tidak merasa itu perlu. Kamu cukup ingat baik-baik beberapa saran dari saya yang sekiranya menurut kamu bermanfaat."

"Saya permisi," pamit Doyoung, sebelum kemudian bangkit berdiri dan melangkah menghampiri Rose yang sudah menunggunya di daun pintu.

Tanpa berlama-lama, keduanya lantas mulai melangkah meninggalkan ruangan tersebut.

[4] Kak DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang