Duapuluh Lima

4.5K 746 64
                                    

"Loh, Rose? "

Mina tampak begitu terkejut saat membuka pintu kamar kosnya dan mendapati bahwa Rose lah orang yang mengetuk pintunya di waktu yang cukup larut malam. Apalagi, sahabatnya itu sebelumnya tidak menghubunginya untuk mengabari kedatangannya.

Namun keterkejutan Mina seketika terganti oleh rasa khawatir, begitu ia menyadari kondisi Rose yang saat ini terlihat begitu kacau. Wajah yang memerah, mata yang tampak bengkak dan sembab, serta rambut yang berantakan. Tanpa bertanya pun, Mina tahu bahwa Rose baru saja menangis dan tidak dalam keadaan baik-baik saja.

"Lo kenapa?" tanya Mina seraya mengelus lembut kedua pundak Rose, sorot matanya saat ini menyiratkan kekhawatiran akan kondisi sahabatnya.

Namun Rose tak lantas menjawab pertanyaan Mina, cewek itu saat ini hanya mampu menggelengkan kepalanya.

Seakan mengerti bahwa Rose saat ini tidak sedang dalam kondisi dapat bercerita, Mina tak bertanya lebih jauh. Ia hanya diam seraya menuntun Rose masuk ke dalam kamar kosnya.

Setelah mendudukkan Rose di ranjang miliknya, Mina lantas beranjak ke arah area dapur kecil di kamarnya. Berniat untuk membuatkan Rose teh hangat, berharap setidaknya segelas teh dapat membuat Rose merasa sedikit lebih baik.

"Lo gak keberatan kan kalo gue malem ini tidur di kosan lo?" tanya Rose seraya menerima segelas teh yang baru saja Mina seduhkan untuknya.

"Lo udah bilang sama Kak Doyoung?" tanya Mina balik.

Namun, pertanyaan tersebut seketika membuat Rose mengalihkan pandangannya ke air teh di dalam gelas yang tengah ada dalam genggamannya.

Tanpa harus bertanya, Mina tahu bahwa telah terjadi sesuatu diantara keduanya. Kemungkinan besar yang membuat Rose terlihat kacau seperti saat ini juga Doyoung.

Mina perlahan ikut mendudukkan tubuhnya di atas ranjang, tepat di sebelah Rose. Tangannya perlahan mengusap lembut salah satu pundak Rose.

"Gue gak bakal ngerasa keberatan sedikitpun lo nginep disini, senyaman lo aja." ucap Mina kemudian.

Rose hanya menganggukkan kepalanya seraya tersenyum tipis, sebagai ungkapan terimakasihnya pada Mina.

Sesaat Mina melirik jam dinding di kamar kosnya yang kini telah menunjukkan pukul setengah delapan malam, sebelum kemudian ia kembali mengarahkan pandangannya pada Rose.

"Mumpung belum terlalu malem, mau pesen makan ga? Khusus malem ini gue yang traktir."








[][][]






Keesokan harinya, selesai sarapan, Mina dan Rose kembali ke berbaring di atas kasur. Sementara Mina memainkan ponsel, Rose meminjam laptopnya untuk menonton serial drama.

Meski begitu, Mina sesekali melirik Rose yang berada di sebelahnya. Arah pandang Rose memang terarah pada laptop, namun Mina menyadari bahwa pandangan mata cewek itu terlihat kosong. Seakan ia tengah memikirkan hal lain.

"Lo lagi nonton apa?" tanya Mina pada akhirnya, berniat mengetes konsentrasi Rose saat ini.

Benar saja, Rose tampak terkejut sekaligus kebingungan akan pertanyaan Mina. Pertanyaan tersebut tampaknya membuyarkan cewek itu dari pikirannya.

"Ha-ah? G-gue lagi nonton... Ah, iya hospital playlist."

Mina hanya menganggukkan kepalanya, namun matanya tak melepaskan Rose dari pandangannya.

Bohong kalau Mina tidak mengkhawatirkan Rose. Saat sarapan tadi memang ia terlihat baik-baik saja, namun mengingat penampilan kacau Rose dan diamnya ia semalam, rasanya tidak mungkin Rose langsung baik-baik saja dalam waktu satu malam.

[4] Kak DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang