Duapuluh Opat

4.7K 759 112
                                    

part ini akan lebih banyak narasi, hope y'all enjoy

[][][]

Begitu sampai di kediaman milik keluarga Rose, Doyoung langsung mengambil kunci rumah yang diletakkan di bawah salah satu pot bunga yang ada di teras. Cara yang sama persis dengan keluarganya dalam menyimpan kunci cadangan rumah.

Selama di mobil Doyoung dalam perjalanan tadi, kondisi Rose semakin parah. Perlahan tapi pasti, obat perangsang itu mulai menguasai kesadarannya.

Dengan kondisi yang juga tengah memegang kemudi, Doyoung benar-benar kesulitan untuk menahan Rose yang terus menerus mencoba membuka bajunya sendiri. Sampai pada akhirnya, semua kancing kemeja Rose copot dari tempatnya. Saking besarnya tenaga yang Rose gunakan dalam kondisi obat perangsang yang menguasai tubuh dan kesadarannya.

Untung saja saat ini masih tersisa bra dan tank top yang melekat pada tubuh Rose, sehingga tubuh bagian atasnya tidak sepenuhnya dalam kondisi tidak berbusana.

Begitu pintu terbuka, Doyoung langsung membawa masuk Rose yang berada dalam gendongannya.

Kamar Rose berada di lantai dua, sehingga mau tak mau akhirnya Doyoung harus menggendong cewek itu melewati tangga.

Walaupun anak tangganya tidak terlalu banyak, namun menggendong Rose yang terus menggeliat dalam gendongannya jelas bukanlah hal yang mudah bagi Doyoung.

Begitu berhasil masuk ke dalam kamar Rose, perlahan Doyoung membaringkan tubuh Rose di atas ranjangnya.

Baru saja Doyoung akan beranjak, diluar dugaan, tiba-tiba saja Rose mengalungkan lengannya pada leher cowok itu.

Tanpa sempat Doyoung cegah, Rose langsung menempelkan bibirnya pada bibir cowok itu.

Doyoung jelas terkejut bukan main, tidak sedikitpun menduga akan tindakan Rose barusan. Namun  tak berhenti di situ, Rose tiba-tiba saja berhasil membalik keadaan. Membuat tubuh Doyoung yang semula berada di atasnya, kini berada di bawahnya.

Mata Doyoung bertemu dengan netra Rose yang kini tengah duduk tepat di atas perutnya. Mata Rose tampak memerah dan berkaca-kaca, tampaknya obat perangsang itu benar-benar sukses membuatnya tersiksa.

"Rose, lo gak boleh—,"

Doyoung berniat bangkit sekaligus menyingkirkan Rose dari atas tubuhnya, namun cewek itu langsung bergerak menahan tubuhnya menggunakan kedua kakinya seraya bergerak cepat melepas kemejanya dan membuangnya ke sembarang arah.

Detik selanjutnya, Rose kembali menempelkan bibirnya pada bibir Doyouung. Bukan hanya sekadar kecupan seperti sebelumnya, cewek itu kini benar-benar melumat bibir Doyoung penuh nafsu.

Doyoung jelas tidak diam saja, ia terus mencoba menjauhkan Rose dengan menahan kedua pundaknya. Namun semakin besar usahannya menjauh, semakin besar juga tenaga Rose untuk mendekatkan diri dengannya.

Sampai pada akhirnya, akal sehat Doyoung mulai runtuh. Nafsu perlahan ikut membumbung dalam dirinya, seiring dengan bertambah liarnya lumatan demi lumatan bibir Rose pada bibirnya.

Perlahan kedua tangan Doyoung melingkar di pinggang Rose, bibirnya pun mulai membalas pagutan bibir Rose.

Lalu tak lama, tanpa melepaskan pagutan bibir keduanya, Doyoung kembali merubah posisi keduanya. Sehingga saat ini Rose kembali berada di bawah kungkungannya.

[4] Kak DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang