"Hah? Serius?" tanya Rose sembari mengalihkan pandangannya dari mangkuk baksonya, begitu mendengar ucapan Doyoung.
Saat ini keduanya tengah berada di ruang makan unit apartemen mereka, setelah sebelumnya memesan beberapa porsi bakso secara delivery melalui sebuah aplikasi jasa antar.
Doyoung langsung menganggukan kepalanya, "Bang Gongmyung bilang gue lusa harus dateng ke kantornya buat interview sama bagian HRD."
"Terus posisi lo yang asdos di kampus itu gimana?" tanya Rose kembali.
"Istri Pak Siwon udah sembuh, jadi beliau udah mulai bisa ngajar normal. Kata beliau dia bakal cari pengganti gue secepatnya, jadi gue bisa fokus cari kerjaan aja." jelas Doyoung.
Sebenarnya Doyoung hampir tidak memiliki urusan apapun di kampus, mengingat statusnya yang hanya tinggal menunggu wisuda dua bulan ke depan. Selama ini Doyoung datang ke kampus hanya untuk menjalankan kewajibannya yang tersisa sebagai asisten dosen, sampai ia benar-benar lulus saat wisuda nanti.
Hampir dua bulan belakangan ini Doyoung dibuat sibuk dengan sering mengisi ketidakhadiran dosennya, karena beliau harus menemani istrinya yang sedang sakit.
"Besok sore lo bisa temenin gue cari kemeja baru?" tanya Doyoung, kontan membuat Rose yang tengah menikmati semangkuk baksonya kembali menatapnya.
"Kenapa harus sama gue?" tanya Rose balik diikuti raut wajahnya yang sesaat berubah memelas, sebelum kemudian kembali memasukkan sesendok bakso ke dalam mulutnya.
Hari demi hari ia habiskan dengan Rose, membuat Doyoung mulai mengenal lebih jauh cewek itu, sehingga ia sudah tidak lagi heran. Dibandingkan pergi keluyuran setelah jam kuliahnya selesai, Rose lebih menyukai bermalas-malasan sekaligus menghabiskan waktu di tempat tinggalnya.
"Kenapa harus sendiri kalo punya istri buat nemenin?"
Rose yang jelas tak menduga Doyoung akan membalasnya dengan ucapan tersebut, seketika tersedak oleh kunyahan bakso yang baru saja akan ia telan. Saking terkejutnya dengan apa yang baru didengarnya.
"Ukhuk! Ukhuk!" Rose terbatuk beberapa kali, sebelum kemudian dengan cepat meraih segelas air miliknya dan menenggaknya dengan begitu terburu-buru.
Setelah merasa tenggorokannya lebih baik, barulah Rose kembali menatap Doyoung. Kali ini dengan kening mengerut dan bibir yang mengerucut.
Meskipun apa yang Doyoung katakan memang ada benarnya, namun entah kenapa, terdengar sedikit menggelikan di telinga Rose.
Doyoung malah tersenyum geli, cowok itu kini menumpukkan kedua tangannya di atas meja.
"Emangnya lo mau gue minta tolong orang lain buat nemenin gue?" tanya Doyoung kembali, sembari menaikkan salah satu alisnya dengan cara berbicara yang terdengar begitu menyebalkan di telinga Rose.
Rose memutar bola matanya sembari berdecak kesal,"Ck, iya. Besok sore gue temenin."
×××
Setelah menitipkan paper bag berisikan barang belanjaan miliknya serta ponsel dan dompetnya pada Rose, barulah Doyoung masuk ke dalam toilet khusus pria.
Sembari menunggu Doyoung, guna membunuh waktu, Rose memilih untuk memainkan ponselnya. Kebetulan ada chat dari bundanya yang belum sempat ia balas.
Kening Rose mengerut saat bundanya tiba-tiba meminta foto dirinya dan Doyoung saat ini, disusul decakan kesal yang keluar dari bibirnya.
"Ck, kenapa coba harus minta fotoㅡ,"
"Foto apaan?"
"Ini bunda minta foㅡ, eh?"
![](https://img.wattpad.com/cover/224233232-288-k883144.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] Kak Doyoung
Fanfic"Saya bakal tanggung jawab." Ini konyol, Rose memang menyukai tetangganya yang lebih tua darinya. Putra tertua dari keluarga Kim, tepatnya Kim Gongmyung. Pada akhirnya Rose memang menikah dengan anggota keluarga Kim, tapi bukan dengan Gongmyung. Mel...