Sebelum masuk ke arena khusus untuk menonton pertunjukan kembang api, Doyoung dan Rose harus melewati area food court yang berada tepat di depan pintu masuk festival. Mungkin karena merupakan malam terakhir, festival tersebut dipenuhi oleh cukup banyak orang.
Selama melewati area food court, tangan Doyoung terus merangkul erat pundak Rose, guna menjaga sekaligus memastikan agar keduanya tidak akan terpisah diantara lautan manusia di area tersebut.
Rose sempat tak bisa melepaskan pandangannya dari beberapa makanan yang tampak mengunggah selera makannya, namun sebelumnya keduanya sudah sepakat untuk mendahulukan mencari tempat menonton pertunjukan yang nyaman. Sehingga Rose memilih bungkam dan hanya mampu menenggak ludah, sementara kakinya tetap melangkah mengikuti arahan Doyoung.
Setelah melewati area food court, suatu keberuntungannya keduanya dapat menemukan tanah kosong yang berada di area yang cukup tinggi sehingga mereka nantinya dapat melihat acara puncak kembang api dengan jelas.
Meski cukup menanjak, namun tanah kosong yang berada di area yang cukup tinggi itu jauh lebih sepi ketimbang area dibawahnya yang tidak perlu menanjak sedikitpun.
"Sini duduk." ucap Doyoung yang tengah berjongkok seraya menepuk-nepuk tanah yang sudah ia lapisi dengan beberapa lembar koran, yang sebelumnya ia beli dari salah satu pedagang asongan.
Rose lantas mendudukkan tubuhnya tepat diatas koran yang sudah Doyoung persiapkan untuknya.
Setelah memastikan Rose duduk dengan posisi nyaman, bukannya ikut mendudukkan tubuhnya di samping cewek itu, Doyoung malah bangkit berdiri.
"Lo mau beli makanan apa?" tanya Doyoung seraya menunduk pada Rose yang kini sudah duduk berselonjor di tempat yang sudah ia persiapkan untuk cewek itu.
Rose malah menatap Doyoung dengan tatapan kebingungan,"Hah?"
"Gue mau ke sana lagi beli makan, lo mau nitip apa?" jelas Doyoung kemudian, sembari menunjuk area food court yang sebelumnya sudah keduanya lewati dengan cukup susah payah.
Melihat raut wajah Rose yang seakan memohon untuk ikut, Doyoung langsung menahan tubuh cewek itu tepat saat Rose mencoba bangkit berdiri.
"Nggak, lo jangan ikut. Jagain tempat." ucap Doyoung tegas, kontan membuat bibir Rose seketika mengerucut maju.
"Yaudah, kalo gitu beliin gue gulali, es krim, sama kentang tornado aja." ucap Rose kemudian.
Mendengarnya, Doyoung tak dapat menahan tawanya.
"Aja?" katanya, diiringi salah satu alis yang terangkat. Rose tak menjawab, tampaknya cewek itu tengah merajuk pada Doyoung.
Seulas senyuman yang terlihat begitu lembut terbit di kedua sudut bibir Doyoung. Rose mengerjapkan matanya saat tanpa diduga Doyoung secara perlahan memasangkan jaket denim yang baru saja ia lepas pada tubuh bagian depan Rose, menyisakan kaus putih pada tubuh cowok itu.
"Gue nitip jaket." ucapnya singkat, sebelum kemudian bangkit berdiri dan melangkah pergi.
Mata Rose perlahan melirik tubuh Doyoung yang kian menjauh dari pandangannya, sebelum setelahnya tubuh cowok itu menghilang diantara orang-orang yang berdesakan, tepat setelah ia memasuki area food court.
×××
Dua puluh menit lagi puncak pertunjukan kembang api dimulai, namun Doyoung masih belum kembali, membuat Rose terus menatap ke tempat terakhirnya melihat keberadaan cowok itu.
Hingga akhirnya, sosok Doyoung muncul dengan kedua tangannya yang memegang satu tusuk gulali dan satu tusuk kentang tornado. Tanpa sadar, kedua sudut bibir Rose tertarik ke atas begitu melihat keberadaan cowok itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/224233232-288-k883144.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] Kak Doyoung
Fanfiction"Saya bakal tanggung jawab." Ini konyol, Rose memang menyukai tetangganya yang lebih tua darinya. Putra tertua dari keluarga Kim, tepatnya Kim Gongmyung. Pada akhirnya Rose memang menikah dengan anggota keluarga Kim, tapi bukan dengan Gongmyung. Mel...