Chapter 22 : The Life Choice

6.4K 237 0
                                    

Mature Themes 21+

Setelah satu minggu berada di Indonesia, akhirnya Nayla pun telah kembali ke Paris.

Dia memang hanya berniat untuk datang dan menemui Bara serta menemani Mila melahirkan, sisa nya dia memang tidak ada apa-apa yang bisa dia lakukan di sana, karena memang dia tidak ada urusan apapun di Indonesia selain dengan keluarga nya Bara.

Nayla sempat mampir ke Singapura 3 hari dan menemui kedua orang tua nya, ya mereka memang tidak terlalu dekat juga, Orang tua Nayla banyak pekerjaan, dan jarang kumpul bersama. Tapi setidaknya ketika ada Nayla mereka menghabiskan 3 hari untuk kebersamaan keluarga.

1 hari setelah kepulangan Nayla, Nayla langsung masuk kerja tanpa ada kata istirahat.

"Mana oleh-oleh ku ?" Pinta Bryan.

"Ada di rumah, kenapa Loe enggak pulang tadi malam, gila ya padahal udah tahu aku sampai subuh malah rumah kosong."

"Aku nginap di rumah pacar aku, maaf ya Baby."

"Enggak tahu ah, Gue bete sama Loe. Udah sana kembali kerja." Ucap Nayla pada Bryan. Nayla pun juga kembali bekerja , mulai membuka Email dan melihat tawaran yang masuk.

***

Di Negara yang sama, Di tempat yang berbeda. #Paris

"Saya akan mengakuisisi perusahaan itu, menurut anda bagaimana ?" Tanya seorang Pria yang sedang bicara dengan rekan kerja nya di Perusahaan yang ada di Paris.

"Apakah anda yakin Mr. Gerald, Saham sedang tinggi, anda akan merugi kalau membeli saham sekarang."

"Sebenarnya saya sudah membeli saham perusahaan itu sedikit demi sedikit, saya hanya butuh membeli nya sekali lagi dan saya akan memiliki sepenuhnya perusahaan itu, tidak masalah jika saham sedang naik, saya juga sudah menjual saham saya yang di Indonesia."

"Apakah anda akan menjual perusahaan anda sepenuh nya ?"

"Tidak, saya hanya akan menjual saham saya untuk membantu saya membeli saham di perusahaan ini saja."

"Jadi siapa yang nanti akan menjalani perusahaan anda disana ?"

"Orang kepercayaan, ada Firman yang sangat saya percaya, saya sudah mengenal nya lama dan dia adalah orang yang setia, semenjak saya membangun perusahaan itu, saya menjadikan Firman sebagai Manager, dan sudah hampir 1 tahun ini saya menjadikan dia Wakil Direktur, saya tidak menyangka kalau Supir Pribadi saya itu ternyata cerdas dan multitalenta. Dialah yang akan memegang perusahaan saya di Indonesia dan membuat nya lebih berkembang, dan juga di bantu dengan orang-orang kepercayaan saya lainnya, termasuk Papa saya sendiri."

"Anda sangat hebat Mr.Gerald, dan sekarang anda dengan berani ingin mengakuisisi perusahaan di Paris, saya harap anda akan sukses dengan perusahaan baru anda. Dan kalau boleh saya tahu sebenarnya apa alasan anda mau pindah ke Paris dan mengakuisisi perusahaan disini."

"Terlalu banyak alasan, salah satunya saya memang sudah lama ingin pindah kesini dengan satu alasan utama, dan untuk menunjang alasan utam itu, saya sudah lama mencari perusahaan yang tampak memberikan peluang bagus, anda tahu saya adalah pembisnis, saya bisa melihat perusahaan ini sangat berkembang hanya saja berada di tangan yang tidak mampu mengatur Managemen, dan akhirnya semakin buruk, makanya saya dengan cepat mulai merencanakan untuk membeli saham di perusahaan ini hampir 1 tahun ini dan akhirnya setelah yakin cukup saya akan langsung mengakuisisi perusahaan ini dan menjadikan perusahaan ini menjadi besar dan sukses."

"Saya sangat salut Mr.Gerald, dan kalau boleh tahu alasan utaa anda apa ? Hingga anda mau mengakuisisi perusahaan ini dan pindah kesini, apalagi perusahaan anda di Indonesia sudah sangat sukses dan berkembang pesat."

Love Affair [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang