Part 18 : Ternyata Kamu.

7.2K 278 0
                                    

Mature Themes 21+

Nayla bermimpi, dia sedang berada di suatu ruangan, itu seperti sebuah ruangan kosong yang hanya berbentuk petak tapi sangat besar dengan cahaya putih yang begitu terang.

Nayla mencoba untuk mencari jalan keluar tapi ruangan itu tampak tidak memiliki pintu ataupun jendela, lalu tiba-tiba dari arah belakang terdengar suara parau seseorang yang memanggil nama nya.

"Nayla..Nayla." Ucap nya, Nayla menoleh dan melihat orang itu sedang berdiri membelakanginya.

Nayla mendekati orang itu lalu tiba-tiba dinding itu menghilang dan memperlihat kan orang itu kini sedang berdiri di tepi. Seolah orang itu hendak jatuh dari sana. Nayla segera dengan cepat berlari tapi aneh nya semakin dia kuat berlari semakin terasa jauh untuk dia mendekati orang itu.

"Hei apa yang kau lakukan, menjauh dari sana, kau bisa jatuh." Teriak Nayla.

"Nayla, tolong aku, tolong aku." Ucap orang itu, lalu orang itu membalikkan badan nya dan betapa terkejutnya Nayla ketika melihat orang itu adalah Gerald, Muka nya sangat menyedihkan , Gerald menangis dan tampak begitu pucat.

"Nayla aku mencintamu." Ucap Gerald lalu dia menjatuhkan dirinya.

"GERALD." Teriak Nayla lalu terbangun dari tidurnya, dan ternyata itu adalah mimpi, mimpi yang sama dan Bryan sudah berada di depan nya dengan tampang yang sama sekali tidak terkejut karena hampir setiap harinya Nayla akan seperti itu, terbangun dengan mimpi buruk nya dan meneriakkan nama itu, Nama yang hanya dia teriakkan di dalam mimpinya dan tidak pernah dia sebutkan di kehidupan nya selama 6 tahun belakangan ini.

"Sudah Mandi sana, udah mau jam 7." Ucap Bryan. Nayla hanya mengusap wajah nya yang berkeringat padahal AC nya sangat kuat.

Dia segera mandi dan setelah bersiap-siap dia segera keluar untuk sarapan bersama Bryan.

"Kau tahu aku tidak suka telur, masih saja masak telur." Ucap Nayla kesal.

"Aku tidak masak untuk mu, aku masak untuk diriku."

"Tapi aku tidak suka dengan bau nya."

"Tidak usah di hirup."

"Kan aku punya hidung."

"Potong lah hidup kamu."

"Dasar Gila." Ucap Nayla.

"Dasar menyebalkan." Ucap Bryan.

Setelah mereka selesai sarapan , mereka segera pergi ke kantor dan Nayla pun segera bekerja kembali. Seharian Nayla mengerjakan Desain-desain ruangan untuk Semua Klien nya, satu persatu dia mengirimkan email ke pada mereka semua, dan mereka semua rata-rata membalas dengan jawaban sangat puas dan hanya beberapa yang meminta untuk merevisi sedikit agar sesuai dengan keinginan mereka, setelah selesai dengan Desain dan mendapatkan persetujuan, Nayla akan segera mengatur anak buahnya untuk mendekor ruangan itu dan setelah berjalan 50 persen dia akan turun ke lapangan untk mengecek.

Nayla memang bekerja dengan cepat dan tidak pernah mengecewakan setiap Kliennya. Tapi dari semua klien nya untuk satu bulan ini , hanya Klien yang dari Indonesia yang sangat sulit untuk dirinya, orang itu sangat banyak mau nya, tidak pernah suka dengan semua desain nya Nayla, dan jika Nayla meminta pendapat dia selalu meminta Nayla memikirkan nya sendiri. Untuk bertemu tidak bisa lantas Nayla harus bagaimana.

Lalu ketika Nayla melihat jam tangan nya, tiba-tiba dia mendapatkan ide, dan dia langsung membuat desain baru untuk orang itu. Seketika dia menyelesaikan Desain itu dan mengirimkan email nya, cukup lama orang itu membalas nya dan akhirnya dia membalas sekitar 2 jam kemudian dan dia menjawab oke. Nayla langsung berdiri dan tersenyum, akhirnya selesai.

Sekarang sudah pukul 8 malam, dia mematikan komputer nya dan mengajak Bryan pulang.

"Apakah semua pekerjaan sudah selesai, tidak ada lokasi yang harus kau desain lagi kan, akhirnya orang indonesia itu mengatakan oke dengan hasil akhir mu."

"Apakah kau tidak tahu siapa nama nya." Tanya Nayla.

"Tidak, email nya atas nama perusahaan, dan itu sepertinya perusahaan baru yang berdiri di bidang produksi dan distributor . Kita akan bertemu dengan pemiliknya nanti bukankah acaranya 4 hari lagi kan ?"

"Iya, kita akan melihatnya nanti, besok kita akan mulai dekorasi nya." Ucap Nayla.

"Oke, baiklah, aku akan mengatur anak buah yang datang kesana." Seru Bryan.

Setelah makan malam mereka masuk ke kamar masing-masing dan beristirahat. Untuk menjalani hari esok.

4 hari kemudian.

4 hari belakangan ini Nayla sangat sibuk dengan tempat ini, karena dekorasi untuk tempat ini sangat lumayan rumit, banyak bahan-bahan yang harus dia pesan dengan susah dan bahkan harus di kirim dari luar kota, desain ini mencakup banyak detail yang rinci , tapi tentu saja hasilnya tidak pernah mengecewakan.

Nayla sendiri mendapatkan undangan resmi untuk acara malam ini yang katanya hanya di hadiri oleh beberapa orang penting di Paris , ternyata perusahaan ini sendiri sedang bekerja sama dengan perusahaan besar Paris untuk membuka cabang di Paris, untuk saling mengirimkan barang dan menjual nya.

Hari H.

Di sebuah kamar hotel.

"Firman, tolong ambilkan dasi ku di atas kasur, ucap Gerald yang sedang memakai kemeja nya."

"Ini Bos."

Gerald menerimanya dan memakai dasi itu, segera setelah selesai mereka segera pergi ke tempat acara.

Di sisi lain.

"Kau membeli gaun baru ?" Ucap Bryan, pada Nayla.

"Tentu saja, ini acara besar."

"Kau sangat cantik menggunakan warna merah itu."

"Ayo kita pergi." Ucap Nayla sambil tersenyum siap.

Mereka pun pergi ke tempat acara itu, berdua.

Sesampainya disana, sudah banyak orang yang datang ke tempat itu, mereka memberikan kartu undangan untuk bisa masuk ke dalam, Nayla dan Bryan sendiri juga memberikan undangan mereka lalu di persilahkan masuk.

"Waw.... Aku masih tidak menyangka tempat ini begitu indah , bagaimana kau bisa mendapatkan inspirasi seindah ini dan mendesain tempat ini , Nay ?" Ucap Bryan, yang bahkan sudah melihatnya tetap saja masih terpesona dengan keindahan dekorasi yang sudah Nayla buat.

"Kau ingat jam yang sering aku bawa, aku membeli itu di pasar loak di indonesia, dan itu adalah jam yang memiliki desain candi borobudur, dan entah kenapa aku ingin menggunakan hal itu untuk membuat desain ruangan ini, dan jadilah seperti ini."

Selain mereka, banyak orang-orang yang terkagum dengan hasil desain dari Nayla, bahkan setiap tata letak pencahayaanya begitu indah dan juga mempesona.

Nayla dan Bryan saling tersenyum dan mereka saling memegang tangan saking bahagian nya karena mereka berhasil membuat nama baik perusahaan mereka naik.

Dan sisi lain ada sosok pria yang sedang menahan sakit dan menggenggam tangannya melihat sosok di depannya tersenyum indah dengan bahagia bersama pria lain.

Dan tidak di sengaja Nayla menoleh dan melihat sosok pria itu sedang menatap nya tajam, dan pria itu tidak lain adalah Gerald. Mereka saling menatap, Nayla dengan keterkejutan nya karena mendapati Gerald sedang berada di hadapannya sekarang, dan Gerald yang tampak emosi karena melihat Nayla begitu bahagia dengan pria lainnya.

"Gerald." Ucap Nayla yang beranjak mendekati Gerald.

"Ternyata kamu telah menemukan kebahagianmu." Ucap Gerald, lalu pergi meninggalkan Nayla.


TBC.

Love Affair [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang