Part 15 : Kehancuran

7.3K 246 3
                                    

Mature Themes 21+

Sepulangnya mereka ke indonesia.

Nayla langsung pulang ke rumah nya setelah di antar oleh Firman.

Gerald sendiri pulang ke rumah Jasmine, tidak ada siapa-siapa disana, Gerald tahu Jasmine sudah pulang 1 minggu sebelum mereka pulang.

Belum terlihat ada sesuatu yang kacau setelah keributan itu. Setidaknya sampai sekarang, tapi tentu nya Gerald tahu Jasmine tidak akan tinggal diam.

Keesokan hari nya, ada sedikit keramaian di dinding pemberitahuan kantor.

Nayla berjalan masuk dan banyak yang menatap dirinya. Dia tampak heran apa yang terjadi, dan dia datang menghampiri kerumunan itu.

Disana jelas tertulis tentang pemecatan Nayla Winindi.

Nayla langsung naik ke atas dan masuk ke ruangan nya, meja nya sudah sangat rapih dan di atasnya ada kertas pemberhentian untuk dirinya kalau dirinya sudah di pecat. Nayla meremas berkas itu dan membuang nya ke tong sampah, Nayla hendak masuk ke ruangan Gerald tapi yang dia dapatkan di ruangan itu sudah ada Gerald, Jasmine, dan beberapa orang lainnya yang jelas itu adalah keluarga dari mereka berdua.

"Nah Itu dia sang pengacau, tanpa harus di panggil dia datang sendiri, kurasa dia memang memiliki insting untuk masuk ke dalam sebuah masalah." Ucap Jasmine.

"Kamu ternyata yang sudah mengganggu pernikahan anak kesayangan saya , Jasmine ?" Ucap Mama tiri Jasmine dengan sombong, Jasmine sendiri muak melihat tingkah Mama tiri nya itu.

"Saya tidak pernah mengganggu hubungan pernikahan anak anda, Bu. Yang jelas hubungan pernikahan mereka memang tidak pernah ada bagus nya." Seru Nayla.

"Bagus tidak nya, kau tetap tidak berhak menjadi pengacau dalam keluarga kami, apakah kau tidak pernah berkaca, kau hanya pegawai rendahan, lihat lah akibat ulah mu, kau kehilangan pekerjaan mu padahal menurut laporan hasil kerja mu sangat bagus." Seru Bambang.

"Anda tahu sendiri bagaimana kinerja saya selama di sini, dan anda seorang pengusaha seharusnya tahu buruk dan rugi bagi perusahaan untuk melepaskan orang sebagus saya, tapi anda seperti nya lebih memilih tentang masalah pribadi dari pada membantu perkembangan perusahaan dengan menambah pegawai sebagus saya, saya sama sekali tidak menolak dengan pemecatan ini, saya juga tidak akan melaporkan hal ini ke dinas pekerjaan, saya tidak mau repot, cukup berikan pesangon yang pas untuk kinerja saya selama ini, jika saya tidak mendapatkan hak saya baru lah saya akan bertindak, dan satu lagi saya harap anda menghitung nya baik-baik, dari uang pesangon, dan uang ganti rugi karena saya merasa tersakiti akibat ulah anak anda yang sudah menampar saya, dan membuat malu saya." Ucap Nayla tegas lalu dia keluar dari ruangan itu, mata nya sekilas menatap Gerald, dan Gerald juga menatap nya, tapi Gerald tidak bisa berkata apa-apa, ini bukan saat yang tepat untuk nya ikut campur, ke ikut campuran dirinya hanya akan membuat Nayla lebih menderita lagi untuk sekarang, dia tahu Nayla kuat, dia akan menemui Nayla setelah ini.

Nayla langsung mengambil tas dan berkas milik nya yang sudah di masukkan dalam kotak berwarna biru, sekeluarnya dia dari lift disana sudah ada Bara yang menunggunya.

"Nayla, Apa yang terjadi , aku dengar kau di pecat ? Karena apa ?" Tanya Bara khawatir.

"Nanti aku akan cerita, aku butuh waktu sendiri dulu." Seru Nayla pada Bara, jelas Bara langsung mundur dia tidak mau menambah beban lagi ke Nayla, Nayla tampak rapuh dan begitu tertekan, Bara tahu bagaimana perasaan wanita itu jika dia sedih dan tertekan, dia bukan orang yang bisa langsung bicara dan mengungkapkan perasaan nya dengan cepat, dia adalah wanita yang penuh perhitungan dan tidak ceroboh, dia akan menenangkan dirinya terlebih dahulu, baru lah dia akan terbuka dengan apa yang terjadi.

"Kau ingin pulang ?" Tanya Bara, sembari mengikuti jejak Nayla yang berjalan menuju pintu keluar perusahaan, banyak yang menatap mereka dengan tidak senang.

Banyak yang menggunjing tentang Nayla, berkata Nayla tidak tahu malu, menganggu rumah tangga orang, di cap Pelakor, bahkan menyakiti Bara, karena satu kantor tahu hubungan Nayla dan bara.

"Iya, aku akan istirahat, kau tidak perlu mengantar ku, ini bukan jam istirahat. Aku pulang ya." Ucap Nayla.

Di dalam ruangan Gerald.

Plakkkkk.

Sebuah tamparan keras dari Papa Gerald di pipi Gerald. Gerald tidak bicara sama sekali.

Plakkkkk.

Tamparan itu melayang sekali lagi.

"Hentikan kekerasan, bukankah itu sangat murahan." Ucap Jasmine, Gerald tersenyum benci kepada Jasmine.

"Dasar wanita ular." Seru Gerald pelan.

"Bisa-bisa nya kau mempermalukan Papa, kenapa kau selingkuh dengan karyawan mu sendiri Hah ?" Ucap Papa Gerald, marah.

"Kalian urus urusan kalian, aku tidak sudi untuk ikut campur masalah serendah ini, aku tidak perduli jika kau, ataupun Jasmine mau bermain di luar sana, membuat onar dan ulah, asalkan jangan mempengaruhi citra perusahaan, jika kau membuat malu nama baik keluarga ku, ataupun perusahaan ini, aku tidak segan langsung memasukkan Papa kesayangan bodoh mu itu ke penjara, dan tentu saja dirimu, apakah kau jelas." Ucap Bambang, lalu dia langsung pergi dari ruangan itu, Istri nya dan Jasmine juga mengikuti Bambang dari belakang.

Di dalam ruangan itu hanya tinggal Papa Gerald dan Gerald.

"Kau dengar sendiri kan, apa yang akan mereka lakukan pada Papa ? Kau mau Papa mu ini di penjara , Hah ?"

"Pa, bisakah kau memikirkan kebahagian ku sedikit saja Pa ?"

"Bahagia, kau memiliki semua ini, dan semua ini bisa saja menjadi milik mu seutuhnya Gerald, apa yang tidak bisa membuatmu bahagia dengan keadaan seperti ini, dan untuk apa kau mengacaukannya dengan wanita murahan itu ."

"Aku sama sekali tidak bahagia Pa, aku mencintai Nayla, aku ingin bersama nya, dan dia bukan wnaita murahan, aku mencintai nya."

"CINTA ? Jangan bergurau Gerald, jika kau memiliki uang sebanyak 1 Triliun, dan bisa melunasi semua hutang, dan menjamin hidup kita, barulah kita bisa lepas dari cengkraman mereka, tapi jika tidak, kau hanya perlu menunduk dan menjalani nya dengan tenang, apakah itu sulit sekali untuk jau jalani, kau sangat bodoh, Papa sudah memberikan kau yang terbaik, kau malah mengacaukannya."

"Sulit Pa, sangat sulit, aku mau mati rasanya, sesak, aku tidak bisa bernafas, tidak bisakah kau melepaskan ku Pa, ini semua karena ulah mu bukan, aku tidak pernah menyusahkan mu sedikit pun, tidak bisakah aku memilih jalan ku sendiri, dan lepaskan aku. Dan apa Papa bilang, Papa memberikan ku yang terbaik, semua ini yang Papa bilang terbaik, aku bahkan rela mati saat ini juga untuk melepaskan semua ini Pa, ini neraka ini kesengsaraan Pa."

"Bodoh, anak bodoh. Tidak pernah Papa percaya kau bisa bicara seperti itu dengan orang tua yang sudah membesarkan mu, Mama mu pasti akan sangat sedih melihat kau seperti ini, Kau pergi lah , tinggalkan Papa, dan jika kau mendengar kabar kematian Papa, jangan pernah datang karena kau bukan anak Papa lagi , jika kau tega meninggalkan Papa sendiri." Lalu Papa Gerald pergi dari ruangan itu, dan meninggalkan Gerald sendirian yang sudah merasa sangat hancur.

"Aku hanya ingin bahagia."


TBC


Love Affair [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang