⭐Bab:12⭐

25.6K 1.8K 9
                                    

Terima kasih untuk para pembaca cerita ini, author mau minta maaf karna cerita nya update nya sedikit lama karna author banyak urusan.
Ok selamat membaca...

𝘏𝘢𝘱𝘱𝘺 𝘙𝘦𝘢𝘥𝘪𝘯𝘨 𝘈𝘭𝘭~~

"Sebenarnya ada apa ini? " Tanya Dika langsung ketika mereka semua sudah duduk di sofa ruangan itu.

Sedangkan pria berambut hitam gelap itu sedang mengobati luka di wajah pria berambut perak akibat cakaran mako.

"Aww... Perih.. gak bisa pelan pelan sedikit apa ngobatin nya" Protes pria berambut perak itu ketika pria berambut hitam mengusap luka di wajahnya menggunakan kapas yang sudah di beri alkohol agar tidak infeksi.

"Uhh..masih untung di bantu" Bukannya makin lembut pria berambut hitam malah mengusap kasar luka tersebut hingga membuat pria berambut perak kesakitan.

"Ahh.. Aduhhh..gila Lo yah... Perih banget " Protes pria berambut perak menepis kasar tangan pria berambut hitam itu.

"Lagian ini salah lo sendiri , dari mana lo tahu bahwa tupai punya tanda khusus di tubuhnya bikin gue  penasaran saja" Kini pria berambut hitam mulai protes.

"Dari buku dongeng yang pernah gue baca" Senyum pria berambut perak seperti tidak bersalah.

"Dasar bodoh kenapa lo gak bilang sejak awal" Ucap pria berambut hitam memukul kepala pria berambut perak itu.

"Gak sopan banget, gue ini lebih tua dari lo" Protes pria berambut perak tidak terima atas apa yang di lakukan pria berambut hitam.

"Bodo amat" Ketus pria berambut hitam itu.

"Gue sedang kesakitan lo malah bersikap begitu kasar, adik macam apa Lo ini" Ucap pria berambut perak itu dengan wajah sedih.

"Mampus itu salah lo sendiri"jawab pria berambut hitam ketus.

"Berhenti berdebat dan diam lah..cepat.. Bersihkan diri kalian dan turun lah kita akan makan bersama sebagai penyambutan datang nya adik tiri kita" Ucap Dika memotong pembicaraan mereka dengan nada kesal karena kedua orang itu seperti tidak menganggap kehadiran nya.

"ADIK TIRI?" Jawab mereka secara bersamaan.

"Iya adik tiri kita anak dari papa Rio dan mantan istrinya yg pertama" Ucap Dika santai.

"Kalau tidak salah dengar adik tiri kita itu sangat cantik apakah benar? " Tanya pria berambut perak antusias dengan semangat.

"Humm.... Mungkin" Jawab Dika kesal .

"Cepat bersiaplah dan segera turun" Lanjut Dika sambil berjalan menuruni tangga.

"Hei kenapa lo lewat tangga lo kan bisa lewat lift biar lebih cepat" Ucap pria berambut perak.

"Gak sopan banget, Dika kan lebih tua dari kita" Balas pria berambut hitam.

"Apa bedanya sama Lo yang langsung manggil nama?"

"Diamlah kalian"

"Aku ingin lewat tangga hari ini biar sekalian olahraga. "Jawab Dika ketus sambil keluar dari ruangan itu.

"Kenapa dia tampak kesal begitu, ketus sekali jawabannya "bingung pria berambut perak itu sambil memegang wajahnya.

Pria berambut hitam hanya diam tidak menanggapi ucapan saudara nya itu, ia lebih memilih bangun dari duduk nya dan berjalan pergi meninggal kan ruangan itu.

" Hei...hei...lo mau kemana? "Tanya pria berambut perak dengan nada sedikit berteriak ketika melihat pria berambut hitam berjalan ingin membuka pintu ruangan itu.

"Mau mandi dan tidur gue capek banget"jawab pria itu santai.

"Lalu bagaimana dengan makan bersama dengan adik tiri kita? "Tanya pria berambut perak dengan nada bingung.

"Katakan pada yang lainnya gue lelah jadi ingin beristirahat sampai jumpa"ucap pria berambut hitam itu dengan nada dingin lalu berjalan meninggal kan ruangan itu.

"Ada apa dengannya kenapa ia jadi berubah dingin begitu? " Ucap pria berambut perak sambil membereskan kotak obat yang di gunakan untuk mengobati lukanya.

Di sisi lain.....

Dika yang sedang berjalan turun dari tangga melihat seekor tupai yang tak lain adalah mako yang sedang berjalan kebingungan di sekitar lift.

"Itu.. Seperti tupai yang di bawa syilla tadi dan...sepertinya itu juga tupai yang melukai wajah Shiren" Ucap Dika sambil mempercepat langkahnya dan berjalan mendekati mako.

"Hei tupai kecil.. Kau tupai nya syilla kan" Tanya Dika sambil berjongkok di depan Mako.

"Aaaahh...dia kan salah satu srigala jahat.. Aku harus jauh jauh dari dia lebih baik aku kabur sebelum ia menangkapku seperti kedua saudara nya tadi kaburrrr.. " Mako berteriak sambil berlari lari gak tentu arah.

Yang di dengar Dika....

Cit... Cit... Cit...!!

"Eih eih kenapa dia kabur? Apa dia takut padaku? " Tanya Dika pada dirinya sendiri sambil menggaruk rambutnya bingung.

Tak jauh dari mereka terlihat Syilla dan vero tampak sedang mencari sesuatu di sekitar ruang makan.

"Mako... Mako..mako di mana sih syilla capek" Teriak syilla dengan suara sedikit keras sambil duduk di salah satu kursi yang ada.

"Kalok capek istirahat dulu nanti kita cari lagi" Ucap vero sambil bersender di meja dekat kursi yang diduduki syilla.

"Ah itu syilla" Mako yang melihat syilla sedang duduk kelelahan pun langsung berlari kencang ke arah syilla.

Dan langsung melompat ke atas pangkuan syilla.

"Mako akhirnya jumpa juga syilla capek tauk nyariin kamu" Ucap syilla senang sekaligus kesal sambil menggendong tubuh mako .

"Ini peliharaan kamu? " Tanya vero tampak bingung sambil menunjuk ke arah mako.

"Iya ini tupai peliharaan aku namanya Mako" Ucap syilla sambil mengangkat mako ke arah vero.

"Hai.. Aku vero" Ucap vero sambil tersenyum manis ke arah mako.

"Cit.. Cit.. Cit..!! "Mako memberontak ketika melihat vero.

Yang di dengar syilla...

"Syilla lepaskan aku.. Jauhkan aku dari srigala ini"teriak mako.

"Mako pun melompat dari tangan syilla dan berlari ke belakang syilla.

"Eih ada apa? Kenapa dia bersembunyi?Apa aku terlihat menyeramkan? "ucap vero bingung sambil memegang wajahnya sendiri.

"Eh bukan seperti itu sepertinya karena ia belum terbiasa saja bertemu dengan orang orang baru"Syilla menjelaskan Nya pada pada vero agar ia tidak salah paham.

"Ouh seperti itu aku kira wajahku menyeramkan" Ucap vero mengerti apa yang dikatakan syilla.

"Tidak wajahmu sangat tampan mana mungkin menyeramkan hehe" Syilla tersenyum manis ke arah vero hingga membuat vero menjadi salting.

"Ta.. Tampan.. Aku tampan" Ucap vero sambil menatap syilla.

..........

PEMBACA YANG BAIK MOHON TINGGALKAN JEJAK SEBELUM LANJUT KE CHAPTER SELANJUTNYA SEBAGAI PENYEMANGAT AUTHOR

Arsyilla and Her New Family | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang