⭐Bab:16⭐

19.7K 1.3K 6
                                    


𝘏𝘢𝘱𝘱𝘺 𝘙𝘦𝘢𝘥𝘪𝘯𝘨 𝘈𝘭𝘭~~~

"Biar aku telepon Reno " Ucap Dika sambil mengeluarkan HP nya dari dalam saku celananya dan kemudian menggeser geser layar HP nya mencari kontak Reno dn langsung meneleponnya.

"Hallo Ren" Ucap Dika di telepon.

"Iya bang ada apa?" Jawab seseorang dari seberang telepon yang tak lain adalah Reno.

"Ren, bisa pulang sekarang gak? Tanya Dika dengan nada khawatir di telepon.

"Kenapa suara Abang kedengaran cemas gitu memangnya ada apa? "Tanya Reno di seberang telepon.

"Ini darurat Ren bisa pulang sekarang gak? "Tanya Dika kini dengan nada sedikit kesal.

"Maaf bang ada pasien darurat kita sambung lagi nanti ya bang,  aku matiin dulu telepon nya bang. Sampai jumpa nanti di rumah"ucap Reno sambil langsung mematikan HP nya.

"Eih Ren, Reno astaga dasar gak bisa di harapkan" Kesal Dika .

"Bagaimana bang? Apa kata bang Reno? " Tanya Nathan penasaran.

"Dia matiin telepon nya karena katanya ada pasien darurat" Jelas Dika dengan raut wajah kesal.

"Humm tidak bisa di harapkan"kini Nathan ikut ikutan kesal.

"Bagaimana keadaan nya tan? "Tanya Vero kepada Nathan yang masih mengusap usap tangan syilla.

"Tubuh nya panas bang tapi kakinya dingin"ucap Nathan dengan raut wajah khawatir.

"Gue ambilkan air dan kain untuk mengompres nya agar panasnya berkurang "ucap Rey dan langsung berlari keluar dari kamar itu.

"Gue akan mengambil obat penurun panas di kotak obat"kini shiren juga ikut berlari keluar kamar.

"Kakak cepet sadar dong kak" Niko merengek sambil menggenggam erat telapak tangan syilla.

Tak lama Rey dan shiren datang secara bersamaan Rey yang membawa sebaskom air dan kain sedangkan shiren membawa segelas air dan juga obat penurun panas.

"Biar gue yang kompres" Ucap Rey sambil mencelupkan kain tersebut kedalam baskom berisi air dan kemudian memeras nya setelah kira kira sudah cukup memeras kain itu Rey meletakkan kain itu secara perlahan di kening syilla.

"Ini obat sama air minum nya" Ucap Shiren sambil meletakkannya di atas meja nakas di samping tempat tidur.

Tak lama kemudian syilla mulai sadar dengan perlahan ia membuka matanya.

"Kakak cantik udah bangun" Ucap Niko kegirangan membuat yang lainnya terkejut dan langsung mendekati syilla.

"Aku di mana? " Ucap syilla antara sadar dan tidak sadar.

"Hah akhirnya kau bangun juga" Wajah Nathan yang tadinya khawatir kini berganti bahagia bahkan  ia refleks memeluk syilla membuat saudara yang lainnya terkejut bahkan Rey , shiren, dan Vero di buat melongo.

Syilla yang terkejut ketika di peluk Nathan hanya bisa diam mematung.

"Na.. Nathan lo bisa membuat nya mati sesak di saat ia baru terbangun" Ucap shiren sambil terkekeh kecil.

"Ma...maafkan aku" Nathan tampak salah tingkah ketika menyadari apa yang baru saja ia lakukan.

"Syilla bagaimana keadaan mu? " Kini shiren gantian bertanya sambil duduk di pinggir tempat tidur.

"Aku baik baik saja" Jawab syilla dengan nada lemah.

"Aku keluar dulu "ucap Nathan sambil berjalan keluar ruangan itu.

"Kakak apa kakak sudah baikan? " Tanya Niko sambil terus menggenggam telapak tangan syilla.

"Iyaaa, kakak baik baik saja kok" ucap syilla sambil mengelus elus rambut Niko.

"Sebaiknya kita semua keluar dan biarkan syilla beristirahat" Ucap Dika sambil mengajak yang lainnya keluar.

"Aku akan membuat kan bubur untuk mu" Ucap vero sambil tersenyum manis ke arah syilla yang juga di balas senyuman dari syilla dan langsung berjalan ke luar kamar syilla.

"Ayo Niko kita keluar " Ajak shiren sambil merangkul pundak Niko dan membawanya keluar dari kamar syilla yang disusul oleh Dika.

"Cepat sembuh adikku yang manis" Ucap Rey sambil mengusap usap rambut syilla gemas.

Syilla hanya mengangguk di serta tersenyum kecil ketika Rey mengusap usap Kepala nya.

Rey berjalan keluar dari kamar syilla namun ketika ia ingin menutup pintu kamar syilla ia berhenti sejenak dan menatap syilla dari celah pintu yang belum tertutup.

"Selamat istirahat" Ucap Rey lagi sambil mengintip dari sedikit celah pintu sebelum akhirnya ia menutup pintu kamarnya dengan rapat.

Syilla yang melihat itu hanya terkekeh kecil dan tidak terasa air mata turun dari ujung matanya.

"Syilla kenapa menangis? " Kini hanya ada Mako di kamar itu.

"Mako? Syilla pikir kamu hilang lagi" Ucap syilla karena dari tadi tidak melihat Mako.

"Aku hanya bersembunyi sebentar dari para srigala itu " Ucap Mako dengan raut wajah kesal yang di buat buatnya membuat syilla tersenyum kecil.

"Syilla kenapa nangis? " Tanya Mako lagi.

"Tidak kenapa kenapa kok syilla hanya bahagia saja, sudah lama sekali rasanya syilla ada yang merhatiin lagi, semenjak perceraian mama dan papa dan mereka memutuskan untuk pindah rumah sejak saat itu juga syilla kehilangan rasa kasih sayang dari keluarga" Ucap syilla lirih dengan air mata yang sudah membasahi seluruh pipinya.

"Ketika syilla sakit dan tidak ada siapa siapa di rumah , syilla selalu merawat diri syilla sendiri, dari memasak air ,dan membeli makanan, syilla selalu melakukan semuanya sendiri, syilla selalu iri liat anak anak yang sedang bermain bersama orang tua mereka, mereka terlihat sangat bahagia " Lanjut syilla lagi sambil menghapus air mata nya.

"Syilla jangan sedih lagi" Ucap mako dengan mata yang ikutan mulai berkaca kaca.

"Syilla nangis bukan karena sedih, tetapi syilla nangis karena syilla sangat bahagia setelah bertahun-tahun akhirnya syilla memiliki keluarga lagi, mendapat kan kasih sayang lagi, ada yang khawatir dan merawat syilla dengan penuh kasih sayang ketika syilla sakit, semua yang syilla impikan sejak dulu kini terkabul yaitu memiliki keluarga " Ucap syilla dengan air mata yang terus menetes.

"Syilla jangan sedih lagi, maaf Mako melarang syilla kesini jika Mako tau syilla begitu bahagia di sini Mako tidak akan melarang syilla di ke sini tapi bagaimana pun mereka itu tetap serigala yang harus kita waspadai tapi syilla jangan khawatir Mako akan selalu bersama sama syilla hingga akhir hidup Mako" Celoteh Mako panjang lebar dan kemudian memeluk syilla dengan tangan tangan kecilnya.

"Iya Mako Terima kasih banyak kamu selalu ada buat syilla" Ucap syilla sambil mengelus elus tubuh Mako.

Syilla tersenyum sendu ada rasa kebahagiaan yang begitu besar yang di rasakan syilla saat ini.

"Andai aku tidak sedang sakit aku pasti sudah melompat lompat karna rasa bahagia ini" (Pikir syilla sambil terkekeh kecil).

..........

PEMBACA YANG BAIK MOHON TINGGALKAN JEJAK SEBELUM LANJUT KE CHAPTER SELANJUTNYA SEBAGAI PENYEMANGAT AUTHOR

Arsyilla and Her New Family | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang