𝘏𝘢𝘱𝘱𝘺 𝘙𝘦𝘢𝘥𝘪𝘯𝘨 𝘈𝘭𝘭~~~
Tak berapa lama kemudian terdengar suara ketukan pintu di luar kamar Arsyilla
Tok.. Tok.. Tok!!!
Suara ketukan pintu membuat Arsyilla langsung menghapus air matanya dengan cepat.
"Aku masuk ya" Ucap seseorang dari luar kamar sambil membuka pintu kamar syilla.
Orang itu adalah vero ia tampak membawa sebuah nampan di tangannya.
Nampan itu berisi semangkuk bubur yang masih hangat, segelas air hangat, segelas susu putih, dan segelas jus mangga.
"Aku tidak tau apa yang kamu sukai jadi aku buatkan semua hehe.. " Ucap vero sambil terkekeh kecil serta duduk di samping syilla.
"aku minum air putih saja sudah cukup malah jadi merepotkan begini" Ucap syilla merasa bersalah sambil berusaha bangun.
"Ahh pelan pelan kamu kan masih lemas" Ucap vero menaruh tampan yang tadi ia bawa di atas meja dan langsung membantu syilla untuk duduk.
"Terima kasih " Ucap syilla sambil tersenyum.
"Tidak perlu berterima kasih" Balas vero sambil mengambil kembali nampan yang tadi ia letakkan di atas meja ke atas pangkuan nya.
"Biar aku suapi ya" Ucap vero yang di balas anggukan serta senyuman oleh syilla.
Vero mengambil satu sendok bubur dan kemudian meniupnya pelan agar tidak terlalu panas ketika masuk ke dalam mulut.
"Aaaaa.... " Ucap vero sambil menyodorkan sendok berisi bubur itu ke mulut syilla.
Syilla tersenyum dan kemudian membuka mulutnya sedikit lebar dan memakan bubur dari sendok tersebut.
"Hahaha" Vero terkekeh kecil melihat cara makan syilla.
"Kenapa tertawa apa ada yang aneh? " Tanya syilla dengan wajah bingung.
"Haha tidak hanya lucu saja melihat kau makan dengan berantakan seperti anak kecil" Ucap vero di sela sela tawanya hingga membuat pipi syilla merah karena malu.
"Lihat bahkan ada bubur yang berserakan di bibir mu" Ucap vero sambil mengelap mulut syilla lembut dengan jari nya.
Syilla terdiam sambil terus melihat wajah vero dari dekat.
"Ternyata kak vero tampan banget ya apalagi diliat dari dekat seperti ini" (Pikir syilla sambil menatap wajah vero yang sedang serius membersihkan sisa sisa bubur yang berserakan di pipi syilla).
"Yaya aku tau aku memang tampan tidak perlu menatap ku hingga tidak berkedip seperti itu"ucap vero lagi hingga membuat syilla salah tingkah karena malu.
Syilla membuang mukanya melihat ke arah lain agar vero tidak melihat wajahnya yang merah karena malu sedangkan vero tersenyum geli menahan tawa melihat ekspresi syilla.
"Ah Yasudah lah ayo makan lagi" Ucap vero sambil kembali menyodorkan sesendok bubur ke arah mulut syilla yang langsung di lahap syilla.
Seterusnya seperti itu hingga sendok ke 5 syilla sudah terlihat enggan memakan bubur itu lagi.
"Aku sudah kenyang kak" Ucap syilla sambil memegang perutnya menandakan bahwa ia sudah kenyang.
"yasudah " Ucap vero sambil menaruh bubur di atas nampan.
"mau minum apa jus, susu, atau air putih? "Tanya vero sambil menunjuk masing-masing gelas.
"Air putih saja " Ucap syilla yang di balas anggukan vero.
"Ini" Vero memberikan gelas berisi air putih itu kepada syilla.
Syilla meminum beberapa teguk air putih dan kemudian meletakkan nya kembali di atas nampan.
"Yaudah kamu minum obat dulu ya" Ucap vero lagi sambil memberikan seseondok obat penurun panas dan air putih.
Setelah selesai minum obat vero langsung membereskan mangkuk dan gelas gelas bekas syilla.
"Ok semuanya sudah selesai sudah waktunya kamu istirahat kembali agar cepat sembuh" Ucap vero sambil membantu syilla berbaring dan menyelimuti tubuh syilla dengan selimut tebal.
"Selamat istirahat dan cepat sembuh" Ucap vero sambil mengusap usap rambut syilla.
"Aku akan taruh gelas berisi susu di sini jangan lupa di minum biar cepet sembuh" Ucap vero sambil menaruh gelas berisi susu di meja nakas dekat tempat tidur syilla dan kemudian berjalan keluar sambil membawa nampannya.
Syilla tersenyum menatap langit langit kamarnya.
"Hei mako kau lihat bukan? Mereka itu begitu peduli dan begitu perhatian padaku aku sangat senang aku tidak akan pernah menyesal pindah kemari dan tinggal bersama mereka" Ucap syilla sambil tersenyum bahagia.
"Mako." Panggil syilla karena mako tidak menjawab ucapannya.
"Mako... Mako.. Ih" Syilla yang kesal melihat ke seisi ruangan dan terlihat mako sedang tertidur sangat pulas di sebuah sofa.
"Lah sudah tidur ternyata, sejak kapan mako tidur di situ kayaknya tadi dia masih ada di tempat tidurku ah yasudah lah mendingan aku tidur juga" Ucap syilla sambil memejamkan matanya perlahan dan langsung terlelap.
Di lantai satu~~~~
Seorang pria yang mengenakan seragam dokter tampak berjalan terburu buru memasuki ruangan keluarga.
"Bang Reno pulang!!! " Teriak Niko kegirangan.
Ya, pria berseragam yang berjalan terburu buru itu tak lain adalah Reno.
"Ada masalah apa di rumah? Kenapa bang Dika telepon abang dan kedengarannya begitu khawatir? Tadi abang masih banyak pasien jadi baru sekarang bisa pulang, apa ada yang sakit?Rey, Nathan,atau Sheren? " Tanya Reno dengan wajah yang khawatir kepada Niko.
"Tidak, tidak bukan mereka yang sakit tapi kakak cantik" Jawab Niko.
"Ka.. Kak. Cantik?siapa? " Tanya Reno lagi dengan nada bingung.
Belum sempat Niko menjawab, Dika dan Shiren datang dari lantai 2 dan langsung memotong pembicaraan mereka.
"Kamu sudah pulang? " Tanya Dika dengan tatapan dingin.
"iya" Jawab Reno sambil menggaruk kepala nya yang tidak gatal.
"Kenapa baru pulang sekarang? Apa pasien mu itu lebih penting daripada keluarga mu" Jelas Dika dengan nada kesal.
"Itu tadi pasien nya darurat jadi aku tidak bisa pulang? Hehe maaf, memang nya siapa sih yang sakit? Kelihatan nya kalian baik baik saja " Tanya Reno dengan raut wajah yang bingung.
"Kenapa aku merasa atmosfer nya semakin berat dan membuat ku merasa sesak" (Pikir Reno merinding)
"Humm, Niko, Shiren kalian antar Reno ke kamar Arsyilla , aku mau mengurus pekerjaan ku dulu"Ucap Dika sambil berjalan melewati Reno.
"Eih bang Dika mau kemana? "Tanya Niko kepada shiren.
"Bang Dika lagi ada urusan, yaudah kita ke atas yuk"ajak shiren yang di balas semangat oleh Niko.
"Ayo!!!Ke kamar kakak cantik"ucap Niko sambil berlari memasuki lift.
" ang Dika pasti marah sama aku, humm tapi sepertinya baru kali ini aku melihat dia begitu khawatir "ucap Reno ketika mereka sedang dalam perjalanan ke kamar syilla.
"Humm mungkin karena ini pertama kalinya ia merasakan memiliki adik perempuan bukan dia saja kita semua juga merasakan hal yang sama"balas shiren.
"Adik perempuan?"
"Iya, saudara tiri kita" Balas Shiren semangat.
"Apa benar hanya karena seperti itu" (Pikir Reno)
"Ini kamarnya bang" Ucap shiren sambil membukakan pintu untuk Reno.
"Dia........... "
..........
PEMBACA YANG BAIK MOHON TINGGALKAN JEJAK SEBELUM LANJUT KE CHAPTER SELANJUTNYA SEBAGAI PENYEMANGAT AUTHOR
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsyilla and Her New Family | On Going
Fiksi RemajaLAGI MASA REVISI DAN PERSIAPAN KELANJUTAN CERITA!! Bagaimana perasaanmu jika tiba tiba dirimu harus tinggal bersama 13 saudara tirimu yang masing-masing memiliki masa lalu dan asal usul yang berbeda? Terlebih lagi mereka semua adalah pria!!! Akanka...