14. Kebiasaan

491 20 0
                                    

Sesampainya di apartemen aku sangat terkejut karena motor kesayanganku sudah berada di sana. Kutatap Lucien yang dengan penuh tanya.

*Di Dalam Mobil*

"Apa???" ucap Lucien kebingungan dengan tatapanku.

"Itu...itu motorku sudah selesai diperbaikikah???" tanyaku balik.

"Yaps...tadi saat di jalan Kevin menelpon dan mengatakan jika motormu sudah selesai diperbaiki, karena kita masih di jalan jadi kusuruh saja langsung taruh di apartemenmu" jelas Lucien padaku.

"Terimakasih ya Cien...Heemmm berarti besok kamu gak perlu antar jemput aku lagi..." ujarku dengan nada sedikit kecewa.

"Apa kamu mau aku antar jemput terus???" tanya Lucien.

"Ah...tidak itu akan merepotkanmu" ujarku gugup.

"Baiklah jika itu maumu" jawabnya pasrah.

"Apa kamu mau singgah dulu???" tanyaku untuk menutupi kekecewaan karena tahu kenyataan bahwa aku tak bisa dekat dengan Lucien lagi.

"Hari ini kurasa tidak Jane. Aku sangat lelah dan ingin segera istirahat" ujarnya santai.

"Baiklah aku turun dulu ya. Terimakasih sudah menemaniku dan membayar biaya perbaikan motornya.

Aku hendak turun dari mobil Lucien, tetapi tiba-tiba dia menahan tanganku.

"Jane...apa kamu lupa sesuatu???" tanyanya padaku.

"Oh ya tas pakaianku masih di bagasi mobilmu hehehe nanti pas turun tolong dibuka ya bagasinya agar aku bisa ambil tas pakaianku" ujarku polos sambil menepuk jidat.

"Bukan itu yang kumaksud Jane" ucapnya lagi dan berhasil membuatku bingung.

"Huh???lalu apa???"tanyaku lagi.

"Where's my kiss???" katanya santai sehingga membuatku terlonjak kaget.

"Ah...eeeehhhmmm apa kamu benar-benar suka berciuman denganku Cien???" tanyaku lagi dengan jantungku sudah maratahon.

"Ya aku sangat menyukainya...apakah tidak boleh???" katanya sedikit kecewa.

"Eeehhhmmm...maksudku bukan tidak boleh hanya saja kita sedang tidak dalam hubungan yang romantis, jadi rasanya aneh saja bagiku" ucapku mulai modus.

"Tidak bisakah kita berciuman saja tanpa harus memikirkan yang lainnya Jane???" tanyanya seolah sedang menguji pengendalian diriku.

"Jika kamu memang ingin ciumanku, langsung lakukan saja tanpa perlu ijin lagi dariku karena aku merasa sangat malu jika kamu menanyakan hal seperti itu" cerocosku dengan wajah yang sudah semerah tomat.

Dengan cepat Lucien langsung menangkup wajahku dan mencium bibirku dengan lembut. Kunikmati permainan Lucien pada bibirku karena ciuman kali ini adalah ciuman tanpa nafsu. Meski begitu tetap saja jantungku tidak bisa diajak kompromi.

"Aku sangat menyukai bibirmu Jane, ini pertama kalinya bagiku merasakan bibir seseorang" ucap Lucien sambil tersenyum puas.

"Sebelumnya aku tidak pernah merasa tertarik untuk berciuman dengan orang lain, tetapi saat bersamamu aku sungguh merasa tertarik untuk melakukannya" imbuhnya lagi dengan senyuman tetap bertengger di bibirnya.

"Aku...aku...masuk dulu" ujarku gugup dengan wajah yang masih merah.

Aku bergegas turun dari mobil Lucien dan masuk ke apartemenku karena tidak ingin mendengarnya mengucapkan kata-kata yang bisa membuatku salah paham.

Keesokan harinya aku dengan santai menikmati sarapanku sambil membaca komik favoritku. Tiba-tiba ponselku berdering, kulihat nama Lucien is calling. Dengan penasaran kuangkat telpon Lucien tersebut.

UNPERFECT COUPLE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang