9. Seharian Bersama

402 25 0
                                    

Sesampainya di depan pintu gerbang rumah Lucien, seperti biasa dia membuka gerbang tersebut dengan remote yang dia ambil dari dashboard mobilnya.

"Errrr...bolehkah aku turun di sini?" kataku pada Lucien.

"Kenapa?" tanyanya heran karena aku ingin turun di pintu gerbang rumahnya.

"Aku ingin jalan kaki sambil menikmati indahnya taman di rumahmu ini Lucien" jawabku penuh harap.

"Baiklah terserah padamu" jawabnya sambil tersenyum simpul.

Aku pun turun dari mobil Lucien dan mulai berjalan masuk ke halaman rumahnya yang dibuat seperti taman itu, Lucien melajukan mobilnya lebih dulu menuju garasi. Kali ini penglihatanku lebih jelas dengan taman milik Lucien ini karena langit sudah tidak gelap lagi. Aku berjalan menuju salah satu sisi taman yang sangat banyak terdapat tanaman mawar merah yang sedang berbunga. Dengan antusias aku menatap bunga-bunga mawar merah tersebut dan tanpa menyadari Lucien sudah ada di belakangku.

"Apa kamu menyukainya?" tanya Lucien tiba-tiba dan berhasil membuatku tersentak.

"Tentu saja aku sangat menyukainya, bunga mawar merah adalah favoritku" ujarku padanya sembari terus menikmati keindahan dari bunga mawar merah tersebut. "Lucien tamanmu ini benar-benar indah, tahukah kamu ingin rasanya aku berada di sini berlama-lama" kataku panjang lebar tanpa bisa menyembunyikan ekspresi bahagiaku.

"Aku tidak menyangka wanita berlidah tajam sepertimu bisa menyukai sebuah taman yang indah juga" ucapnya dengan nada bergurau.

"Semua orang pasti menyukai keindahan, hanya saja apa yang menurut mereka indah itu yang berbeda" kataku menanggapi tanpa melepaskan pandanganku dari taman milik Lucien. Sebelumnya aku sudah bertekad akan menikmati sepuasnya keindahan taman ini. Namun tiba-tiba Lucien menarik tanganku menuju ke dalam rumah, dengan tidak rela aku pun mengikutinya.

"Yaaahhh....padahal kan aku masih belum puas menikmati keindahan tamanmu, kenapa kamu sudah menarikku ke dalam?" keluhku tak terima.

"Ingatlah tujuan utamamu kemari untuk membantuku menyelesaikan laporan pengamatan film. Kita masih punya banyak waktu untukmu bisa menikmati tamanku" katanya dengan nada sedikit kesal.

"Benarkah? berarti setiap hari aku boleh ke rumahmu?" tanyaku penuh harap.

"Ya setiap hari aku akan membawamu ke rumah agar kamu bisa puas menikmati keindahan rumahku" ujarnya lagi.

"Oke terimakasih" ucapku dengan mata berbinar. "Ngomong-ngomong dimana aku harus meletakkan tas pakaianku ini?" tanyaku lagi karena merasa bingung dimana harus meletakkan tas pakaianku.

"Letakkan di kamarku saja, kamu sudah tahu kan letak kamarku. Aku akan ke ruang kerja mengambil laptop" katanya menanggapi sambil berlalu.

Aku pun langsung menuju kamar Lucien untuk meletakkan tas pakaianku. Baru kusadari ternyata tata letak ruangan di rumah ini memang sangat diatur sedemikian rupa oleh sang pemilik. Dari depan pintu masuk terdapat ruang tamu, kemudian setelah ruang tamu ada ruang keluarga, di depan ruang keluarga berjajar beberapa ruangan lagi yaitu yang 1 kamar Lucien dan satunya lagi ruang kerja Lucien. Ada satu ruangan lagi di sebelah kamar Lucien tetapi aku tidak tahu itu ruangan apa. Ruang makan dan dapur letaknya bersebelahan yaitu di area belakang rumah.

Setelah meletakkan tas pakaianku, aku kembali ke ruang keluarga untuk membantu Lucien menyelesaikan laporan pengamatan filmnya. Kulihat Lucien sudah berada di sana dengan laptopnya.

"Jadi apa yang mula-mula harus aku lakukan sekarang?" tanyaku pada Lucien yang terlihat sedang berpikir.

"Bagaimana menurutmu film sudah kita tonton itu?" tanyanya balik.

UNPERFECT COUPLE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang