27. Cemburu

414 22 0
                                    

Aku membuka mataku dan ternyata aku sudah berada disebuah kamar yang aku yakini adalah kamar Lucien. Kualihkan kepalaku kesamping kanan dan dapat kulihat Lucien masih tertidur dengan pulas. Kuperhatikan pakaianku sudah diganti sepenuhnya dengan pakaian tidurku.

"Bukankah tadi aku tidur di kantor???ah...sepertinya Lucien yang membawaku pulang" batinku sambil tersenyum melihat pulasnya tidur Lucien.

Aku mencari ponselku di atas nakas sebelahku, tetapi tidak ada karena sepertinya masih tertinggal di dalam tasku. Kulirik ke arah nakas sebelah Lucien dan dapat kulihat ponselnya berada di sana, tanpa pikir panjang langsung kuraih ponselnya untuk melihat jam berapa sekarang. Angka di ponselnya menunjukkan 03.30 dan itu berarti sekarang masih dini hari. Kulanjutkan kembali tidurku disamping Lucien karena malas ke kamarku.

Aku kembali terbangun ketika matahari sudah mulai menampakkan sinarnya. Kulihat Lucien sedang tersenyum menatapku penuh arti.

"Morning" sapaku dengan suara serak khas baru bangun.

"Morning too baby" balasnya sambil mengecup bibirku.

"Sepertinya kamu benar-benar kelelahan ya???" tanya Lucien sambil menaik turunkan alisnya.

Aku tak menanggapi ucapan Lucien dan langsung kabur menuju kamarku.  Setelah menyelesaikan urusanku di kamar mandi dan bersiap untuk berangkat kerja, aku pergi menuju ruang makan untuk sarapan.

Kulihat Lucien sudah duduk di kursinya, dia menatapku sambil tersenyum riang. Aku heran dengan sikapnya yang seperti ini karena ini adalah pertama kalinya dia bersikap riang seperti ini.

"Sepertinya kamu hari ini bahagia sekali" ucapku sambil menatap Lucien heran.

"Tentu karena kemarin ada seorang wanita yang mengusir wanita yang paling kubenci dan wanita itu juga sudah menemaniku berolahraga sampai dia kelelahan" ujar Lucien santai masih dengan senyumnya.

"Ya...ya...silahkan tersenyum sepuasmu Cien" jawabku santai sambil melahap sarapanku.

Di kantor semua orang menatapku dengan penuh tanya sampai-sampai aku heran mengapa mereka menatapku seperti itu. Memang aku selalu tidak peduli dengan tatapan orang-orang padaku, tetapi tatapan mereka kali ini berbeda seolah mereka ingin bertanya tetapi takut dengan laki-lai yang saat ini berada di sebelahku.

"Jane!!!" teriak Elsa memanggilku sehingga berhasil membuatku dan Lucien menoleh ke arahnya.

"Ekhem...cieee kemarin yang digendong pulang sama pacar..." ujar Elsa meledekku.

"Aaahhh seperti kamu nggak pernah di gendong pacar aja" jawabku santai.

"Ya memang sih...tetapi aku belum pernah tuh yang namanya digendong di depan seluruh karyawan hahahaha" ledek Elsa.

Kutatap Lucien penuh tanya ingin menuntut penjelasan. Tiba-tiba seorang wanita menabrak Lucien yang sedang fokus menatapku, wanita itu tanpa sengaja menumpahkan kopi yang dibawanya di jas Lucien.

"Ah...ma...maafkan saya" ucap wanita itu penuh penyesalan.

"Oh...shit!!!" umpat Lucien sambil menatap dingin wanita itu.

"Bos sepertinya anda harus mengganti jas anda" saranku lembut pada Lucien.

"Ma...maafkan saya pak" gugup wanita itu.

"Sudah jangan dipikirkan lagipula kamu juga tidak sengaja" sahutku santai kepada wanita itu sedangkan Lucien hanya menatapnya dingin.

"Kamu dari departemen mana???" tanya Lucien tiba-tiba.

"Sa...saya asisten general manajer pak" jawab wanita itu ragu.

"Pergi!!!" perintah Lucien dingin. 

UNPERFECT COUPLE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang