18. Merindukanmu

355 22 0
                                    

Kekosongan hati yang telah terisi
Kini hilang menyisakan rindu....

Jane Anderson




3 bulan sudah Lucien pergi tanpa pernah sekali pun menghubungiku. Sudah kulakukan semua hal untuk bisa menghubunginya, dari aku mencari teman dokter Lucien yang pernah mengobatiku saat ditabrak Lucien dan dia hanya berkata tidak tahu. Yang paling bodoh adalah aku tidak pernah menanyakan alamat rumah orang tua Lucien dan tidak meminta nomor ponsel adik atau Mama Lucien saat kami bertemu  di rumah Lucien dulu.

Aku bahkan sudah mengirim banyak pesan ke nomor Lucien yang masih kusimpan meskipun aku tahu nomor itu tidak aktif. Sudah berbagai cara kulakukan tetapi tetap saja nihil, ingin menghubungi Gavin???tetapi aku tidak tahu nomornya. Aku hanya bisa pasrah dengan keadaan.

Hari ini entah kenapa aku merasa rindu lagi dengan Lucien. Dadaku mulai terasa sesak karena rindu yang sudah cukup lama tertahan, tetapi tak ada yang bisa kulakukan karena yang mampu mengobatinya berada sangat jauh dan aku tak tahu dia merindukanku atau tidak.

Beberapa saat kemudian Elsa menghampiri meja kerjaku, mungkin aku terlihat seperti orang yang akan menangis. Elsa memang paham betul dengan keadaanku, bahkan disaat aku mengalami sedikit perubahan ekspresi dia sudah langsung menyadarinya padahal aku sudah berusaha untuk menutupinya.

"Jane...kamu merindukannya lagi ya???" tanya Elsa padaku. Ya ini bukanlah pertama kalinya bagiku merindukan Lucien setelah kepergiannya.

"Iya Sa aku benar-benar merindukannya" ucapku jujur.

"Hhheeemmm...ini bahkan sudah 3 bulan dia pergi Jane, sebaiknya kamu move on dari dia" ujar Elsa menyarankan.

"Kamu kan tahu aku bukan tipe yang mudah move on Sa...dulu saat putus dengan kakakmu saja butuh waktu setahun bagiku baru bisa move on" protesku padanya.

"Ya...ya...ya...terserah padamu saja" ucapnya pasrah.

"Seandainya aku bisa seperti kamu yang bisa cepet move on Sa..." kataku berharap.

"Ah...sudahlah jangan bahas ini lagi!!! hari ini kakakku akan menjemputku bersama kekasihnya, bagaimana jika kamu ikut kami nongkrong saja malam ini???" ajak Elsa padaku.

"Eeehhhmmm let me think first..." ucapku sembari berpikir.

"Oh ayolah Jane besok hari Minggu, jika sekarang kamu langsung pulang aku jamin kamu pasti akan menangis lagi karena rindu." keluh Elsa.

"Atau jangan-jangan kamu masih memiliki perasaan pada kakakku ya???" imbuhnya sambil memicingkan mata.

"Oh...come on Sa...kamu lihat aku sedang frustasi karena siapa dan kamu mengatakan aku masih memiliki perasaan pada kakakmu???" tanyaku sambil memutar bola mataku.

"Kalau begitu ayo ikut saja siapa tahu rasa rindumu padanya bisa berkurang" saran Elsa.

"Ya...ya...aku ikut, tetapi aku tidak membawa pakaian ganti dan bagaimana dengan motorku???" ujarku pasrah.

"Kamu tenang saja Jane aku membawakannya untukmu. Dan untuk motormu kamu tinggal di sini saja, hari Senin besok aku akan menjemputmu" ucap Elsa girang.

Ukuran tubuhku dan Elsa memang sama jadi kami sering bertukar baju dan celana, bahkan jika Elsa menginap di apartemenku dia tak pernah membawa pakaian begitupun sebaliknya.

Pukul 16.00 aku dan Elsa ke kamar mandi kantor untuk mengganti pakaian. Pakaian yang dibawakan Elsa untukku adalah sebuah skort pendek warna cokelat dan t-shirt hitam bertuliskan Balenciaga. Sangat cocok ditubuh mungilku tentunya. Selesai ganti pakaian, kami pergi ke parkiran kantor dan menemukan mobil Honda Mobilio abu milik kakak Elsa sudah terparkir di sana.

UNPERFECT COUPLE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang