Chapter 06

4.3K 160 5
                                    

Happy reading

Pagi ini, kelima pemuda itu terbangun dari tidurnya. Gilang memukul kepalanya saat ia merasa pening, lalu mengerang dan melihat sekitarnya. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan kearah kamar mandi untuk segera membersihkan dirinya.

"Akh," ringisnya saat air dari shower menyentuh kulit kepalanya. Ia menikmatk setiap sentuhan air yang berasal dari shower. Ia mengambil shampoo serta sabun kesukaannya dan mulai menggunakannya. Ia mengeringkan rambutnya dan mengabil salah satu parfum yang berada disana, ia menyemprotkannya dan tersenyum. Lalu ia melanjutkan memberikan gel untuk rambutnya dan segera keluar dari kamar mandi.

Ia masuk kedalam kamarnya dan mengunci, ia membuka lemari lalu mencari seragamnya hari ini. Gilang mengambil ponselnya yang berada diatas nakas dan segera turun untuk membangunkan keempat sahabatnya.

Gilang menciprat kan air minumnya dengan tangan yang membuat keempat sahabatnya mengerang dan membuka matanya. "Gila, ngagetin!" ucap Putra yang langsung membuka matanua secara lebar. "Udah rapih aja, masih pagi Lang." ujarnya dan merenggangkan tulangnya lalu masuk kedalam kamar mandi.

Kini, kelima pemuda itu sudah rapih dengan seragam sekolahnya. Mereka memakan sarapan yang telah dibuat oleh asisten rumah tangga Gilang.

"Om Leonard belum pulang, Lang?" tanya Yutha disela makannya yang membuat Gilang tersedak. Pemuda itu langsung meneguk airnya dan mengangkat bahunya acuh. Setelah selesai sarapan, kini kelima pemuda itu segera berangkat ke sekolah sebelum pagar ditutup.

***

Gilang serta keempat sahabatnya itu telat dan berakhir dengan manjat pagar belakang sekolah. Gilang lebih dulu manjat dan membatu keempat sahabatnya. Namun kesialan pagi hari ini mereka dapatkan, mereka ketahuan oleh Pak Dody guru Agama di sekolah mereka.

Lantas Gilang langsung berlari untuk menghindar dari guru Agama tersebut yang diikuti oleh Arkam, Yutha serta Jordhan. Putra yang baru saja berhasil menaik pun langsung mendapatkan jeweran dari Pak Dody. "Kamu lagi, kamu lagi. Gak kapok ketemu sama guru BK?" tanya Pak Dody sambil menjewer kuping Putra dan membuat pemuda itu meringis. "Aduh Pak, bukan saya doang kok. Itu temen saya ada Pak!" jawabnya sambil merintih kesakitan.

Pak Dody menyipitkan matany, "Mana? Orang disini cuman ada kamu, gak usah bohongin saya!" balasnya dan menyeret Putra agar segera berjalan kearah ruang BK. Puta melirik saat melihat lambaian tangan dari Yutha, ia menatap keempat sahabatnya tajam dan pasrah dengan segala hukuman.

***

Gilang membuka pintu kelasnya dengan perlahan dan mengintip, ia membuang napasnya lega saat kelasnya belum ada guru. Ia masuk dan diikuti sahabatnya dan segera duduk dibangkunya. "Untung aja Pak Dody gak bisa liat jarak jauh, coba kalo bisa? Abis kita!" ucap Jordhan yang diangguki oleh yang lai

Bu Rodiah yang baru saja masuk kedalam kelas pun tersenyum dan mulai mengajar. Ia menjelaskan beberapa materi Biologi hari ini, dan memberitahu bahwa minggu depan akan ada ujian praktek Biologi dengan kelompok.

Bu Rodiah membaca absennya dan mengerutkan dahinya saat melihat nama Putra yang masih kosong disana, "Putra gak masuk?" tanya nya dengan mendongakkan kepalanya. "Telat Bu!" balas Rio, lalu Bu Rodiah bergumam.

Bu Rodiah kembali membagi kelompok, "Gilang, Alice, Raina sama Justin kalian sekelompok ya." ujarnya sambil tersenyum. "Dan sisanya, Aletta, Yutha, Putra, serta Isma." lanjutnya. Ia memberekan buku-bukunya dan segera pamit karna jamnya sudah habis untuk dikelas XII IPA1.

***

Alice izin untuk ke kamar mandi. Ia melangkahkan kakinya dengan pelan dan membalas sapaan saat Putra memanggil dirinya. "Alice!" panggil Putra sambil melambaikan tangannya.

Alice mendekat, ia tersenyum dan melihat kalung yang Putra kenakan. "Dihukum?" tanya nya yang diangguki oleh pemuda itu. Alice memberikan botol air mineralnya, "Minum dulu gih, munmpung gak ada yang liat." ujarnya sambil membuka tutup botol itu dan menyodorkan air mineral. Putra menerimanya, lalu ia meneguk air tersebut hingga setengah dan menutupnya. "Makasih ya," ucapnya.

"PUTRA?! SAMA SIALA ITU KAMU?" teriak Pak Dody yang sudah berada dipinggir lapangan yang langsung membuat Alice segera pergi dari sana.

Alice mencuci wajahnya dan mengikat rambutnya. Ia merapihka tatanan bajunya dan segera keluar dati kamar mandi. Langkahnya terhenti kala ia bertemu dengan Gilang, "Maaf?" ucapnya yang membuat Gilang minggir dan menahan pergelangan gadis itu. "Gak usah ikut campur sama urusan orang lain," ujar Gilang dengan dingin dan melepaskan pegangannya. Ia kembali melangkahkan kakinya dan meninggalkan Alice yang masih terdiam disana.

Alice menegokkan kepalanya ke belakang, "Apaan sih, gak jelas!" ucapnya dengan nada sedikit kencang lalu melanjutkan kembali langkahnya.

***

Gimana sama chapter 6nyaa? Jangan lupa vote dan komen yaa!

Dukung terus karya bee yaa! Aku juga mau minta tolong sama kalian untuk share ceritaku ke orang lain atau ke sosial medial yaa! Thank youu♡!

GILANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang