Chapter 44

3.9K 89 18
                                    

Happy reading✨

Setelah anak SMA Margantara bermain dipantai, kini waktunya mereka bakar-bakar. Malam ini, adalah malam terakhir mereka di Bali. Walau hanya sesaat, namun kenangan nya sangat banyak.

"Woy, mana kelapa mudanya pinter?" teriak Putra yang sibuk mencari kelapa muda. Arkan melempar sendal hotelnya kearah Putra, "Depan mata lu, buta?" jawabnya dengan wajah flat itu, tak lupa nada bicaranya yang datar.

Putra menatap Arkan nyalang. Ia mencibir kala lelaki itu meliriknya, lalu ia juga tak lupa untuk mengumpatkan nama Arkan di dalam hatinya.

Semua orang sibuk dengan kegiatan nya masing masing, ada yang sibuk membakar sate, menata sayuran, foto-foto, menyanyi dan memainkan alat musik, dan ada juga yang sedang kasmaran. Jangan lupakan dengan playboy kita yang bernama Jordhan Cokro yang sedang menggoda para gadis lainnya.

"Lang, kalo misalnya aku tanya ke kamu, kamu bahagia gak sama aku? Kamu bakal jawab apa?" tanya Alice yang masih menatap kedepan. Gilang yang berada disampingnya pun memiringkan kepalanya untuk melihat gadisnya dari samping, "Kenapa?" balasnya.

Alice menolehkan kepalanya saat Gilang memberikan pertanyaan. "Kok nanya lagi sih?! Jawab dulu!" ucapnya dengan nada kesal yang membuat Gilang tersenyum. "Bahagia, bahagia banget." jawabnya tanpa berfikir lagi dan kembali menatap manik mata Alice. "Kenapa Al?" lanjutnya dengan pertanyaan yang masih sama.

Alice tersenyum simpul, ia mengacak rambut Gilang dengan gemas. "Gak papa, emangnya salah ya kalo aku tanya kayak gitu? Kan cuman mau mastiin aja, kamu masih sayang gak sama aku?" ujarnya lalu dibalas tawa dari lelaki itu. "Gemes tau gak Al! Kamu sejak kapan sih kayak gini? Bikin aku makin sayang aja!" ujar Gilang yang langsung menarik Alice kedalam dekapannya. "Sampai kapan pun, kamu hanya milik seorang Leonard Gilang. Aku rumah kamu, kamu rumah aku, mau sejauh apapun aku pergi, aku bakal balik lagi ke kamu Al." bisiknya yang tepat pada telinga Alice.

Alice tersenyum tipis. Hatinya sedikit menyeri saat mendengar ucapan kekasihnya itu, "Apa itu akan berlaku saat kamu udah bersama orang lain Lang? Dan aku akan tetap jadi rumah kamu?" tanyanya dengan suara sedikit bergetar dan membuat napas Gilang tercekat.

"DUNIA SERASA MILIK BERDUA EUY, YANG LAIN MAH NGONTRAK" teriak Jordhan dari balik pohon kepala yang berada disana.

***

Kini anak SMA Margantara dan juga anak cendrawasih saling memberikan tawa dan juga candaan yang mereka punya. Ditambah dengan malam terakhir mereka di Bali serta hari terakhir mereka bertemu sebelum acara pelepasan nantinya.

"Sayang, yang, kumpul" Pekik Jordhan saat ia melihat arloji yang terpasang dipergelangan tangannya.

Anak cendrawasih pun mengangguk, "Pak, Bu sama yang lain. Kami permisi dulu ya, ada urusan dunia akhirat, permisi" pamitnya yang dibalas gelengan dari guru-guru disana. "Ada-ada saja kelakuannya," ujar salah satu guru.

"Gilang mana Gilang?" tanya Yutha yang celingak-celinguk mencari keberadaan ketua sekaligus sahabatnya itu. Jordhan serta Putra pun ikut melihat sekitarnya dan mengangkat bahunya secara bersamaan.

Yutha yang kesal dengan balasan kedua sahabatnya itu pun melempar sendalnya dan menatap Arkan. "Ar, tolong ya, samperin Gilang" ucapnya dan diangguki oleh pemuda itu.

Arkan melihat langit yang kini dihiasi oleh bintang dan juga bulan. Tak menyangka, ia akan lulus masa putih abu-abu dan akan melanjutkan pendidikannya diluar negri sana.

GILANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang