Chapter 07

4K 149 0
                                    

Happy reading✨

Alice yang baru saja kembali dari kamar mandi pun melihat kelasnya yang sudah kosong. Dan hanya ada beberapa orang saja yang sudah bersiap untuk pulang. Ia merogoh sakunya untuk melihat jam, ia mencari keberadaan Aletta yang tidak ada di kelas.

"Rio, kok kelas pada kosong? Tadi juga langsung keluar gerbang gitu aja, ada apa sih?" tanya Alice yang membuat Rio memberhentikan aktivitasnya. "Lho gak tau ya? Ada anak geng motor lain nyerang sekolah, kalo gak salah sih ada yang bawa senjata tajam terus kepala sekolah yang kena, makanya pada keluar." ujarnya dan memakai tasnya. "Pulang cepet Al, tadi udah diumumin kok. Gua duluan ya!" pamitnya yang langsung berlari keluar dari kelas dan meninggalkan Alice disana. 

Alice langsung merapihkan barang-barangnya, ia mengintip keluar yang sudah sepi. Jantungnya berdetak dengan cepat saat ia mendengar langkah kaki seseorang. Gadis itu semakin mencepatkan langkahnya, namun pemuda tersebut lebih dulu menarik tangannya. "Pake," suruh pemuda tersebut yang memakai masker hitam serta topi hitam. Alice menggeleng, gadis itu menatap manik mata pemuda itu, "Pake Al, keluar lewat pintu samping." ujarnya sambil menarik tangan Alice untuk memegang jaket berwarna hitam itu dan segera pergi. Alice meneguk ludahnya kasar, ia mencium aroma yang berada dijaket tersebut dan langsung menggunakannya.

Alice mengangkat telfonnya, "Iya, Abang dimana? Bisa tolong jemput Alice?"

Farrel yang baru saja merebahkan diri dikursi kayu yang berada di warjok pun menegakkan badan nya, "Kamu dimana?" 

"Sekolah, katanya pulang cepet. Alice udah sejam disini, takut." cicitnya yang membuat Farrel langsung bangkit dan berlari kearah pintu samping sekolah.

Alice mematikan sambungannya, ia melihat sekelilingnya dengan gelisah. Awalnya ia ingin keluar saat melihat pemuda itu, namun ia justru melihat pemuda itu dipukul pakai balok kayu yang membuat ia kembali kedalam kelas dan mencari tempat yang aman. Ia mengingat suara pemuda itu yang bisa menenangkannya, ditambah dengan jaket pemuda itu yang beraroma mint membuat dirinya cukup tenang.

Farrel memeluk Alice dengan erat, ia merasa bodoh saat ikut bergabung dan membantu Cnedrawasih tadi. Farrel meneglus rambut adiknya dengan lembut, matanya melirik kebawah saat Alice menggunakan jaket seseorang yang sangat tak asing dimatanya, ditambah dengan aroma mint itu membuat dirinya tersebyum tipis. "Kamu gak papa kan? Ada yang luka?" tanya Farrel dengan khawatir yang dibalas gelengan dari Alice. "Gak ada, Alice gak papa." jawabnya dan segera bangkit lalu berjalan kearah pintu samping.

***

 Gilang merintih saat Yutha mengobati lukanya yang berada dibahu, ia berdecak dan merebut kapas itu dari tangan Yutha. "Gua aja," ucapnya dan mulai mengobati lukanya yang lain. Setelah berantem dengan geng Alvagros itu pun mereka langsung masuk ke warjok untuk mengobati lukanya. Putra meringis saat melihat luka yang Gilang dapatkan begitu banyak dari biasanya, Putra mendekat kearah Gilang dan tersenyum tipis. "Sakit Lang?" tanya nya yang membuat Gilang mendongak dan menaruh kapasnya. "Gak," balasnya dengan santai dan menepuk pundak Putra. "Udah biasa kali, kayak gak tau aja moto Cenca." lanjutnya kemudian kembali mengobati lukanya. Putra tersenyum, bagaimana pun juga, Gilang adalah sosok sahabat sekaligus keluarga untuk nya.

Jordhan memberikan minuman dingin yang ia beli di supermarket, "Jaket lo mana bos?" tanya nya saat tak melihat jaket ketuanya itu. Bahkan ketika Gilang keluar dari sekolah pun sahabatnya ini sudah tak memakai jaket kebanggaannya. "Ada." jawabnya lalu kembali memakai kemeja sekolahnya. "Gua duluan, kalo ada apa-apa kabarin." pamitnya dan dibalas anggukkan dari pasukannya.

Gilang kembali ke sekolah, ia mencari Alice yang setahunya gadis itu belum keluar dari sekolah. Ia masuk kedalam kelas dan tidak menemukan seseorang pun disana. Ia kembali mencari gadis itu hingga ke lantai yang paling atas, namun hasilnya nihil. Gilang mendesah, "Besok juga ketemu, ngapain gua cariin coba." ujarnya lalu berjalan kearah parkiran dan menyalakan mesin motornya.

Selama perjalanan pulang, Gilang terus memikirkan gadis itu. Apakah gadis itu pulang dengan selamat? Gilang meminggirkan motornya dan membuka kaca helmnya, ia melihat seorang perempuan yang sedari tadi berada dipikirannya. Senyum tpis tercetak dibibir Gilang dan kembali melanjutkan perjalanannya. 

"Cantik," gumamnya sambil terus mengingat bagaimana Alice manatpnya dengan dalam. Hatinya sedikit berdebar saat mengingat kejadian siang tadi.

***

Rio yang sedang meneguk minumnya pun memukul dahinya dengan kencang yang membuat semua orang menatap pemuda itu. "Kenapa? Sawan lo?" tanya Yutha yang menatapnya dengan bingung. Rio menggeleng, "Itu si anak baru, Alice masih ada dikelas bego!" ujarnya yang langsung berlari begitu saja dan membuat semua orang di warjok terdiam.

"Alice siapa anjir?" tanya Putra dengan wajah polosnya, Namun seperkian detik, pemuda itu menggebrak meja dengan kencang yang membuat semua orang disana terpekik kaget. "Anjing, tadikan si Alice ke kamar mandi, mana gak ada yang ngasih tau kalo pulang cepet sialan!" pekiknya lalu mengeluarkan ponselnya berniat untuk menelfon seseorang. Pandu yang melihat itu pun menatapnya aneh, "Mau ngapain Bang?" tanya nya yang diangguki oleh semuanya. Yutha mengusap wajahnya kasar, "Cari ke sekolah anying, bukan main hp!" pekiknya kesal. Putra mendengus, "Kan ada Rio, telfon aja sih, ribet." jawabnya dan segera menelfon pemuda itu.

Rio yang baru saja sampai di kelas pun melongo kala ia tak melihat seorang pun. Rio keluar dari kelasnya dan mencari disekitar koridor lantai dua, ia mengacak rambutnya dan mengangkat telfonnya. "Ya, halo, apa?" tanya nya dengan sewot.

Putra yang berada disebrang sana menjauhkan ponselnya dari telinga, "Ada gak? Udah pulang kali," ucapnya yang membuat Rio membuang napasnya. Rio langsung mematikan panggilan tersebut dan segera keluar dari sekolah sebelum pagar samping dikunci.

Jordhan yang melihat pun menggelengkan kepalanya."Giliran Alice aja dicari, masa giliran gua gak dicariin, tau-tau langit udah gelap banget." ucapnya dengan pelan yang masih didengar oleh Saka. "Untungnya apa kalo nyariin lo? Bukannya dapat untung, justru dilabrak sama pacar lo!" jawabnya lalu pamit karn aia ada jam kuliah sore.

***

Gimana sama chaper 7nyaa? Jangan lupa vote dan komen yaa!

Dukung terus karya bee ya! Aku juga mau minta tolong sama kalian untuk share ceritaku ke orang lain atau sosial media yaa! Thank youu!

GILANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang