Chapter 35

1.2K 56 3
                                    

Happy reading

Pagi ini, Gilang berangkat sekolah seperti biasa. Pemuda itu tersenyum tipis saat melihat ponselnya dan mengecek room chatt nya, ia menatap nanar peaan terakhir yang ia kirimkan kepada gadisnya.

"Al, maafin aku." ucapnya yang lalu memasukkan ponselnya kedalam saku celananya.

Gilang mengendarakan motornya dengan kecepatan sedang, pemuda itu mencari jalan tercepat dari biasanya. Karna pagi ini cukup ramai, jadi Gilang memilih jalan yang lebih cepat.

Gilang memarkirkan motornya disamping motor sahabatnya. Ia melepas helmnya dan mulai melangkahkan kakinya kedalam. Selama berjalan dikoridor, ia melihat kearah mading yang sedang ramai disana. Bahkan ia juga mendengar bisik-bisik dari anak yang lainnya.

Gilang menepuk pundak Rio yang baru saja keluar dari kerumunan itu. "Ada apaan sih?" tanya Gilang yang membuat Rio mendongakkan kepalanya. "Oh itu, Difa anak kelas IPS 3 jual diri." jawabnya yang masih sibuk mengetikkan pesan.

Rio menaruh ponselnya, "Itu yang beritanya lo maksa dia, Lang. Gak lama, kabar baru nya ada tuh. Banyak buktinya juga sih, udah viral juga di medsos." ujarnya dan berpamitan ke Gilang lebih dulu.

Pemuda Leonard itu mengernyitkan dahinya. Ia segera masuk kedalam kerumunan itu dan membulatkan matanya saat melihat Difa yang sedang bermain dengan beberapa pria disana.

"siapa yang membongkar identitas Difa?" batinnya bertanya.

Gilang kembali melangkahkan kakinya menuju parkiran sekolah dan segera pergi ke salah satu tempay yang berada dipikirannya.

"Eh anjrit, itu si Gilang mau kemana?" pekik Yutha saat melihat Gilang keluar sekolah. Jordhan mengangkat bahunya acuh, "Bolos kali." balasnya lalu masuk kedalam parkiran.

Lain dengan Yutha yang justru mengikuti Gilang dari belakang sana.

Flashback

Pada malam Rabu, seorang gadis yang menggunakan gaun berwarma merah serta bagian dada yang terbuka dan memperlihatkan belahannya itu pergi ke Club malam yang cukup terkenal. Entah apa yang dipikirkan oleh gadis itu, ia justru mendatangkan dirinya kepada seseorang yang sudah menyewa dirinya.

Seorang gadis dengan berpakaian serba hitam itu pun langsung menyeringai saat melihat yang didepan matanya itu sangat indah. Tak mau kehilangan kesempatan, gadis itu pun langsung mengeluarkan ponselnya lalu memotret serta memvidiokan gadis itu.

Dan pada dini hari, foto serta vidio itu kini menyebar luas di media sosial. Banyak netizen yang langsung menyerang akun instagram gadis bergaun merah itu dan ada juga yang menteror nya.

Perempuan dengan pakaian yang serba hitam itu pun tersenyum miring. Ini yang ia butuhkan, kebusukan akan dibalas dengan kebusukan. Ia meneguk minumnya, lalu menyaksikan bagaimana gadis itu merasa ketakutan.

Flashback

***

Difa yang baru datang pun menelan salivanya kasar. Semenjak berita itu tersebar luas, ia tidak pernah lagi untuk sekedar keluar rumah atau bahkan bermain media sosial. Bahkan selama berjalan ke kelasnya pun, ia mendapat olokan dari adik kelas serta teman seangkatannya. Bahkan ia mendengar bisik-bisik gadis yang sedang membicarakan dirinya.

Audrey yang duduk dibelakang Difa pun menendang kursi gadis itu dengan kasar. "Jangan duduk disitu, gak sudi gua duduk dibelakang orang yang udah main." ujarnya sambil menatap Difa dengan remeh.

"Jangan deket-deket, selangkangan lo bau." timpal seorang gadis yang baru saja masuk kedalam kelasnya.

Tessa yang sudah mengajak Manda untuk duduk bersama dengan dirinya pun hanya bisa menatap Difa dengan nanar. Pasalnya, Difa tak sebaik apa yang mereka lihat. Tessa serta Manda yang selalu mendapatkan perlakuan buruk dari gadis itu hanya bisa menutup mulutnya saja.

Ayu mendorong bahu Difa dengan kasar, "Gaya nya sih oke, tapi kok mau disewa sama om-om?" tanya nya yang membuat Difa semakin terpojok.

Segerumbunan anak laki-laki dari kelas lain pun masuk kedalam IPS3 dan berjalan menyampiri Difa. Salah satu pemuda dengan headband berwarna putih itu memegang bahu Difa dan tersenyum. "Dari pada sama om-om, gimana kalo sama gua? Gua bayar lebih mahal deh," ujarnya yang membuat Difa menghempaskan tangan itu.

"Kok mau sih dipakai sana-sini, pantes aja itu dada kendor!" timpal salah satu pemuda itu yang membuat gelak tawa disana.

Difa yang sudah tidak kuat pun langsung berlari keluar kelas dengan air mata yang sudah keluar begitu deras. Sial, jadi ini rasanya di bully satu sekolah? Pantas saja setiap ia membully adik kelasnya atau teman seangkatannya itu membenci diriny, ternyata rasanya seperti ini.

"Lo.. Lo jahat, Alice" cicitnya dan menutup pintu rooftop. Ia merosotkan badannya lalu bersender pada pintu. Tangisnya semakin pecah saat merasa sesak didalam dadanya.

***

Gimana sama chapter 35 nya? Jangan lupa vote dannkomen ya!

Dukung terus karya bee ya! Aku juga mau minta tolong sama kalian untuk share ceritaku ke orang lain atau ke sosial media, thank youu!

Follow instagram : @cyntiafafuana

GILANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang