Chapter 43

1.4K 69 5
                                    

Happy reading✨

Kini, anak SMA Margantara sudah sampai ditempat tujuan nya. Dimana sopir bis yang didesak oleh ketiga pemuda yang tak lain adalah Yutha, Putra, dan juga Jordhan agar ngebut untuk cepat sampai ditujuan. Dan kini, Bali sudah berada di depan matanya.

"AKHIRNYA NYAMPE JUGA!" teriak Putra dengan mata berbinar. Ia merasa sangat tidak menyesal karna telah memberikan uang kepada sopir bis tersebut agar lebih cepat lagi. Jordhan merangkul pundak sahabatnya, "BALI, AKU PADAMU!" teriak keduanya secara kompak dan diiringi tawa.

Yutha yang disamping Arkan pun melirik, ia mengehela napasnya jengah saat berhadapan dengan seorang Arkan Alghozali.

"Heh Arkan si manusia kulkas! Kok lu biasa aja si? Gak heboh-heboh gitu," tanya Yutha dengan heran. Walaupun sudah pernah ke Bali, se-enggaknya tersenyum gitu. Tapi pemuda itu justru meliriknya malas. "Lebay," jawabnya santai dan kembali melangkahkan kakinya.

Yutha yang mendapay balasan tersebut mendelik, "AWAS LO ARKAN!" teriak Yutha sambil mengacungkan jari tengahnya.

Kini Gilang menggenggam tangan Alice agar gadisnya tidak pergi jauh-jauh dari dirinya. Gilang menyuruh teman-temannya mengambil kunci kamar dan ia menunggu disini. Begitu pun dengan Aletta yang mengantre didepan sana.

Aletta kembali sambil membawa kunci kamarnya, ia tersenyum dan menunjukkan kuncinya. "Yuk Al, udah dapat nih." ujarnya yang dibalas anggukkan dari gadis itu.

Alice menepuk lengan Gilang agar kekasihnya itu melepaskan tautan mereka. Setelah lepas, Alice tersenyum lebat dan menepuk pundk Gilang. "Aku gak papa, kamu gak usah kahwatir." ucapnya untuk menenangkan kekasihnya. Gilang tak membalas, ia beralih menatap Aletta, "Sekamar sama siapa?" tanya nya yang justru membuat Aletta meneguk ludahnya kasar.

Sial, dirinya bisa mendapatkan amukan dari seorang Gilang. Aletta berdeham untuk menghilangkan rasa gugupnya, "Sama Difa, Tessa, Manda." jawabnya yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Gilang. Alice yang menyaksikan pun langsung menarik pergelangan Aletta, "Aku duluan!" pekiknya dan membuat Gilang menghela napasnya.

***

Kini dikamar nomor 333 sedang ribut soal baju yang tidak ada, sendal mereka yang hilang sebelah, charger ponselnya yang entah kemana, serta benda lainnya yang memang tak mereka lihat.

"Baju gua mana anjir?" tanya Yutha yang heran saat ia tidak menemukan bajunya didalam kamar mandi. Pasalnya, ia sudah menaruh bajunya disana sebelum masuk kedalam kamar mandi, namun saat ia selesai mandi, bajunya sudah tidak ada. Gilang yang mendengar pun melirik sahabatnya yang masih shirtless. "Itu yang lo pegang apaan?" tanya Gilang dengan wajah datarnya. Yutha mendengus, "Ini baju kotor!" balasnya dengan nada sedikit kencang.

Yutha terus mencari bajunya sampai ia dapat. Pasalnya, ia sudah merencanakannya bahwa dihari pertama ia sampai di Bali, ia akan menggunakan baju tersebut. Namun sahabatnya yang berakhlak seperti setan itu mengumpetkan bajunya.

"Jordhan sialan!" pekiknya lalu memakai baju tersebut dan segera keluar kamar untuk mencari sang-pelaku.

Jordhan yang mendengar pekikan tersebut lantas langsung berlari sebelum tertangkap oleh Yutha. Bisa habis dirinya jika Yutha berhasil menemukan dirinya.

"Jordhan, kalo ketangkep jangan harap ntar malem tidur dikasur!" teriaknya yang masih mengejar Jordhan. Pemuda yang dipanggil namanya itu terkekeh, "Kayak bisa aja ngejar gua!" balasnya yang membuat Yutah tersulut emosi.

GILANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang