Suara tawa itu menjadi pusat perhatian Andra, saat pria itu justru memilih duduk dipisahkan oleh sungai dari mata air pegunungan. Tawa berasal dari gadis baru dia kenal seminggu lebih ini. Gadis yang berani membuat harinya kacau sekaligus merasakan banyak hal baru untuk pertama kali.
"Kamu nggak mau gabung sama mereka?"
Bella datang ikut duduk di samping dirinya.
Pria itu menggeleng tetap fokus melihat ke depan. Di mana Ergan tampak heboh karena berhasil menangkap seekor ikan kecil. Kehebohan pria itu disambut tawa oleh Ridwan, Fery juga Nayra.
"Nayra itu cantik."
"Nggak."
Jawaban cuek Andra membuat Bella senyum, "Kamu bikin kita pada bingung. Kamu sendiri bilang gadis itu nggak lebih dari pekerja rumah tangga yang kerja di rumahmu. Tapi saat Ergan maupun Ridwan hobi mengganggunya, kamu seakan membuat tanda kepemilikan kalau Nayra itu punya kamu."
"Gadis itu tanggung jawab aku. Nggak ada perasaan bodoh yang kamu maksud. Aku hanya berusaha jaga dia selagi dia kubawa pergi seperti ini."
"Jadi kamu terpaksa?"
"Ya."
"Tapi aku justru nggak yakin ya, sama jawaban kamu, Dra?"
Andra baru saja ingin menampilkan ekspresi tidak suka terhadap pertanyaan Bella, ketika suara keributan berasal di depan sana mengalihkan perhatiannya.
Nayra terjatuh ke dalam sungai dan para pria itu hanya bisa berteriak bodoh tanpa sigap menolong.
"Sialan." Desis Andra marah, dia beranjak berdiri sebelum meloncat terjun dan masuk ke dalam sungai.
Dia berusaha meraih tubuh itu saat Nayra tidak lagi muncul ke permukaan.
"Nayra!"
Andra berteriak lalu menyelam tidak lama karena dia berhasil meraih tubuh itu dan membawanya ke permukaan air. Nayra terbatuk tanpa henti gadis itu memeluk erat lehernya sambil menangis.
"Kau nggak bisa berenang! Tapi kenapa berani duduk terlalu tepi?!" Teriak Andra mengambil napas sebanyak mungkin, menepikan anak rambut yang menutupi sebagian wajah Nayra.
"Berhenti menangis, sekarang kau aman bersamaku."
Andra segera berenang ketepian dengan sigap mereka menolong.
"Salah satu dari kalian kembali ke vila dan ambil handuk."
"Nayra lo nggak apa-apa?!" Tanya Bella berjalan mendekat dan mengambil alih memeluk tubuh itu yang sudah Andra dudukan di dekatnya.
"Maaf merepotkan kalian ..." Lirih Nayra dengan perasaan takut.
"Nggak apa-apa Nay, ini bukan kesalahanmu." Jawaban Ergan membuat semua mata menatap padanya.
"Aku gendong ya?" Ucap Ergan dengan siap berjongkok di hadapan Nayra. Pria itu baru saja ingin meraih Nayra tapi lagi Andra menahan tubuhnya.
"Elo lanjut mancing cari ikan yang banyak, biar dia gue yang bawa."
Baik Ridwan, Fery dan Bella berusaha menetralkan suasana. Karena mereka ingin berteriak kesenangan melihat sikap spontan Andra.
<> <> <>
"Sudah selesai?"
"Iya,"
Andra masuk ke dalam tenda menatap Nayra yang sudah berganti pakaian.
"Mereka semua di halaman depan sedang bakar ikan, mau ikut turun atau mau di sini?"
"Ikut turun."
Tubuh Nayra sedikit tersentak kaget karena tangan Andra menempel di keningnya.
"Syukurlah nggak demam."
"A, aku bisa sendiri."
"Ingat perkataanku kalau aku nggak suka dibantah."
"Maaf,"
Walau malu Nayra memilih diam saat tubuhnya di gendong. Berjalan turun ke bawah dalam keadaan hening Nayra berharap debaran kencang jantungnya tidak diketahui Andra.
"Hai Nayra!"
Andra mendudukkan Nayra di salah satu kursi dekat mereka.
"Nay! Kamu harus coba duluan ikan yang pertama kali, kita dapatkan tadi."
Gadis itu mengangguk senang. Sendok Ergan mengarah ke mulutnya Nayra menyambut dengan decak kagum.
"Norak." Gumam Andra masih bisa di dengar Fery, kebetulan pria itu duduk di sampingnya.
"Mereka romantis kayaknya cocok. Gue lebih setuju Nayra sama Ergan dibanding Ridwan."
Andra tidak merespon dan memilih menyibukkan diri dengan ponsel.
"Abis ini kita mau ke mana?" Tanya Ridwan penasaran.
"Foto-foto dalam hutan sana bagus. Gue jadi bayangin saat Edward Cullen bawa Isabella Swan terbang dalam sana!" Teriak Bella kesenangan.
"Ayo! Gue bisa punya gambaran foto pre-wed, buat pernikahan masa depan gue sama Nayra — aw!"
Ergan berteriak sakit karena Ridwan menjitak keras keningnya.
"Apaan?! Sakit woi!"
"Pede kali mau nikah sama Nayra. Emang dia mau sama lo?! Yang ada dia mikir sepuluh kali buat mau sama lo. Sedangkan sama gue Nayra nggak nolak."
"Rese lo!" Ergan menerjang tubuh Ridwan. Mereka bergulat hingga tawa Nayra menghentikan perkelahian konyol itu.
Tawa ceria tercipta di wajah cantik nan manisnya, tawa yang memukau mereka berdua bahkan saat wajah gadis itu memerah karena malu.
<> <> <>
"Gue duluan yang foto!"
"Gue!"
"Elo ngalah demi gue, woi!"
"Stop! Kalian bakal tetap kebagian foto sama Nayra! Berhenti sikap kayak anak kecil!" Omel Bella.
Nayra, Ridwan dan Ergan berdiri di atas batu besar tengah hutan. Dengan Bella berada di bawah sibuk foto mereka secara gantian.
Ketika sudah puas dengan semua itu Ergan dan Ridwan beranjak turun. Mereka kembali heboh karena berusaha menolong Nayra yang akan turun.
Bukannya berhasil bantu Nayra turun mereka justru kembali bergulat di tanah membuat tawa Bella dan Fery pecah.
Nayra yang menyaksikan dari atas batu ikut tertawa. Tidak sadar dia sedang berada di atas tubuhnya tidak seimbang berdiri, belum sempat dia berteriak tapi dengan sigap tubuhnya jatuh dalam pelukan Andra. Wajah keduanya berjarak dekat dan lagi Nayra terpesona pada tatapan mata itu. Dia tidak mampu mengalihkan pandangan ke arah lain.
Tanpa keduanya sadari Bella tersenyum puas, dengan cepat tangan wanita itu mengabadikan sebuah moment keduanya melalui kamera.
<> <> <>
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heart Between Us
RomanceThis work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia ( Undang - undang Hak Cipta Republik Indonesia No. 28 Tahun 2014 ) =================================== Andra berpikir cerita hidupnya akan berjalan biasa saja. Menjalani ke...