Let You Go

443 36 6
                                    

Pantai Nihiwatu benar indah dan semakin indah bila di lihat di malam hari. Cahaya bulan serta taburan bintang di langit menambah kesan pantai semakin cantik. Ombak yang bergemuruh disertai setiap langkah kaki berpijak di atas pasir putih menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.

Semua keindahan itu seakan sirna di mata seorang Rafa. Ramainya pengunjung yang hadir menjadikan jiwanya terasa sepi. Rafa memilih berjalan sendiri disepanjang bibir pantai dan andai saja dia dalam keadaan bahagia tetapi hatinya sedang seperti ini. Bahkan para wanita cantik lalu-lalang di hadapan tidak mampu membuat pikirannya teralihkan.

Menyesal?

Jelas terjadi mencoba menghitung berapa banyak wanita yang dia permainkan selama ini.

Rafa memutuskan duduk di salah satu pendopo yang tersedia melihat langsung ke arah air laut. Kejadian pagi tadi membuatnya seperti ini hidupnya secepat itu jungkir balik hanya karena satu nama, Nayra.

"Napa kita mesti mencintai orang yang sama Kak?! Napa mesti Nayra? Gue bahkan nggak ngerti napa semua ini bisa jadi! Apa ini hukuman buat gue? Karna udah banyak permainkan hati wanita? Apa benar? Tapi napa kita berdua harus mencintai orang yang sama Kak!"

"Karena cinta emang sulit ditebak Raf."

Pria itu menoleh dan detik itu juga dia seakan menjadi begitu lemah.

<> <> <>

"Dan pada akhirnya, barbie hidup bahagia bersama Pangeran yang dia cintai, yeay!" Ucap Nayra tersenyum sambil menutup dongeng yang dia bacakan untuk Lucy.

Setelah membetulkan letak selimut Louis dan Lucy gadis itu berlalu keluar kamar, sebelumnya dia kembali memastikan sih kembar sudah terlelap tidur baru benar menutup pintu kamar.

"Terima kasih, Nayra."

Gadis itu menoleh tersenyum pada Gina, "Iya Tante sama-sama."

"Maaf merepotkanmu."

"Nggak kok, aku justru suka bisa semakin dekat sama mereka."

Gina tersenyum, "Tendy ingin menemuimu di bawah."

"Tendy?"

"Iya, dia bilang dia kangen kamu."

Nayra tertawa, "Tante jangan percaya, Tendy memang seperti itu."

Setelah gadis itu pergi Gina menoleh melihat ke arah balkon yang terbuka ada Andra di sana. Berdiri membelakangi dirinya seakan sedang sibuk menikmati pemandangan langit malam.

Gina berjalan mendekat dan berdiri di sampingnya, "Sedang melamun?"

"Tante."

"Kamu sedang pikirin Nayra?"

"Nggak."

"Jawab saja iya, Tante bisa lihat bagaimana cara kamu berdiri diam di depan kamar kembar tadi. Kamu nggak hanya memperhatikan keduanya saja tetapi juga Nayra, iya bukan?"

"Tante aku —"

"Tante benar, kan? Dia awalnya bukan tipe kamu tapi sekarang jadi yang paling berarti dalam hidupmu?"

Andra menghela napas, "Nggak. Tante salah jika mengartikan aku menyukai dia."

"Bagaimana bisa kamu membohongi Tante? Apa kamu lupa kalau Tante nggak mudah dibohongi? Mulut bisa berkata bohong tapi nggak dengan hati kamu Andra."

"Baiklah aku menyerah kalah."

Gina tersenyum senang, "Kalau kamu sudah sadar dengan perasaan itu, kenapa nggak cepat diungkapkan? Jangan sampai menyesal."

The Heart Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang