Je T'aime

473 40 13
                                    

"Ih, Tendy!"

Teriakan kesal itu bukan membuat Tendy berhenti berlari justru sebaliknya. Pria itu semakin tertawa keras sambil berjalan mundur menatap wajah kesal namun semakin cantik itu.

"Nyebelin! Kamu tadi main bawa aku pergi ke tempat teman kamu, terus aku di dandani seperti ini pakai gaun bagus, sebenarnya kita mau ke mana?"

"Om mengadakan pesta besar diujung pantai dengan menyewa segalanya. Kamu bisa lihat nanti betapa ramai yang datang percaya kata aku, kamu pasti akan mengucapkan kata terima kasih karena datang dengan nggak salah kostum."

"Tendy tungguin!" Nayra berusaha mengejar tetapi sepatu tinggi dia gunakan menyebabkan larinya tidak beraturan.

Gadis itu merasakan kesal sebelum melihat penampilan Tendy juga terlihat tampan malam ini. Pria itu menggunakan kemeja putih dipadukan dengan jas warna biru muda dan rambutnya juga tertata rapi. Nayra baru menyadari Tuan Baskoro mengeluarkan banyak uang hanya untuk pesta seperti ini.

Nayra menatap penampilan dirinya sendiri. Dia memakai baju tanpa lengan berwarna soft pink, dipadukan rok selutut warna putih. Begitu cantik kapan dia bisa menggunakan pakaian semahal ini lagi? Terakhir dia memakainya sebulan lalu saat Tendy membawanya ke pesta dansa.

"Ayo masuk! Aku akan kasih tahu kalau kamu berhasil kejar aku! Tentang apa yang aku katakan malam tadi!"

"Tendy!" Teriak Nayra dengan tubuh tidak seimbang, dia berlari mengejar pria itu yang sudah menghilang ke dalam resort.

"Tendy nyebelin! Iya! Sama juga seperti sepatu tinggi ini!" Gadis itu mengomel sendiri.

Saking sibuknya mengomel Nayra tersandung kakinya sendiri tapi secepat itu juga seseorang menangkap tubuhnya. Dia sekarang berada dalam pelukan orang dia kenal, Andra.

Gadis itu terpaku.

Jarak wajah mereka dekat tapi bukan itu membuatnya diam seperti ini, melainkan sepasang mata Andra seakan mengunci pandangannya.

"Kenapa lari-lari, hmm?"

Nayra mengerjapkan mata mencoba menjawab tapi lidahnya terasa kaku.

"Percayalah jika jatuh dari tangga itu menyakitkan. Aku sudah pernah rasakan."

Jantung Nayra tiba-tiba berdebar kencang di luar kendali.

"Te, terima kasih."

Andra tersenyum kecil perbuatannya itu membuat Nayra terpaku nyaris tidak berkedip.

"Aku nggak keberatan jika kamu mau, kita dalam posisi ini sepanjang malam."

Nayra mengalihkan pandangan menyadari kedua tangannya memegang kedua lengan Andra dirinya segera menjauh.

"Mau bareng?"

Nayra mengangguk.

"Ayo."

Langkah kakinya berjalan duluan tapi tangannya dengan sigap diraih Andra.

"Iya?"

Andra kembali memeluk pinggangnya membuat jarak mereka kembali dekat.

Pria itu menatap dalam diam gadis yang berhasil meruntuhkan pertahanan dirinya. Dia akan membiarkan malam ini menjadi malam terakhirnya bersama Nayra sebelum sikap Andra berubah dingin kembali seperti saat pertama kali gadis itu mengenalnya. Hanya untuk malam ini Andra membiarkan dirinya menjadi seseorang yang lain sebelum mengubur dalam perasaan dia rasakan ini.

Andra mengarahkan bibirnya ke telinga kanan Nayra tersenyum lembut sebelum berkata,

"Je t'aime, Nayra Divina."

The Heart Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang