Nayra melihat sekitarnya halaman yang penuh dengan deretan parkir mobil. Saat ini dia sudah keluar dari dalam mobil bersama Tendy.
"Tendy kita sebenarnya mau ke mana?"
Tendy menggenggam tangan Nayra dan tersenyum, "Ngajak kamu masuk ke dalam. Kamu dengar suara lagu sedang diputar? Di dalam sana ada pesta besar kita akan ke sana."
"Ta, tapi ... aku takut."
"Kenapa mesti takut, cantik? Ada aku kamu aman."
"Aku nggak terbiasa ke tempat seperti ini maaf ..."
"Justru itu aku akan buat kamu terbiasa sama keramaian seperti ini, senyum ya? Jangan tegang di dalam sana nggak akan ada yang gigit."
Mereka tiba di pintu aula Tendy tahu saat ini mereka sedang jadi pusat perhatian.
<> <> <>
Baik Rafa maupun Andra tiba-tiba saja terjerat dalam hal sama. Mereka berdua sama seperti lainnya dengan kompak melihat ke pintu aula masuk.
Mungkin kalau Rafa terang-terangan menunjukkan bahwa dia terpesona pada apa dirinya lihat. Berbeda dengan Andra pria itu justru mencoba mengalihkan pikiran saat hati dan logika sedang berdebat. Andra berusaha mengalihkan pandangan tetapi matanya seakan terpaku. Melihat seseorang berdiri di depan sana tidak sendiri ada seseorang dia kenal juga ikut berdiri di sampingnya.
Berbagai pertanyaan memenuhi pikiran Andra. Siapa sosok wanita yang berdiri di samping Tendy? Siapa sosok yang berani membuatnya terpaku seperti ini? Benarkah jelmaan bidadari itu ada?
Wanita itu perlahan mulai berjalan mendekat padanya dan ketika sudah berdiri di hadapan Andra baru menyadari mata itu. Mata hanya dimiliki oleh gadis yang sukses menjungkir-balikan dunianya. Gadis yang awalnya selalu bersikap ceroboh tapi selalu mengusik pikiran.
Terbalut dalam gaun panjang tanpa lengan warna hijau tosca, dengan rambut bergelombang dibiarkan terurai, mata itu seakan mengatakan padanya bahwa dia sudah kalah. Bahwa dia sama seperti lainnya tidak mampu menolak pesona dipancarkan gadis itu.
"Kami nggak telat datang? Gue rasa belum." Sapa Tendy ke Andra dengan senyum lebar.
"Gila lo Tendy! Lo nemu bidadari di mana?! Gue juga mau!" Arban berteriak heboh.
"Limited editon. Nggak ada lagi kayak gini dan maaf, Anda belum beruntung." Ucap Tendy tertawa.
Pandangan mereka bertemu Nayra tersenyum tipis ke arah Andra, sedangkan pria itu mengalihkan pandangan tanpa mau menatapnya lagi. Nayra berpikir bahwa dia pasti jelek hingga Andra malu melihatnya.
<> <> <>
Nayra menatap Tendy dengan ekspresi cemberut. Hal ini membuat pria itu gemas dan mencubit lembut kedua pipi gadis itu.
"Tendy nyebelin."
"Kok aku menyebalkan?"
"Kamu banyak bohongnya. Kamu bilang mau jalanin misi? Tapi mana? Kenapa kita jadi ke sini?"
Tendy tertawa, "Kita emang lagi jalankan misi, cantik."
"Bohong."
"Nggak bohong."
"Tapi kenapa sekarang kita berada di tengah seperti ini? Jangan bilang kamu mau dansa? Tendy aku nggak bisa dansa,"
"Aku ajarin tenang ya?"
Saat lagu akan diputar Tendy menghilang di antara keramaian, membuat Nayra cemas dan ingin mencari tetapi Andra muncul kini berdiri di hadapannya.
"Sorry bro, gue tarik lo soalnya gue tiba-tiba ada urusan mendadak. Dari pada Nayra dansa sama orang yang nggak dia kenal mending dia sama lo, bye!"
"Tendy mau ke mana?" Nayra berujar cemas tapi pria itu menghilang lagi.
Dengan gugup gadis itu mendongak menatap Andra.
"Mau dansa denganku?" Tanya pemilik wajah mempesona itu. Meskipun terkesan datar dengan wajah nyaris tanpa ekspresi Andra memulai pembicaraan.
"Aku ng ... nggak bisa dansa."
Lagi Nayra melihat senyum kecil itu senyum yang membuatnya kembali terpaku. Hingga tidak sadar bahwa sekarang dirinya sudah berada dalam pelukan Andra.
Tubuhnya dibawa mendekat Nayra merasakan wajahnya bersemu merah karena ditatap seperti itu oleh Andra.
Andra mendekat bibirnya berhenti di telinga kanan gadis itu, "Kamu pakai sihir?"
Nayra mengernyitkan dahi menatap bingung.
"Aku bahkan nggak sadar, ternyata wujud aslimu seperti ini."
"Aku nggak ngerti ...?" Tanya Nayra bingung.
"Kamu nggak perlu mengerti."
Alunan musik lembut mulai menuntun mereka semua untuk segera dansa. Nayra hanya mengikuti setiap pergerakkan tubuh Andra, sebelum pria itu dengan tiba-tiba menghentikan dansa mereka.
"Aku cukup sampai di sini sekarang giliran dia, menahan kesal karena ingin berdansa denganmu."
Nayra menatap kepergian Andra dan sekarang Rafa berdiri di hadapannya. Gadis itu meringis menatap wajah yang tiba-tiba saja menahan marah.
"Pria bodoh itu menculikmu, sebenarnya aku yang bawa kamu pergi duluan."
Nayra ingin tersenyum karena Rafa terlihat menggemaskan dengan wajah cemberutnya. Dia ingin melangkah mundur Rafa menarik tubuhnya mendekat.
"Ayo kita berdansa, cantik. Kamu harus membayar semua kemarahan diriku karena kehilanganmu sore tadi."
Tawa Nayra adalah hal pertama ingin dia lihat dan detik ini Rafa menyadari satu hal tentang perasaan apa hinggap di hati. Perasaan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya, perasaan membuat dia bahagia, perasaan hanya muncul saat berhadapan dengan gadis ini perasaan bernama,
Cinta.
<> <> <>
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heart Between Us
RomanceThis work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia ( Undang - undang Hak Cipta Republik Indonesia No. 28 Tahun 2014 ) =================================== Andra berpikir cerita hidupnya akan berjalan biasa saja. Menjalani ke...