"Terima kasih kuenya, buatan kamu emang super lezat!"
Nayra tertawa senang Tendy menampilkan ekspresi berlebihan.
"Lain kali buatkan aku lagi, tanggung jawab karena aku ketagihan!"
Nayra mengangguk tidak bisa menyembunyikan senyum.
"Kalau gitu aku pulang dulu selamat malam Nayra, selamat mimpikan aku."
"Nggak mau,"
"Harus mau!" Ucap Tendy penuh tawa sebelum masuk ke dalam mobil pria itu mengacak pelan puncak kepala Nayra, membuat gadis itu manyun dan itu terlihat lucu.
"Bye-bye cantik!"
"Hati-hati di jalan,"
Nayra semangat melambaikan tangan setelah mobil berlalu pergi gadis itu memutar tubuh,
"Kyaaaa — hmmpp!"
Teriakan gadis itu membuat Rafa menutup mulutnya menggunakan telapak tangan pria itu.
"Jangan teriak-teriak nanti orang rumah pada keluar, dikira mereka ada apaan."
Nayra mengangguk dan Rafa dengan senyum melepaskan.
"Ma, maaf ... kamu buat kaget tiba-tiba berdiri di belakang,"
"Aku tampan gini masa kamu kaget? Emangnya aku hantu?"
"Bukan gitu ..."
"Kamu ada hubungan apa dengan Tendy? Kalian sepertinya akrab?"
"Kami teman,"
"Kamu kenapa masih canggung sama aku? Nggak mau tahu kamu harus ubah sikap kamu ini ke aku. Dengan Tendy kamu bisa masa dengan aku nggak? Awas saja, kalau kamu masih seperti ini aku akan kasih pelajaran."
Nayra melotot dan spontan mengangguk.
"Tambah cantik bikin gemas!"
Kecupan di pipi kanan membuat gadis itu merasakan debaran tidak dapat dia mengerti. Pria itu tertawa sebelum berlalu masuk meninggalkan Nayra dengan tubuh berdiri kaku.
Gadis itu masih mencoba menormalkan detak jantungnya. Nayra tidak mengerti dengan apa yang telah terjadi. Bahkan dia tidak menyadari berapa lama dirinya sibuk berpikir dan saat tersadar dari lamunan, Nayra bermaksud untuk segera masuk tapi dia merasakan kehadiran seseorang di belakangnya.
"Sampai kapan mau berdiri di sini?"
Memutar tubuh dan kaget menatap Andra sudah berdiri di hadapan.
"Kenapa diam?"
Nayra mengerjapkan mata mencoba menormalkan detak jantung atas kejadian tadi. Tapi sekarang bukannya kembali normal Nayra merasa debaran itu lebih kencang dari sebelumnya.
Dia tiba-tiba saja merasa kesulitan menelan ludah menyadari Andra begitu tampan, dengan kemeja putihnya yang tipis sudah kelihatan basah karena hujan. Nayra berusaha mengalihkan pandangan tapi dengan lancang arah matanya menelusuri sepanjang otot lengan pria itu tercetak jelas. Tiba-tiba saja Nayra merasa pernapasannya mulai sesak.
"Ma, maaf."
Hanya kata-kata itu dapat dia pikirkan saat ini.
"Aku lelah ingin istirahat. Jika Papa dan Mama bertanya bilang saja aku sudah pulang dan tidur, mengerti?"
Nayra mengangguk.
"Dan satu lagi jangan biarin Rafa masuk ke dalam kamarku jika dia sampai masuk, kamu orang pertama yang akan kucari."
Setelah Andra pergi Nayra mencari tempat bersandar. Banyak hal baru dia rasakan. Kenapa berada di dekat Andra atau Rafa dia merasakan hal aneh?
Mereka berdua saudara kandung dengan karakter berbeda. Dan Nayra sekarang benci terjebak dalam situasi tidak dapat dia mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heart Between Us
RomanceThis work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia ( Undang - undang Hak Cipta Republik Indonesia No. 28 Tahun 2014 ) =================================== Andra berpikir cerita hidupnya akan berjalan biasa saja. Menjalani ke...