I'm Sorry

521 66 8
                                    

Langkah kaki itu terasa berat dengan perasaan bersalah lebih mendominasi atas sikap dan kejadian dirinya rasakan. Pikirannya kacau bahkan hari ini pekerjaan di kantor terasa melelahkan kemudian satu-satunya alasan kenapa dia bisa seperti ini penyebabnya adalah dia sendiri.

Rafa mengusap resah wajahnya sebelum melangkah mendekati seorang gadis sedang terlelap di sore hari. Sarung tangan, gunting kebun, pakaian yang kotor karena tanah terlihat saat dia mendekatinya.

Terlihat manis.

Segala hal dilakukan Nayra terlihat manis di mata Rafa. Gadis itu berbeda dari kebanyakan wanita dia kenal. Rafa berjongkok memandang wajah terlelap yang menyandarkan kepala di meja taman. Wajah itu kotor tapi tetap saja tidak mengurang sedikit pun rona kecantikan alaminya. Puas menatap semua tangan Rafa terulur menepikan anak rambut menutupi wajah Nayra.

Sadar atau tidak wajahnya mendadak maju hanya tersisa sedikit jarak saat mata indah itu terbuka.

Rafa menghentikan aksi dia menatapnya dengan senyum tanpa ingin memberikan jarak pandangan mereka bertemu. Semilir angin sore menandakan bahwa keresahan hati dan pikiran pria itu perlahan menghilang.

Lima detik menunggu Nayra akhirnya sadar penuh dan memberikan jarak. Saking kagetnya gadis itu tidak sadar posisinya tertidur di lantai bergerak mundur hingga kepalanya terbentur kursi.

Gadis itu meringis kesakitan sebelum tawa Rafa mengalihkan sakitnya. Dia ingin marah secepat itu juga tangan Rafa bergerak maju mengusap lembut belakang kepalanya yang sakit.

Nayra terpaku.

"Sudah lebih baik?"

"Iya,"

"Kamu kenapa lucu sekali? Aku gemas, cantik! Saking gemasnya aku ingin cium kamu."

Nayra menatap cemberut dan Rafa mencubit pelan hidungnya.

"Aku ingin cium bibir kamu. Bibir yang aku yakin belum pernah disentuh oleh siapa pun."

Perasaan sakit itu mendadak melingkupi perasaan Nayra karena perkataan Rafa seakan menjadi tamparan keras untuknya. Bahkan Nayra mulai berpikir apakah pria itu masih berlaku sama menganggapnya teman kalau saja Rafa tahu, bahwa ciuman pertamanya sudah diambil oleh saudara kandung pria itu sendiri.

<> <> <>

"Raf,"

"Iya cantik?"

"Kita mau ke mana?"

"Sebentar lagi kamu akan tahu."

"Kamu mau kasih aku kejutan?"

"Maunya sih lebih dari itu."

"Raf, aku buka penutup kepala —"

"Jangan! Maksudku tunggu sebentar. Iya ini masih proses persiapan."

Setelah menunggu dengan sabar akhirnya Rafa membolehkan dirinya membuka penutup mata. Hal pertama Nayra lihat adalah lilin-lilin selanjutnya diikuti suara musik dan banyaknya hidangan tersaji atas meja.

"Rafa ini?"

"Ungkapan maafku." 

"Maksudnya?" 

Rafa mencubit gemas kedua pipi Nayra sebelum kembali duduk.

"Makan dulu setelah itu aku akan jelaskan." 

Nayra tersenyum mengangguk sambil melihat sekelilingnya. Rafa membawanya ke sebuah tempat gadis itu pikir pasti mahal untuk bisa makan di sini.

Puas menyantap hidangan tersaji Nayra memutuskan menyerah. Perutnya sudah kenyang dan sekarang sibuk menikmati es krim.

"Berdiri, yuk!"

"Mau ke mana?"

"Nggak ke mana-mana, aku hanya mau ngajak kamu dansa."

Wajah Nayra berubah khawatir, "Raf, kamu 'kan tahu aku nggak bisa dansa ..."

"Tahu dan aku tetap ajarin kamu."

Rafa membawa tubuh itu menempel padanya tersenyum sebelum mulai menggerakkan irama tubuhnya. Alunan musik mulai terdengar Rafa menatap wajah di hadapan dengan perasaan tidak bisa dia ungkapkan hanya dengan kata-kata.

...

If i had to live my life without you near me
The days would all be empty
The nights would seem so long
With you I see forever oh so clearly
I might have been in love before
But it never felt this strong

Our dreams are young and we both know
They'll take us where we want to go
Hold me now, touch me now
I don't wanna live without you

Nothing's gonna change my love for you
You oughta know by now
How much i love you
One thing you can be sure of
I'll never ask for more than your love

Nothing's gonna change my love for you
You oughta know by now
How much i love you
The world may change my whole life through
But nothing's gonna change my love for you

Westlife - Nothing's Gonna Change My Love For You

...

"Rafa?"

"Aku ingin minta maaf atas kejadian menimpa dirimu kemarin. Aku tahu maaf saja tidak cukup untuk sesuatu yang hampir merenggut kehormatanmu. Nayra aku memang pria berengsek bahkan lebih berengsek dari pria itu. Tapi malam ini dengan tulus aku ingin mengucapkan kata maaf."

"Rafa ..."

"Semua karena aku sungguh salah aku, kamu sampai mengalami hal seperti ini karena aku —"

"Kamu nggak salah, semua terjadi bukan salah kamu ... aku bahkan nggak pernah berpikir bahwa kamu penyebab semua ini. Rafa jangan seperti ini jangan buat aku ..."

"Aku apa?"

Nayra rasanya ingin menangis, "Takut, sikapmu nggak akan sama seperti ini lagi jika kamu tahu yang sebenarnya."

Rafa menatap bingung.

Tahu bahwa aku gadis gampangan, yang dengan mudah memberikan ciumanku pada Andra. Batin Nayra menahan tangis.

Walau bingung Rafa memilih membawa tubuh itu ke dalam pelukan.

"Kamu nggak perlu takut aku yakin, Andra sudah membuat pria itu jera dan nggak mengulang kejadian sama terhadapmu. Ada aku jadi mulai sekarang kamu nggak perlu takut."

Rafa tersenyum menempelkan keningnya pada kening Nayra meresapi segalanya sebelum berkata,

"I'm sorry Nayra." Ucap Rafa tersenyum sebelum mengecup bibir mungil itu,

And i love you. Batin Rafa melanjutkan perkataan dan sedetik itu juga dia menyesal. Ungkapan terakhir untuk saat ini hanya bisa dia katakan dalam hati.

<> <> <>

The Heart Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang