Dangerous (2)

488 64 10
                                    

Suara keras dari dentuman musik tidak membuat para pengunjung merasa risih justru sebaliknya. Semakin keras musik menggema maka semakin tinggi juga mereka rasakan untuk bersenang-senang sepuasnya. Suasana yang remang dengan sedikit cahaya dibeberapa bagian menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung klub malam.

Tetapi dari semua yang datang satu gadis polos sejak beberapa jam lalu mencuri banyak perhatian. Bagaimana tidak datang dengan pakaian sopan, wajah polos tanpa make-up, seakan mengetahui para pria menatap ganas menjadikan gadis itu sebagai mangsa utama. Gadis itu tidak sendiri ada pria membawanya ke tempat ini di mana menjadi tempat favorit mereka hobi dengan dunia malam.

Dia—Ergan pria memiliki sejuta pesona sibuk memuaskan nafsu melalui ciuman panas, dengan wanita bayaran di tempat dia datangkan sejak sore. Tidak hanya satu wanita tetapi dua wanita yang duduk di antara kiri dan kanannya.

Inilah nikmat hidup pikir pria itu sebelum isak tangis membuyarkan kenikmatannya. Di sudut sofa gadis cantik belum lama ini dia kenal masih saja menangis dan mencoba melepaskan diri, yang sebentar lagi akan menjadi pemuas nafsu utamanya malam ini.

"Gue bayar kalian berdua dengan harga tinggi. Selagi gue sibuk muasin nafsu, gue minta kalian buat pegang dia jangan sampe lepas." Ucapnya kepada dua penjaga laki-laki sudah dibayarnya untuk menjaga gadis cantik tersebut.

"Siap!" Jawab keduanya dengan semangat.

"Kamu nggak ingin tidur denganku, honey?"

Ergan tersenyum, "Malam ini aku mau tidur sama perawan gimana, dong?"

"Aku bisa memuaskanmu lebih dari gadis bodoh itu. Lihat saja sejak sore tadi dia menangis konyol, bahkan sampai sekarang tangisannya membuatku berasa tuli, ayolah beib?"

Tangan-tangan itu kembali meremas otot-otot tubuhnya, Ergan mulai merasakan bosan sehingga tanpa bicara lagi beranjak berdiri dari sofa.

"Kalian boleh pergi, gadis ini sama gue malam ini."

"Kalo ada apa-apa, lo bisa panggil kita berdua di depan."

"Pasti!"

<> <> <>

Nayra tidak pernah berpikir bahwa hidup itu bisa begitu keras. Ketakutannya akan berujung pada kenyataan tentang orang dia percaya sudah dia anggap sebagai teman tega membohonginya. Nayra menyesal menerima ajakan pulang dari Ergan sore tadi.

Kepalanya pusing akibat menangis sejak tadi dan sekarang dengan sisa tenaga dimiliki dia berusaha melepaskan tangannya digenggam kuat oleh Ergan. Mereka berjalan melewati keramaian orang-orang yang sibuk menari riang hingga mulai memasuki koridor dengan banyak pintu. 

"Lepasin aku ...!"

"Nanti Sayang, aku akan lepaskan kamu setelah kita di dalam kamar."

"Kenapa kamu tega lakukan ini padaku?!" 

"Aku akan lakukan apa pun untuk bisa dapatkan, apa yang aku mau termasuk kamu, cantik." 

Nayra menangis berusaha memukul pria itu, lalu Ergan mendorongnya masuk ke dalam kamar dan mengunci cepat pintu. 

"Sejak pertama aku melihatmu kamu tahu, cantik? Apa yang terbesit dalam pikiranku saat itu? Menidurimu. Ketika peluang itu hampir ada majikan bodohmu menghancurkan segalanya. Seandainya dia izinkan kamu tidur satu kamar denganku di vila, oh! Semua akan terwujud apalagi untuk menyingkirkan Ridwan sangat mudah. Tapi apa yang aku dapatkan? Hanya sia-sia!"

Mencoba menjauh dari pria menakutkan seperti itu di saat pikiran Nayra kacau serta takut.

"Dan sekarang lihatlah! Aku akan mendapatkan tubuhmu, cantik!"

Ergan menarik tubuh itu mendekat lalu melemparnya ke atas tempat tidur. Tenaga Nayra tidak sebanding dengan tenaganya jauh lebih kuat terlebih gadis itu menggunakan rok berbahan kain selutut, semakin memudahkannya menanggalkan semua pakaian Nayra.

Ergan menahan kedua tangan Nayra dan wajah cantik itu semakin membuatnya bergairah.

"Lepasin aku! Lepas ...!"

"Ayo berteriak sepuasmu cantik, hingga kamu lelah dan pada akhirnya menyerah."

Ergan menekan tubuh Nayra lalu menghujani gadis itu dengan ciuman di wajah dan leher.

"Lepas ...! Jangan lakukan ini! Kumohon?!"

"Diam, cantik! Kau akan menyukai apa yang akan kulakukan, jadi nikmati saja!" Teriak Ergan kembali berusaha mencium gadis itu.

Ketika dia berhasil menyatukan bibirnya, dengan penuh nafsu Ergan menghisapnya keras sebelum melumatnya tanpa ampun.

"Nggak — hmmpph! Lepasin aku! Nggak mau ...!!!!"

Suara keras dari pintu kamar yang didobrak paksa secara tiba-tiba, mengagetkan kemudian pria menghentikan aksi untuk melihat siapa seseorang berani mengganggu kesenangannya.

"And ... Andra?" Ucapnya setengah tak percaya.

Sebelum pria itu bangun tubuhnya sudah ditarik menjauh, selanjutnya pukulan keras menghantam berkali-kali wajahnya.

"Berani kali lo culik dia, beraninya lo sentuh apa yang udah jadi milik gue! Berengsek!!!!"

Ergan berusaha melepaskan diri dan melawan tetapi Andra menghajarnya keras. Dia terjatuh dan darah menghalau pandangan lalu mulai merasakan tenaganya melemah, Ergan menyerah kalah bahkan untuk kabur saja dia sudah tidak sanggup.

Tubuhnya ditarik keluar kamar layaknya seperti sekarung sampah. Sebelum kembali ditendang di hadapan orang-orang ramai menonton. Karena aksinya itu musik dimatikan dengan cepat lalu kerumunan mulai memenuhi sekitar mereka.

"Ini belum seberapa, karna bakal gue pastikan lo bayar semua atas perbuatan menjijikkan lo lakuin barusan. Lo berani sentuh milik gue itu udah lebih dari cukup gue buat hidup lo menderita."

<> <> <>

The Heart Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang